“Jam berapa kumpul di sekolah?”Selina mengalihkan topik bahasan.“Jam dua belas saja, selesai mengajar,” jawabnya. “Bu Selina ada jadwal ngajar hari sabtu?”“Ada, kelas bawah,”“Oh, bagus kalau begitu,”“Ya Bu Winda, makasih ya infonya, aku pamit mau pulang,” ijin Selina mengakhiri percakapan.“Tentu Bu Selina, hati-hati di jalan! Sampai nanti ketemu hari sabtu,”Winda melambaikan tangannya.Sementara itu di rumah Hawa, Fadel terus saja membujuk Hawa agar ikut reuni. Toh, bukan acara di kampus tapi hanya sekedar makan-makan.“Mau ‘kan nemenin Abang? Soalnya Abang gak enak kalau gak ikut,” jelasnya dengan penuh harap.“Gak ah,”“Please, Sayang,”Fadel mendekatkan wajahnya ke wajah sang istri.Cup.Tiba-tiba dia menempelkan bibirnya pada bibir sang istri. Lalu dia menarik sang istri untuk direngkuhnya.“Kamu nemenin Abang! Jangan dengar omongan orang lain! Kita yang menjalani hidup kita dengan penuh syukur,”Seolah Fadel tahu isi kepala Hawa. Dan, ternyata di balik sikapnya yang temper
Read more