Clarita mengangguk merespon pertanyaan Ratna yang muncul dari balik pintu kamarnya. Setelah itu, Dean juga Anjani menuntun Clarita keluar dari kamarnya, menuruni setiap anak tangga perlahan. Di depannya berdiri Ratna yang membawa sebuah selendang putih. Semua tamu undangan menoleh menatap kedatangan Clarita, mereka menatap kagum pakaian dan tata rambut yang Clarita pakai, mereka belum bisa melihat wajah Clarita karena wanita itu masih menunduk, ia masih mencoba menetralkan kekhawatiran juga kegelisahannya. “Mendongaklah, Cla. Kamu sangat cantik hari ini,” ujar Anjani mencoba memberikan semangat pada ponakannya itu. Clarita menarik napas dalam-dalam, lantas menghembuskannya perlahan. Tepat sepuluh langkah lagi, Clarita akan tiba di depan penghulu juga Byan yang telah menanti kedatangannya. Clarita mulai memberanikan diri menaikkan dagunya, memperlihatkan pada khalayak umum tentang riasan yang melekat di wajahn
Read more