Berbeda dengan Clarita yang sedang asyik memasak. Di lain tempat, Atma tengah mengamuk semua orang jadi sasaran empuk pria berjas itu. Bahkan Bara sekalipun. “Lu seharusnya bisa ngerjain itu, Bar! Kenapa hal sekecil itu saja lu gak bisa kerjain!” pekik Atma, suara basnya menggema memenuhi ruagan berukuran 5x5 itu. Atma hanya tertunduk, ia mengerti suasana hati pria itu tengah kacau, pasalnya sejak siang Atma tak bisa menghubungi Clarita. Begitu juga dengan dirinya, ia tak bisa menghubungi Dean. Pria itu juga gelisah namun, ia jauh lebih waras ketimbang Atma yang mengamuk tak jelas seperti ini. Ia memilih diam dan menyelidiki ke mana perginya dua wanita yang selama ini menghiasi hari-harinya. “Lu kalau kesel dan frustasi gak gini caranya, Jay. Semua orang lu marahin semua orang lu damprat. Lu kira dengan lu marah-marah gini, Clarita bakalan ngehubungi atau ngangkat telepon lu?” ucap Bara mencoba me
Baca selengkapnya