"Iya, Nak. Terima kasih, ya!" ungkapnya. Sorot matanya begitu teduh, namun sulit untuk diartikan.Kututup pintu pelan, mata ini masih menatap lekat ke arah mertuaku, ia masih tak bergeming, tetap pada posisinya.Aku melebarkan langkah menuju asal suara milik suamiku, memberikan senyum termanis untuk menyambut kepulangannya."Sudah pulang, Mas?" ucapku seraya meraih punggung tangannya untuk aku kecup. Ia sedang duduk bersandar di sofa ruang tamu."Sayang, tolong siapin air hangat, ya. Badan ini rasanya sangat pegal," pintanya sembari merentangkan sendi-sendinya, sehingga menimbulkan suara khas tulang yang direnggangkan.Sudah jadi aktivitas rutin bagi Mas Adnan untuk mandi air hangat jika tubuhnya sudah terlalu lelah bekerja."Iya, tapi kamu makan dulu, ya, Mas. Biar aku siapin makanannya," ucapku. Maksudku agar setelah mandi nanti ia langsung beristirahat.**"Mas, Ibu sekarang beda banget, ya," ucapku saat kami berbaring di atas kasur king size yang seusia dengan pernikahan kami. Saa
Last Updated : 2023-04-04 Read more