"Semua yang dikatakan Embun itu fitnah."Sebuah suara lantang membuat Safia dan Embun refleks menoleh ke arah pintu. Jevin, Yuki, dan si empunya rumah Tania sudah berdiri di ambang pintu."Dia berdusta," sanggah Jevin tegas.Gegas pria itu melangkah masuk diikuti oleh Yuki dan Tania di belakang. Jevin lekas duduk di samping Safia."Aku memang kerap mengunjungi Embun di awal pernikahan kita." Jevin mengakui, "tapi kami belum pernah sekalipun melakukan hubungan suami istri," lanjut Jevin meyakinkan istrinya. "Percaya padaku, Fia." Jevin meraih jemari sang istri untuk digenggamnya.Safia menatap mata Embun dengan lekat. Wanita itu mencari jawaban atas kebenaran omongan Jevin pada diri Embun. Namun, sang kawan hanya mampu menuduk tanpa bisa membantah."Dengar, Embun!" Kali ini Yuki ikut bicara. Pemuda itu duduk tepat di hadapan Embun dan bersebelahan dengan Tania."Lo boleh mencintai Jevin, tapi jangan cinta buta seperti ini!" Yuki menatap lekat perempuan yang selalu hadir dalam mimpinya
Baca selengkapnya