Semua Bab Menjadi Istri Kedua Mantan Mertua: Bab 151 - Bab 160

689 Bab

Curiga

Bab151"Kak," panggil Erina. Aku menoleh padanya, menatapnya dengan serius."Erina, kamu kenal aku sudah lama kan! Kita dari sahabat, hingga menjadi ipar. Apapun yang terjadi sama kamu, bukan hanya mas Arya, atau Ibu yang sakit hati, tapi aku juga. Aku sayang sama kamu, jadi tolong, apapun yang terjadi ceritakan sama aku, biar beban di sini." Aku meraih tangannya dan meletakkan telapak tangan di dadanya. "Beban di sini tidak menyesakkan, bukankah selama ini, aku selalu bercerita apapun padamu. Ingat, kita keluarga, kamu adik dan sahabatku."Aku langsung memeluknya, membuat dia meringis, seakan kesakitan. Aku melepaskan pelukan, memandanginya dengan curiga."Ada yang sakit? Apa yang terjadi? Katakan," pintaku dengan suara lembut.Erina menggeleng."Ceritakan padaku, setelah kamu bercerita semuanya, kamu jelaskan padaku keinginan kamu, aku akan mempertimbangkannya," kataku membujuknya.Lagi- lagi Erina bungkam, membuatku menarik napas berat.Sedih rasanya, melihat Erina begitu kekeh i
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Kecewa

Bab152Di dalam mobil menuju perjalanan pulang ke rumah, aku dan mas Arya hanya diam tanpa bicara.Bahkan saat dia terlihat melirikku, aku enggan melihatnya, hingga mobil memasuki halaman rumah. Aku turun, disusul mas Arya.Gegas kubuka kunci rumah dan langsung masuk ke kamar. Di dalam kamar, aku merebahkan diri di kasur Cinta, sembari mengajak si mungilku itu bermain.Nampak wajah Cinta mulai lelah, aku pun memberikannya asi, kadang kuselingi dengan susu formula, jika aku sedang sibuk. 5 menit kemudian, Cinta pun mulai terlelap, dan aku membenarkan posisi tidurnya, agar dia merasa nyaman.Usai memberikan Cinta selimut, dan menyanggah tubuh gemoynya dengan bantal guling, aku pun bangkit dan berjalan menuju kamar mandi."Sayang," panggil mas Arya. Tidak kuhiraukan, aku masih jengkel."El, kok nggak nyahut," katanya lagi, aku tetap tidak perduli dan masuk ke dalam kamar mandi yang memang tersedia di kamar utama.Aku mandi merendamkan diri di bathup, aku menangis melampiaskan perasaan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Bertengkar

Bab153Mas Arya nampak gelisah, selalu melirikku. Aku pun ingin membalas kelakuannya tadi yang terus memainkan ponsel.Aku sengaja tertawa, seakan sedang berkirim pesan."Sayang ...." Terdengar mas Arya bersuara, aku tidak menyahut."Aku pesan pizza tadi, makan sama- sama yuk," ajaknya. Aku duduk di meja rias, sambil memainkan ponsel.Sedangkan mas Arya duduk ditepi ranjang."Makan aja sendiri, kamu nggak perlu aku juga," sahutku asal."Jangan marah terus dong! Mas minta maaf," ucapnya dengan wajah memelas.Aku tidak menanggapi, malah tertawa melihat ponselku yang tidak lucu sama sekali."Kamu dengerin aku nggak sih? Main ponsel melulu, lagi chat'an sama siapa?" Aku tertawa, karena mas Arya terpancing dengan tingkahku."Nggak usah pengen tahu urusanku! Urus saja sana masa lalu kamu," kataku, sembari melirik malas padanya."Wah, rupanya kamu masih saja cemburu, aku nggak ada maksud, El.""Bodo amat. Kamu bisa, aku juga bisa, Mas. Masa kamu main- main aku cuma nangis? Nggak, tunggu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Hadiah

