Beranda / Romansa / Mendadak Kawin / Bab 131 - Bab 140

Semua Bab Mendadak Kawin: Bab 131 - Bab 140

161 Bab

BAB 131

Brian memekik dalam hati, tangannya mencengkeram kuat pinggul Heni, membantu wanita itu bergerak cepat di atas tubuhnya. Sungguh kalau saja mereka tidak sedang berada di kost saat ini, Brian ingin mendesah sekeras-kerasnya."Hen ... gila! I-ini ... aduh, Hennn!" akhirnya Brian meracau, dia tak sanggup lagi! Brian berusaha melawan sekarang, malu saja kalau dia kalah dari Heni. Bagi Brian, menang melawan sang istri dalam urusan ranjang adalah hal mutlak! Brian memaksa tubuh diatasnya jatuh kebawah, ia balas menindih dan memegang kendali kuasa. "Nggak ada protes, ya! Di sini kamu yang lagi dihukum bukan aku!" ucap Brian dengan segera sebelum istrinya mengajukan protes. Mata itu membelalak, namun Brian sudah tidak ada waktu lagi. Dia mulai mengambil kendali dan dia bersumpah bahwa tidak akan pernah dia lepaskan Heni sebelum dia menangis memohon ampun! ***Heni terengah, ia membiarkan tubuh itu ambruk ke atas tubuhnya. Tidak peduli tubuh polos bersimbah peluh itu makin membuat tubuhnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-07
Baca selengkapnya

BAB 132

Jose melangkah hendak kembali ke rumah sakit setelah membeli beberapa botol air mineral dari minimarket, ia mendadak berhenti ketika melihat sosok itu nampak baru saja turun dari sebuah mobil dan diikuti sosok lain. Jadi itu suami Heni? Jose tertegun, senyum getir tergambar di wajah. Beruntung sekali lelaki itu bisa memiliki Heni seutuhnya? Sedangkan Jose saja ... ah! Bukankah dulu Jose yang goblok? Dia sudah hampir mendapatkan hati gadis itu ketika kemudian memutuskan kembali pada Dias. Sebuah keputusan bodoh yang masih sangat dia sesali sampai saat ini. "Kamu semangat jaganya ya! Ingat, kalo ada apa-apa yang ganjel di hati, ngomong! Kita ngobrol pake kepala dingin, berdua dan bahas solusinya. Ngerti?"Meskipun agak jauh, telinga Jose bisa menangkap suara itu. Ah ... ternyata seperti ini lelaki yang sukses membuat gadisnya jatuh hati dan melupakan dia? "Iya aku ngerti kok. Mas hati-hati, semangat juga jaganya, oke?"Hati Jose berdesir pedih ketika tangan itu mengelus kepala Heni,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-08
Baca selengkapnya

BAB 133

"Baru sampai Solo, Ma. Kemarin nengokin Heni." jawab Brian seraya melangkah keluar dari mobil. "Kamu libur?" tanya suara itu kaget. "Ini langsung ke rumah sakit. Udah sampai parkiran." jawab Brian sambil tersenyum. "Astaga! Kamu nggak capek?"Brian terkekeh, "Nggak ah, Ma! Katanya kalo pengen suruh balik minta sama Heni? Nggak boleh jajan?" jawab Brian seraya melangkahkan kaki. "Ya jelas dong! Mau macem-macem kamu? Nggak takut kena penyakit? Hidup sekali aja kok cari-cari masalah!" cerocos suara itu gemas. Brian terkekeh, sudah dia duga kalau dia akan mendapatkan omelan macam dari sang mama. Dia sudah hafal betul dengan ibunya ini. Selalu cerewet dalam urusan apapun. "Nah makanya kemarin Brian nengokin Heni ke sana, Ma! Nggak salah, kan?" tanya Brian lalu bergegas masuk ke IGD, setor muka dan absensi tentunya. "Gimana kabar Heni?" Brian menjatuhkan diri ke kursi, memberi kode pada perawat dan semua yang ada di sana bahwa dia masih ada telepon sebentar. "Kenapa mama nggak telp
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-09
Baca selengkapnya

