"Assalamualaikum."Tok! Tok! Tok!Ucap Mas Maftuh mengucap salam, kemudian mengetuk pintu. Ya walau pintu rumah ini terbuka, tetap ia ketuk. Mungkin biar tuan rumah segera mendengar, kalau ada tamu yang datang. Rumah ini terlihat sepi di ruang tamu. Mungkin mereka lagi ngumpul di ruang lain. Semakin dekat, maka degub jantungku semakin tak menentu. Semakin menjadi, karena bagiku Bu Putri, sudah lebih dari rasa saudara. Beliau sangat membantuku. Banyak aku memiliki hutang budi pada beliau."Kok, nggak ada respon, ya?" tanya Mas Maftuh, kepalanya terlihat melongok ke dalam. Seolah memastikan di rumah itu ada orang atau tidak. "Ada mobilnya Pak Aksa. Berarti Pak Aksa sudah pulang. Jelas rumah ini ada orangnya," ucapku. Mas Maftuh terlihat manggut-manggut. "Iya, sih," balasnya lirih. "Coba salam lagi, Pa!" pinta Azkia. "Iya, coba lagi aja!" sahutku juga. Mas Maftuh manggut-manggut saja. Kemudian terlihat mengatur napasnya terlebih dahulu. "Assalamualaikum."Tok! Tok! Tok!Mas Maftuh
Read more