Bab154Mas Arya menarik tanganku, membawaku ke dapur.Aku sedikit terkejut sebenarnya, saat melihat kue bertuliskan selamat ulang tahun, juga sekotak pizza medium."Cie yang tambah tua, marah- marah aja kerjaannya. Sudah ya, damai kita. Maaf, mas telat untuk mengucapkan dan merayakannya," papar mas Arya dengan wajah menyesal."Hari ini lumayan banyak kejutan, terlebih tentang Erina, yang lagi harus menjadi perhatian khusus," lanjut mas Arya panjang lebar.Lelaki itu membawaku ke dalam pelukannya."Aku cuma sayang dan cinta sama kamu! Jangan bahas siapapun lagi, selain urusan keluarga kita," pintanya dengan lembut, sembari berulang kali mendaratkan ciuman di keningku.Antara haru, kesal dan juga salah tingkah."Tapi kamu beneran nggak macam- macam kan? Tadi juga kamu mencurigakan, Mas. Nggak biasanya kamu diam di dalam mobil, tiba- tiba malah di mobil," tukasku masih dengan wajah ditekuk.Mas Arya terkekeh. "Itu lagi pesan kue ini, mendadak soalnya. Mas takut kamu dengar, makanya mas n
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Tamu di rumah Ibu

Bab155Erina memandangi wajah dan tubuh polosnya di depan cermin. Jejak- jejak kekerasan terlihat jelas masih bergambar di sana.Ingatan tentang kejadian 5 bulan pertama mereka di kampung, Zaenal mulai menggunakan kekerasan padanya.Erina berpikir, semua kekerasan yang Zaenal lakukan dia karenakan tertekan dengan keadaan.Berulang kali Erina memohon agar Zaenal membawanya kembali ke kota dan tinggal bersama Ibunya lagi.Zaenal menolak, dan selalu melayangkan 1 pukulan hingga berjalan selama 1 tahun.Meski tidak berutal, tapi nyaris seminggu sekali, Zaenal pasti menyakiti Erina jika tidak sependapat.Setiap kali menyakiti, maka Zaenal akan meminta maaf dan memohon ampun.Erina sudah tidak tahan lagi, begitu pula dengan Surya yang sudah jengah dengan kelakuan Zaenal.Akhirnya, keduanya diusir, dan di berikan ongkos pula untuk kembali ke kota."Demi anak kita, aku akan berubah," bisik Zaenal di perjalanan menuju kembali ke rumah Helena.Erina mencoba tetap percaya dan mengimbangi Zaenal.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Saling Curhat

Bab156"Ini nggak seberapa, semoga menjadi awal pertemuan kita yang baik. Saya sudah lama ingin sekali mengenal Ibu, sayangnya saat itu takdir berkata lain," tutur perempuan itu, membuat dadaku bergetar hebat sekali.Bahkan tungkai ini kian melemah, seakan tidak berpijak di tanah lagi.Wanita itu berusaha mengambil hati mertuaku, apakah dia benar- benar akan merusak rumah tanggaku? Ya Allah."Iya. Kira- kira, apakah niat Nak Hanum sebenarnya?" tanya Ibu lagi, membuatku urung untuk melangkah masuk."Saya hanya ingin bersilaturahmi kembali dengan Arya, juga dengan keluarga Ibu. Mana tau, masih ada jodoh," jawab wanita itu, diiringi tawa nya yang terdengar manja.Cih, ingin sekali aku masuk dan menampar wajahnya itu, tapi aku tetap harus sabar dan bertahan, ingin tahu reaksi Ibu selanjutnya."Wah jangan sampai berjodoh, Arya sudah menikah dan punya anak yang cantik pula. Alangkah baiknya, Nak Hanum mencari laki- laki lain, Ibu doakan semoga dapat yang baik dan tulus."Hatiku menjaga sedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Ungkapan Erina

