Semua Bab Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Bab 171 - Bab 180

689 Bab

Aset

Bab171"Sudahlah jangan menangis," pinta suamiku sembari mendekat dan memelukku.Cinta yang sudah tenang pun kembali bermain dan berguling- guling di sampingku."Aku ingin cepat keluar dari rumah ini, tidak kusangka Ibu akan berubah sejauh ini, Mas.""Mas paham, maaf ya, Mas nggak bisa banyak membela.""Tidak apa, aku mengerti, dia Ibu kamu.""Bukan begitu, dia Ibu kita.""Dia Ibumu! Hanya Ibumu. Jika dia Ibuku, dia tidak mungkin menyakiti hatiku seperti ini. Apalah daya seorang anak yang tidak memiliki cinta seorang Ibu. Kupikir Ibu mertua akan selamanya mencintaiku, nyatanya tidak.""Kamu jangan bicara begitu, aku jadi semakin tidak nyaman. Apakah selama hidup denganku, kamu tidak bahagia?"Aku menarik napas berat."Aku bukannya tidak bahagia. Aku bahagia sekali, hidup cukup, memiliki anak yang cantik dan suami yang baik. Bohong kalau aku bilang, aku tidak bahagia.""Tapi aku melihat kamu menangis begini, aku seakan merasa gagal membuat kamu bahagia.""Dalam hidup, ada masalah itu w
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-08
Baca selengkapnya

Perintah Ayah

Bab172"Kamu mau bergabung di sana, Nak?""Iya, apakah boleh? Seseorang menghinaku, Ayah." Aku menunduk."Siapa? Katakan pada Ayah orang itu.""Ayah jangan marah dulu, aku nggak mau membuat masalah menjadi besar. Dia orang kepercayaan Ayah di kantor.""Siapa? Andi, atau Hanum?"Oh, jadi ada dua orang kepercayaan Ayah rupanya."Hanum, dia berusaha mengacaukan rumah tangga Elea, Ayah." Tanpa ragu kukatakan semuanya.Biar bagaimana pun, aku punya Ayah yang hebat dan juga berpengaruh. Tidak akan kubiarkan Hanum menginjak diri ini."Apa? Berani sekali dia. Bagaimana bisa dia mengganggu rumah tangga kamu, Nak."Tanpa rasa malu pada Pengacara Ayah dan Notarisnya, kukatakan semuanya."Oh, dia pikir anak Ayah ini wanita yatim piatu yang miskin? Kurang ajar sekali wanita itu." Ayah marah dan langsung mengambil ponselnya.Mampus kau Hanum, kamu pikir aku akan diam terus? No ...."Suruh dia datang kemari, aku akan kirim lokasinya."Terdengar suara tegas Ayah, yang sedang menghubungi seseorang, en
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-08
Baca selengkapnya

Kedatangan Ibu Mertua

Bab173"Ada apa dengan pertanyaan ini? Apakah Hanum mengadu padamu?" tanyaku balik."Ah enggak sih, cuma tadi Ibu yang nanyain, Mas kan penasaran.""Penasaran atau khawatir pada Hanum?""Cuma penasaran, sayang. Yaudah kalau nggak mau cerita, Mas lanjut kerja lagi.""Yaudah." Langsung kupencet tombol merah, dan semua selesai."Ada apa?" tanya Ayah, ya mungkin penasaran juga."Itu tadi Mas Arya yang telepon, nanyain tentang Hanum. Dia dekat banget sama Ibu mertua, dan suka ngasih hadiah berlian gitu," jelasku pada Ayah."Oh ya, banyak uang berarti dia," kekeh Ayah. "Haha, kayaknya, mobilnya aja mewah.""Masa, setahu Ayah mobil Hanum biasa saja, nggak perlu sebut merk. Yang jelas, nggak nyampe 200 juta.""Masa sih, yang dibawa sama dia tempo hari ke rumah Ibu mertua itu mobil mahal loh. Warna putih," kataku lagi."Mobil Hanum itu merah, dan itu yang biasa dia bawa. Hhhmm, ya sudahlah, kamu sendiri kenapa belum punya mobil?" tanya Ayah padaku.Aku tersenyum. "Nggak bisa Ayah, El nggak per
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-09
Baca selengkapnya

