Semua Bab Story Adik Iparku di Akad Nikah Suamiku: Bab 81 - Bab 90

98 Bab

Bab 81 Semakin Banyak Kecurigaan

"Za-zahira!" Ia kaget bukan kepalang, mungkin jika jarak kami tidak terlalu jauh, aku akan mendengar degupan jantungnya. Bahkan wajahnya lebih pucat dari pada saat bertemu di rumah sakit."Iya, ini Zahira, bukan hantu!" sindirku terkikih. Sudah dua kali aku tak sengaja bertemu dengannya, dan dua kali pula ia tampak ketakutan.Ia masih gelagapan dengan ponselnya. Dari benda itu kudengar suara manja seorang wanita yang memanggilnya dengan sebutan sayang. Pastinya, itu bukan suara Masli. Namun, suara itu kedengaran tak asing di telingaku.Lelaki itu lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku kemeja, setelah memutus paksa panggilan video yang sedang berlangsung. Sayangnya, layar ponsel itu mengarah ke depan wajahnya sehingga aku tidak dapat melihat siapa lawan bicaranya."Kamu beli pakaian bayi! Untuk siapa?" tanyaku, sebab ada rasa ingin tahu yang begitu membuncah di dalam dada.Kemarin ia datang ke rumah sakit bersalin, dan hari ini ia membeli pakaian bayi. Lelaki itu terlihat gugup den
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 82 Dia Lagi

Sekali lagi, ia menghindar dariku dan menepis cengkraman tanganku."Zahira ... apa kau ingin menyamakan suamiku seperti Adnan? Dia memiliki wanita lain dan menyembunyikannya dariku?" ketus Masli. Ucapannya semakin mengada-ngada, ia malah kembali membasahi luka di masa laluku."Tapi mas Adnan hanya terpaksa, Li. Berbeda dengan suamimu!""Sudahlah, Zahira. Kenapa kau malah sibuk membahas tentang rumah tanggaku di pernikahan adikmu? Sapalah para tamu undangan yang hadir di sini, karena bukan cuma aku tamu yang hadir!" Wanita berkebaya merah itu melongos begitu saja. Ia meninggalkan aku sendiri tanpa mau mendengar penjelasan yang lain.Terpaksa, aku kembali berbaur dengan tamu undangan yang lain. Bertegur sapa dan saling menanyakan kabar berita. Bagaimana bisa aku tidak peduli dengannya sementara ia lah orang satu-satunya yang bersedia membantuku ketika Mas Adnan kedapatan menikah lagi dengan wanita lain. Ia yang paling terdepan dalam membantu dan meringankan bebanku. Bahkan, jika tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 83 CCTV Rumah Sakit

Ya, memang benar yang dikatakan Masli. Aku tidak bisa menyangkal hal itu. Akan tetapi, aku akan menyelidikinya lebih jauh. Aku akan mencari bukti yang lain untuk mengarahkan petunjuk ini. "Bagaimana, Mbak? Sudah cukup informasinya?" sela Pak Ramses ketika kami sibuk berdebat di hadapannya."Ya, cukup, Pak. Tapi mungkin nanti saya akan butuh bantuan bapak lagi. Saya harap bapak bersedia menolong kami. Biar hal ini akan menjadi rahasia di antara kita.""Tergantung ...." ucapnya sarkas."Iya, saya tahu maksud bapak. Kami tidak akan membawa tangan kosong ke sini!" Dasar mata duitan, batinku kesal."Baiklah!" ucap lelaki itu sembari menaikkan sebelah alisnya ke atas.Aku pun mengajak Masli untuk pergi dari kawasan perumahan Evergreen tersebut. Sambil memikirkan rencana lain yang aku akan lakukan besok. Namun, sekarang aku harus kembali ke ballroom. Sudah terlalu lama aku di sini dan mungkin salah satu keluarga sedang mencari keberadaanku yang pergi tanpa permisi."Dari mana kau tahu kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Bab 84 Papan Bunga Meresahkan

