"Safia ...," ucapnya lirih dan serak. Gadis berumur dua puluh empat tahun itu tersenyum getir, melihat sejoli di hadapannya."Waktu aku ngasih tahu alamat ini, Jevin bilang sudah pernah kesini nganterin kamu. Iya, Fi?" tanya Embun dengan senyum yang selalu tersungging di bibirnya. Fia hanya mampu mengangguk pelan, tuk menjawab."Sebentar ya ...," ijin Fia kepada kedua orang di hadapannya. Gadis itu masuk ke dapur dan mengambil kue brownis, kemudian keluar kembali menemui sahabatnya."Aku buatin brownis buat kamu Bun, anggep aja ucapan selamat atas jadian kembalinya kalian," ujar Fia berbohong sambil menyerahkan kue itu ke Embun."Ihh ... baik banget kamu, makasih ya." Embun mencium sahabat mungilnya itu penuh haru. Lalu gadis itu memotong kue brownis, kemudian mengigitnya."Gila enak banget ... Je cobain deh," ujar Embun sambil menyuapkan sepotong brownis ke mulut Jevin, cowok itu mengunyah kemudian mengangguk-anggukkan kepala pertanda dia setuju kalau brownis itu enak. Safia hanya m
Read more