Kecelakaan

Bab174"Elea ...." Helena berteriak marah."Kamu sudah keterlaluan! Kamu benar- benar sudah lupa diri, sombong dan berani sekali menentang saya." "Saya bukan----" Belum selesai Elea bersuara, Helena berteriak membentaknya."Diam!! Jangan karena Ayah kamu kaya, sehingga kamu hilang rasa hormat pada saya. Saya tidak meminta Hanum untuk menggeser posisi kamu sebagai menantu. Kamu yang terlalu berlebihan," kata Helena."Awalnya diri ini hanya menguji, jika di masa tua saya cerewet dan bertingkah layaknya anak kecil, apakah kamu mampu bersabar dan mengurus saya. Nyatanya, kamu tidak mampu. Bahkan, kamu berani melawan saya, disaat tingkah saya tidak sesuai harapan kamu. Kamu bahkan tidak menganggap saya Ibu kamu, jangan kamu pikir saya tidak tahu apa- apa."Elea terdiam, terhenyak mendengar semua penuturan Helena."Kamu tidak perlu bingung! Masa tua saya, akan saya habiskan seorang diri hingga mati. Kamu tidak perlu datang lagi kerumah saya. Dan Erina, tidak perlu menggagalkan niat untuk pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-09
Baca selengkapnya

Kecoplosan

Bab175Arya bergegas menemui Ibunya dan Erina yang sudah masuk ruang perawatan."Bu, bagaimana kejadiannya? Kenapa bisa sampe begini?" tanya Arya sembari meraih kursi dan duduk. Sedangnya Erina bersandar di sofa, karena dia tidak terluka parah seperti yang dialami Helena."Erina tuh matanya oleng! Sepanjang jalan mendebat orang tua saja, makanya kualat.""Erina, kenapa kamu mendebat Ibu?" tanya Arya pada adiknya, sebab Erina hanya diam sembari menyandarkan kepalanya di sofa."Tanyakan sama Ibu, kenapa harus menguji kak Elea sejauh itu, Ibu mau menjelma menjadi mertua jahat, makanya Erina tidak suka. Ini bukan karena membela kak Elea. Tapi lebih ketidaksukaan pada sikap Ibu," jawab Erina apa adanya."Wajar Ibu menguji Elea, Ibu pengen tahu dia sayang tulus atau engga. Faktanya, dia memang tidak sayang, semua dugaan yang Hanum katakan benar adanya," sahut Helena keceplosan."Hanum? Lagi- lagi Hanum yang meracuni pikiran Ibu," desis Arya."Wajar jika kak Elea melawan Ibu, sikap Ibu sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-09
Baca selengkapnya

Malas Berdebat

Bab176"Investasi apa? Bu, jangan aneh- aneh, Ibu kan nggak pernah tahu tentang investasi."Helena mendengkus, sembari membuang pandangan dari Arya."Kamu yang tidak tahu apa- apa. Dari Hanum, Ibu jadi banyak teman sosialita, Ibu jenuh sendiri terus," ungkap Helena. Membuat Arya terhenyak mendengar ungkapan Ibunya."Bu, maaf." Helena hanya terdiam."Bu, Arya hanya tidak ingin Ibu salah dalam membuat keputusan. Jujur sama Arya, Ibu investasi apa?""Arya nggak usah berlebihan, kamu nggak harus selalu tau kan? Lagi pula kamu dan Ibu, itu duluan Ibu sudah hidup, jadi nggak pantes kamu ceramahin Ibu begini," tegas Helena.Arya menarik napas dan tidak lagi banyak bicara. Helena menghubungi Hanum, dan meminta wanita itu datang menjenguknya.Erina dan Elea duduk di bangku taman, sembari mulai bercerita."Semenjak Ibu mengenal Hanum, sikap kasarnya yang dulu kembali lagi," lirih Erina."Wanita itu selalu datang ke rumah bersama dengan teman- teman glamournya," lanjut Erina."Bukankah dia ingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-10
Baca selengkapnya

Salah Tingkah

Bab177Arya dan Elea merebahkan diri di kasur mereka, usai membersihkan diri masing- masing.Si mungil Cinta pun ikut berbaring di tengah keduanya."Sayang, maafkan Ibu, ya."Elea berusaha tersenyum, meskipun hatinya amat terluka kala mengingat makian dan kebencian Helena yang tidak berdasar padanya."Tidak apa- apa, Mas. Aku yang bersalah, selalu melawan sama Ibu.""Kadang memang bersabar itu berat, tapi mas harap kamu bisa membesarkan hati lagi, bagaimana pun juga, dia adalah Ibu kita."Elea mengangguk."Mulai besok, Elea sudah akan masuk kantor, Mas.""Kantor? Maksudnya?" tanya Arya, yang memang tidak tahu apa- apa."Aku sudah mengambil hak warisku, Mas. Dan Ayah sudah memberikan semua itu," jelas Elea.Arya pun terkejut dan langsung bangkit."Jadi, kamu memimpin perusahaan Ayah?""Tidak, aku akan bekerja di sana sebagai orang biasa, bukan pimpinan secara langsung. Karena aku hanya lulusan SMA dan tidak memiliki skill, jadi aku harus belajar dari bawah.""Kamu nggak bilang dari awa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-10
Baca selengkapnya