BAB 134

"Maaf aku nggak sempet mampir, aku langsung ke Jogja ya, Sayang?" Brian mendesah lemah, ia tengah bersiap-siap berangkat ke Jogja saat ini. Liburan adalah hal yang paling dia tunggu, dia bisa pergi menengok sang istri tercinta. Tapi untuk libur kali ini, Brian harus rela tidak mengunjungi Heni hanya demi mendaftarkan diri untuk seleksi penerimaan mahasiswa pendidikan dokter spesialis. "Tak apa, aku ngerti. Semangat ya, Mas. Semoga lancar dan semua cita-cita Mas bisa terwujud."Brian tersenyum, rasanya kalau Heni ada di depannya sekarang ini, Brian ingin mendekap dan memeluk tubuhnya erat-erat. Demi Heni dan masa depan anak-anak mereka kelak lah setelah ini Brian kembali menuntut ilmu dan berjuang menjadi pesuruh di rumah sakit. "Pengen peluk kamu, Sayang!" desis Brian dengan suara parau. Kenapa dia rasanya sangat ketergantungan sekali dengan istrinya sekarang ini?Tawa lirih itu terdengar dari seberang, sangat manis sekali terdengar di telinga Brian. Kenapa bahkan sejak pertama kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

BAB 135

Brian sama sekali tidak habis pikir. Kemana pikiran Kelvin ini? Bisa-bisanya dia malah melakukan hal itu? Akhir tahun ini dia menikah! Dan bukannya menginfokan hal itu pada pacarnya, Kelvin malah membawa pacarnya itu naik ke atas kasur! Kalau hanya naik ke atas kasur tanpa melakukan apapun, itu tidak masalah. Yang jadi masalah adalah ... "Ya ampun, Vin ... masalah pribadi elu kenapa jadi gue yang ikutan mikir sih?" umpat Brian di sela-sela perjalannya ke Jogja. "Pacar sama bini lu bunting barengan tau rasa ntar!"Kelvin ini bukan tipe orang yang suka macam-macam, dan begitu dia ada masalah, kenapa bablas gila begini sih? "Emang sih masih bocah, tapi kan enggak se mengerikan gitu juga kawin sama Agatha, kan, Vin? Kenapa lu malah overthinking duluan?"Brian tahu sejak dulu selera Kelvin adalah wanita yang dewasa. Dalam artian dewasa pikiran. Kalau soal umur, Kelvin tentu ingin menikah dengan gadis yang lebih muda darinya. Tetapi juga tidak semuda Agatha juga! Ah! Jujur Brian ikut pena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 136

Kelvin menempelkan telunjuknya di bibir Namira, satu tangannya mulai merayap masuk ke dalam atasan scrub dan meremas-remas sesuatu di dalam sana. Ada sesuatu yang Kelvin gilai di balik baju itu. Dengan lembut Kelvin memainkan dan memelintir puncak dada Namira. "Bang ... a-aku be--"Kelvin segera meraup bibir itu, kini dua tangannya bermain. Sengaja memancing kekasihnya untuk segera siap dia masuki. Nampak tubuh itu menggelinjang, membuat Kelvin makin tegang dan rasanya sudah tidak sanggup lagi. "Aku mau kamu, Sayang! Tolong ... jangan kau tolak aku hari ini." desis Kelvin lirih setelah melepaskan pagutan bibir mereka. Mata mereka beradu dengan jarak yang sangat dekat. Wajah merah padam itu terpejam, terangguk pelan mengiyakan permintaan Kelvin barusan. Kelvin tersenyum lebar, dengan secepat kilat ia meloloskan atasan scrub yang Namira kenakan. Melepas pula kain yang menjadi penutup gunung kembar favorit Kelvin. Bukan hanya itu, ia juga dengan segera melepaskan bawahan sang pacar,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

BAB 137

Brian dengan tergesa-gesa turun dari mobil, segera ia naik ke lantai atas di mana kamar istrinya berada. Dengan sekali tekan Brian membuka knop pintu, ia tertegun mendapati istrinya duduk bersandar di tembok dengan memeluk lutut. Hati Brian terasa sangat perih melihat pemandangan itu. Apa yang terjadi pada sang istri? Kenapa dia sampai seperti ini? Siapa yang berani menyakiti istrinya? "Sayang ... Mas udah datang, kamu kenapa?" Brian segera mendekati Heni, menyentuh lembut bahu itu yang langsung direspon oleh sang pemilik. Heni mengangkat wajah, menunjukkan wajah bercucuran air mata yang kontan menghancurkan hati Brian seketika. Ia benci melihat Heni seperti ini! Dia bersumpah akan melakukan apapun untuk membalaskan perbuatan orang-orang yang sampai hati menyakiti perasaan istrinya seperti ini. "Mas!" Heni menjatuhkan diri ke dalam pelukan Brian. Tangisnya pecah, ia menangis tersedu-sedu dengan sedikit keras. Brian mematung, tangis itu seolah menyayat hatinya sampai relung terdal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