Tangan Masli mengepal kuat. Napasnya memburu karena emosi yang memuncak. Namun tak ada air mata di sana, yang ada hanya kilatan amarah yang memancar terang."Benar, Ra. Ternyata orang yang sama," lirihnya dengan nada menekan.Ku elus bahunya yang naik turun karena pertukaran udara dan emosi. Malang tak dapat diraih, untung tak dapat ditolak. Akhirnya, Masli harus merelakan pernikahannya luluh lantah hanya karena satu manusia yang sama, yang juga pernah mengganggu pernikahanku. Bedanya, Mas Adnan terpaksa menjalin hubungan dengan Renita karena dorongan mama Sarmila, sementara jalinan Riswan dengan Renita memang atas dasar saling suka.Kami pun mengucapkan terima kasih pada Pak Yudi atas kebaikannya. Tak lupa pula meminta file dari potongan berdurasi enam menit tersebut. Rekaman itu akan menjadi bukti yang kuat bagi Masli.Kubiarkan Masli menumpahkan semua air mata ketika kami sudah berada di dalam mobil. Sahabatku sedang patah hati hebat, namun ia tak ingin tinggal diam. Ia ingin membe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

Bab 85 Memulai Aksi

TringBeberapa notifikasi di acara live Facebook mulai berdatangan. Ada yang menekan emot marah dan tertawa, ada pula yang mengirim komentar malu dan kecewa. Apalagi Masli turut menandai akun milik suaminya, sehingga ada beberapa rekan kerja, mahasiswa dan keluarganya ikut menyaksikan tayangan live yang sudah kurekam sejak tujuh menit belakangan.Berbagai jenis kalimat umpatan dan makian terpampang jelas di layar. Semua menyayangkan perbuatan Riswan yang dianggap tidak sesuai dengan profesinya.Untungnya pohon tempat kami berdiri cukup rimbun, sehingga kedua orang itu masih tidak menyadari kehadiran kami di tengah-tengah mereka."Tolong, Ce, jangan buat tambah keruh suasana. Kami sedang difitnah, Cece jangan menambah fitnah yang baru! Saya bisa tuntut Cece atas pencemaran nama baik," sahut Riswan setelah kedua bola matanya terbelalak lebar mendengar penuturan wanita Tiong Hoa tersebut."Saya gak fitnah, saya tahu dari Pak Satpam. Kalau kamu tidak terima, tunjukkan saja buku nikah kali
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Bab 86 Kebenaran Status Reisan

Riswan tak henti-hentinya membela Renita. Mata lelaki itu seolah sudah dibutakan oleh pesona palsu wanita itu. "Jaga ucapanmu itu! Bagaimana pun, dia lebih baik darimu. Dia wanita sempurna, bukan seperti dirimu yang tidak bisa memberiku keturunan!" hardik lelaki itu, ia bahkan tega menyakiti sang istri sampai sejauh ini. Seharusnya ia sadar, Masli pun wanita yang sempurna. Hanya karena suatu musibah, ia terpaksa menjalani takdir suram ini.Masli terlihat tak percaya dengan ucapan sang suami, lelaki yang dulu dianggapnya begitu lembut dan penyayang tega menancapkan duri tajam di sanubarinya.Masli mendonggakkan kepalanya ke atas. Aku tahu, ia sedang menahan agar kaca-kaca di matanya tidak tumpah di hadapan orang yang pasti akan tertawa bahagia di atas lukanya.Kulihat Renita mulai berani menampilkan wajahnya, ia tersenyum sinis pada Masli yang telah dicecar habis-habisan oleh Riswan. Sungguh lelaki yang tak pantas untuk diperjuangkan!"Setidaknya Masli masih jauh lebih baik dari pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 87 Terancam Gembel

"Apa maksudmu, Masli? Kenapa kau bicara seperti itu? Aku tidak menggadaikan rumah kita." Suara Riswan gemetar ketakutan. Ia tak sabar menanti ucapan yang akan keluar dari bibir wanita yang dianggap tak bisa memberinya keturunan."Ah ... Memang sulit berbicara dengan pria sepertimu. Kau bilang tidak menggadaikannya? Jangan berkelit wahai pak dosen Riswan. Dengan uang itulah kau membayar uang muka rumah ini, sementara sisanya kau gunakan untuk menyenangkan hati istri barumu, termasuk untuk acara aqiqah ini. Iya 'kan?" ucap Masli tertawa. Menirukan gaya Riswan ketika lelaki itu mengungkap fakta tentang bayi Renita. Melihat Masli tertawa, Riswan semakin tidak terima.Lelaki itu menoleh ke segala arah. Meminta pembelaan dari dua wanita yang wajahnya memerah, entah karena marah atau menahan malu."I-iya, aku memang melakukannya. Tapi kau tenang saja. Semua itu urusanku, aku akan segera melunasinya dan mengambil kembali dokumen itu!" sergahnya angkuh. Namun, tetap saja ia tidak bisa menyembu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-30
Baca selengkapnya