Hari pertama kerja

Bab178"Hehe, nggak ada, mungkin aku salah info.""Kok bisa kebetulan gitu ya? Persis banget seolah- olah orang yang tadi kamu maksud itu aku.""Haha, mana mungkin itu kamu! Mana berani aku melawan anak Bos, berat urusannya," sindir Hanum."Aku kan hanya pegawai biasa, tapi aku bangga dengan pencapaianku, aku berdiri dengan kakiku sendiri, bukan di kaki orang tuaku," lanjut Hanum."Lagian memangnya orang tua kamu kaya?" tanya Elea langsung tanpa basa- basi."Kaya sih engga, cuma mampu.""Nah itu dia, beda sama Ayahku, dia kaya. Jadi, wajar jika aku dia dirikan, nggak perlu capek- capek aku berdiri sendiri. Lagi pula, bukan cuma Ayahku yang kaya, suamiku juga. Ah, betapa beruntungnya hidupku ini," kataku dengan sengaja memanas- manasi wanita di depanku ini.Meski suara kami pelan, tapi ekor mata ini dengan jelas melihat bahwa para karyawan- dan karyawati yang lewat selalu melirik ke arah kami."Kurang aja sih kesannya itu, masuknya manja.""Lagian aku di beri nikmat orang tua dan suami
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-10
Baca selengkapnya

Tidak Senang

Bab179"Kalian tau nggak, jaman sekarang banyak orang bodoh yang ngandalin harta orang tua, buat jabatan misalnya," sindir Hanum.Sungguh merusak selera makan."Masa sih?" Sahut Amira, dia terlihat bingung dengan arah omongan Hanum."Iya, ada juga yang ngandelin orang tuanya buat nyusahin orang lain."Aku tahu betul arah ucapan Hanum ini, tapi aku tetap makan dan tidak memperdulikan ucapannya."Ngeri juga orang- orang begitu, nggak pantes mereka dapat teman," sahut Amira lagi."Memangnya siapa orangnya, Num? Sepertinya dia berpengaruh nanget dalam hidupmu, sampe- sampe kamu bicarakan. Hati- hati loh dibuat susah nanti," celetukku.Amira menyenggolku. "Dia atasan di sini, jangan panggil nama," tegur Amira padaku. Aku pura- pura terkejut."Ah maaf ya, Ibu Hanum. Saya tidak tahu Ibu atasan di sini," kataku pura- pura tidak nyaman.Hanum mendengkus dan pergi begitu saja._____Hari demi hari berlanjut, aku benar- benar menikmati pekerjaan ini dengan semangat.Apalagi di saat perumahan sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-11
Baca selengkapnya

Berdebat

Bab180Kuhempaskan bokong ke sofa ruang tamu, meninggalkan mas Arya dalam keheningan di dalam kamar.Kembali aku memainkan ponsel, dan mulai membaca goyonan anak- anak marketing yang berkumpul di group."El, bantu Amira dapat jodoh," ucap Arnold."Nggak perlu El, gue jomblo selamanya aja, kalau Pak Andi nggak mau sama gue."Amira, wanita itu dari awal selalu menceritakan kekagumannya pada Pak Andi. Bagi Amira, Pak Andi merupakan sosok laki- laki tampan, lembut dan juga tegas.Kurasa Amira benar, tapi entah mengapa, Pak Andi selalu mencuri pandang padaku."Haha, ayolah Pak Andi, di respon perasaan Amira," ketikku juga.Aku terus tertawa sembari mengetik pesan. Hingga ketukan di daun pintu utama mengejutkanku.Aku tersenyum dan bangkit dari duduk, berjalan menuju pintu dan membukanya.Parkur memberikan aku titipan dari Pak Andi, gegas aku kembali ke dalam usai menerima nya. Kubuka isi dalam tas yang merupakan dari sebuah brand terkenal itu dengan hati gembira."Waw ...." Mataku berbinar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
69
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status