BAB 138

"Yan! Serius mama tanya, kamu bikin masalah apa lagi?" napas Astrid naik-turun, dadanya mendadak sesak. Bukan salah Astrid kalau dia overthinking pada Brian. Semenjak Brian menelepon dan mengabarkan bahwa dia harus segera menikahi pacarnya karena ke gep mertua tengah kelonan, Astrid jadi parno ketika anak bungsunya itu menelepon. Seperti saat ini, Astrid mendadak ditelpon oleh Brian. Awalnya Astrid kira Brian akan membahas perihal proses dan kelanjutan pendaftaran pendidikan spesialis yang sedang Brian usahakan, tapi mendadak Brian mengajaknya membahas hal lain! Hal lain yang seperti apa? Brian buat ulah macam apa lagi?"Ma ... jangan gitu ah! Kayak Brian tukang bikin onar aja deh!" protes suara itu tidak terima.Astrid mendesah, ia memijit pelipisnya perlahan. "Lalu masalah lebih penting apa yang ingin kamu bicarakan selain proses pendaftaran PPDS-mu, Yan?" Astrid mencoba sabar, mencoba tidak suudzon pada Brian. Tapi dia harus tetap bersiap menerima kabar atau hal apapun yang hend
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

BAB 139

“Kenapa dari kemarin nggak bilang sih?” Brian tersenyum,walaupun sedetik kemudian senyum itu lenyap karena dia ingat, ketika Heni selesai internship nanti, gantian Brian yang harus pergi jauh. Kembali mengenyam bangku pendidikan.“Niatnya sih buat kejutan. Tapi balik lagi ke fakta tiap aku mau ngejutin kamu eh malah aku yang dapet kejutan.” Jawab Heni dengan bibir mengerucut.Brian kontan tertawa terbahak-bahak, tentu dia tidak lupa dengan tragedi ngamuknya Heni ketika tidak sengaja mendengar percakapannya dengan Kelvin perihal perasaan yang pernah Brian miliki untuk Karina. Heni saat itu tiba-tiba mendadak pulang hendak mengejutkan Brian, tapi apa yang Heni dapat? Dia malah balik dikejutkan dengan fakta itu.“Itu artinya, kamu nggak boleh tuh bohongin suamimu ini! Dengan dalih apapun, oke?” Brian terkekeh, menyentil hidung istrinya lalu kembali mendekap erat-erat tubuhnya dalam pelukan.Kembali Heni mencebik, ia mencubit gemas perut Brian dengan tatapan gemas. Masa iya dia hendak me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

BAB 140

“Aku balik, ya? Kamu jaga diri baik-baik. Ingat, kan, sekarang bukan lagi cuma kamu yang ada di sini, tapi juga ini!” Brian mengelus lembut perut Heni, membelai perut yang masih rata itu tanpa memalingkan wajah dari sang istri.Senyum Heni merekah. Brian makin lembut dan tentu saja makin cerewet semenjak Heni hamil. Sebuah sikap yang terkadang sangat menyebalkan namun terkadang mampu membuat Heni seketika melted, seperti subuh hari ini.“Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja bersamaku. Aku janji bakalan jaga dia dengan baik, Mas.”Brian tersenyum, ia menarik Heni ke dalam pelukan. Mendekap tubuh Heni erat-erat dan menjatuhkan kecupan di puncak kepalanya.“Maafin aku nggak bisa selalu ada buat kamu di saat kamu dalam kondisi seperti ini ya, Hen. Maaf aku harus berada jauh dari kamu.” Bisik suara itu lirih yang sontak mampu membuat mata Heni memerah.“Nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti. Jalan kita masih panjang banget buat raih masing-masing mimpi kita. Intinya saling jaga satu sama lain
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status