“Yan ... selamat ya, mau jadi ayah.”Mata Brian seketika berkaca-kaca, biasanya papanya ingin menelepon untuk mengomel panjang kali lebar, terkadang malah dengan nada tinggi. Tapi sekarang ... Brian membiarkan air matanya menitik, ia menghirup udara banyak-banyak lalu tersenyum dengan begitu manis.“Makasih banyak, Pa. Brian sama Heni minta doanya ya, Pa?” mohon Brian dengan begitu tulus.“Nggak usah kamu minta, papa sudah pasti akan selalu mendoakan kalian, mendoakan cucu papa. Papa bener-bener bahagia denger kabar ini, Yan.”Brian menyeka air matanya, menahan agar isaknya tidak keluar dan ia bisa dengan jelas berkata-kata. Apakah Brian juga akan seperti ini besok ketika mendapat kabar hendak punya cucu? Ah ... agaknya terlalu jauh! Anaknya saja belum lahir, kenapa pikiran Brian sudah sampai sana?“Pa ... buat PPDS-nya, bagaimana kalau—““Papa mau kamu tetep lanjut, Yan. Kamu harus cepet sekolah lagi!” potong suara itu tegas.“Loh tapikan—““Yan ... kali ini saja, jangan membantah pa
Terakhir Diperbarui : 2022-11-16 Baca selengkapnya