Fadel dan Hawa mengantar Selina pulang. Fadel menyetir mobil sedangkan Hawa duduk di belakang menemani Selina.Selina mulai sadar. Hawa pun langsung memberinya air minum lagi.“Teh, aku kok ada sama Teteh?” tanya Selina mengedarkan pandangannya. Dia masih merasa pusing. “Aku mual, tolong matikan AC-nya!”Fadel pun langsung mematikan AC mobil dan membuka sedikit jendela mobil agar tidak pengap.“Adikku, alhamdulillah kamu selamat. Tadi dr Andra menemukanmu pingsan di trotoar. Beruntung dr Andra kalau orang lain amit-amit,” sahut Hawa merangkul adiknya, membiarkan Selina bersandar di bahunya.“Ough!”Selina meringis dengan memegangi kepalanya.“Kamu demam,” ucap Hawa menyentuh keningnya. “Ah, ponselku …” lirih Selina. Dia menegakkan tubuhnya.“Kenapa?” tanya Hawa bingung.“Ponselku dicopet tadi Teh di bus. Lalu aku kejar pencopet itu tapi percuma mereka hilang begitu saja,”Selina merapikan khimarnya yang berantakan. Dia masih mengingat sisa-sisa kesadarannya. Seseorang telah menolongn
Read more