Bab 88 Panggilan dari Pihak Perumahan

Tak banyak yang harus dimasukkan ke koper. Hanya beberapa helai pakaian dan aksesoris milik Masli. Karena ia memang telah merelakan rumah beserta isinya pada Riswan. Yang melekat padanya hanyalah uang tabungan dan sebuah mobil sedan yang selama ini ia gunakan. Dua harta itu lah yang akan menopang hidupnya untuk ke depan. Ia tidak ingin kembali ke kampung halaman. Wanita ini sama sepertiku, sudah terlanjur jatuh cinta pada kota Medan. Kota metropolitan yang telah menggoreskan banyak cerita hidup. Tempat ia mengais rezeki sejak lulus dari masa putih abu-abu.Sejenak, dipandanginya rumah yang telah ia tinggali bersama sang suami selama beberapa bulan terakhir. Istana yang menjadi harapan baginya untuk merajut masa depan bersama keluarga kecilnya. "Kenapa gak kamu ambil alih aja sih rumah ini?" tanyaku saat ia berdiri menghadap bangunan bertingkat dua tersebut. Bangunan modern berwarna dominan putih dan nampak begitu asri karena banyak bunga-bungaan di sekelilingnya."Gak, Ra. Aku sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya

Bab 89 Pertemuan dengan Koh Aceng

"Zahira, jangan terlalu lelah! Ingatlah, lusa kita akan ke kampungmu. Jangan sampai kamu sakit lagi!" cecar Ibu dengan berbagai macam peringatan. Aku tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk, bahkan aku sampai melupakan tentang acara syukuran pernikahan Marwah dan Dipo yang akan diadakan mamak di kampung."Iya, Bu. Hari ini saja, aku ada urusan penting. Setelah itu aku tidak akan kemana-mana," pintaku pada ibu mertua yang hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Ia baru saja hendak meneguk segelas susu kalsium yang bisa ia konsumsi, namun gerakannya terhenti saat melihatku berpakaian rapi dengan menjinjing sebuah tas.Ini sudah pukul sembilan pagi, aku sudah membuat janji dengan Masli untuk pergi menemui pak Aceng di kantornya. Masli juga sudah menungguku di ruang tamu. Ia sedang bermain bersama Tabitha."Ya sudah, ibu tidak akan mengizinkanmu pergi lagi besok. Kasihan Tabitha, sekarang jadi sering ditinggal di rumah!" keluh Ibu menimbulkan rasa bersalah. Aku juga rindu ingin menghabisk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-01
Baca selengkapnya

Bab 90 Sama-sama dikhianati

Bukannya sombong atau pun memandang dengan sebelah mata, keduanya hanya tidak mengira jika orang yang dimaksud akan berpenampilan sesederhana ini. Apalagi bayangan yang sejak tadi menghantui pikiran Zahira selama diperjalanan. Mereke berdua menganggap jika Koh Aceng adalah sosok pria tua yang berpenampilan necis dan berkelas. Khas para pengusaha kakap di kota ini."Oh ... jadi Anda, Koh Aceng? Maafkan saya Koh, saya tidak menyangka jika Koh Aceng masih muda dan segagah ini," celetuk Masli. Meskipun ia dilanda rasa gugup dan bingung, namun wanita itu mencoba tetap tenang dan menetralisir degupan jantungnya yang seketika hendak melompat, ketika pria bersahaja yang ia abaikan kehadirannya adalah pria pemilik perusahaan ini.Apalagi, pria itu sempat mengatakan tentang kekacauan di perumahan Evergreen. Sontak membuat nyali kedua sahabat itu menciut sekaligus malu."Maaf, Koh! Saya juga tidak tahu kalau Anda adalah Koh Aceng. Mas Adnan banyak bercerita tentang Anda kepada saya, tapi dia tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status