Bab157"Kak, kalau begini kok rasanya kita sedang beradu nasib sih," katanya lagi sembari terkekeh."Enak nggak rumah tangga?""Nggak, rumit ternyata," lirihnya."Kakak tau nggak, kenapa aku babak belur di hajar sama Zaenal?" tanya Erina dengan serius."Maaf ya, Kak. Untuk pembahasan tentang si Hanum kita jeda dulu, ada hal penting yang harus kakak tahu.""Apa itu?" Aku penasaran."5 bulan kami di kampung, untuk pertama kalinya dia memukuliku secara berutal, aku masih bisa memaafkannya, sadar diri sebatang kara di kampung orang. Jadi aku mengalah, tapi dia menjadi ketagihan, dan selalu memukul jika marah. Keluarganya tidak ada yang membelaku. Cuma awalnya dibela sama Kak Surya. Entah mengapa, tiba- tiba dia tidak mau ikut campur lagi."Erina menarik napas, aku semakin antusias mendengarkannya."Lalu?""Setiap kali memukulku, dia akan minta maaf dan bersujud. Tapi setelahnya laksana embun yang menguap terbawa angin. Aku kan nggak selamanya bisa sabar," katanya."Ih setengah- setengah,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Penjelasan Arya

Bab158"El, Ibu mau bicara berdua," ucap Helena, menatap tajam wajah Elea.Elea merasakan sesuatu yang tidak nyaman akan segera terjadi. Elea menoleh ke arah Erina. "Titip Cinta dulu, ya."Erina mengangguk sebagai jawaban, dan Elea pun bangkit dari duduknya dan berjalan menyusul langkah Helena.Keduanya duduk berhadapan di ruang keluarga, dengan meja kaca yang menjadi pembatasnya."Ada apa, Bu?" tanya Elea pada mertuanya itu. Helena menarik napas, kemudian menatap lekat wajah Elea."Kenapa kamu begitu sama tamu Ibu? Tidakkah kamu membuat Ibu malu pada Hanum? Dia baik dan memberikan Ibu hadiah mewah, tapi kamu malah menyinggung perasaannya.""Bukankah sudah Elea tegaskan? Elea tidak suka padanya, yang terang- terangan ingin menanggu rumah tangga kami. Jika Ibu jadi Elea, apakah Ibu tetap akan menyukainya?"Helena menarik napas. "Tidak perlu berlebihan, dia baik, cuma ingin menggendong Cinta. Jika dia jahat, dia juga pasti tidak suka padamu, begitu juga dengan anakmu. Tapi karena dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Tamu di malam hari

Bab159"Kenapa dia jadi ada di perusahaan Ayah sih, apa sebenarnya maksud dia?" "Mas kurang tau, dia kenal kamu sebagai Elea saja, atau memang kenal kamu sebagai anak dari Ayah Erlan.""Dia itu keluarganya dimana? Kayaknya dia bukan orang biasa," kataku menggali informasi, agar aku mengenal jauh manusia tidak tahu malu itu."Mantan anak pejabat sini juga, tapi Ayahnya sudah lama meninggal, dia cuma hidup bersama Tante nya sih dulu itu, semenjak dia memilih pengusaha kaya dari LN, hidupnya memang berubah drastis, kaya.""Mana Ibunya?"Mas Arya menggeleng. "Nggak tahu dan nggak pernah kenal.""Aku ingin belajar menjalankan perusahaan, aku akan bicara nanti sama Ayah." Tekatku sudah bulat, aku ingin bisa mengelola perusahaan juga.Biar bagaimana pun, Ayahku sudah cukup tua, tidak selamanya dia bisa mengelola bisnis property dan perhotelan miliknya yang juga ada di kota ini.Aku tahu cukup banyak mengenai usaha Ayah, tapi selama ini aku memang nggak mau tahu. Bahkan, saat Ayah memintaku
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-01
Baca selengkapnya

Pertemuan Dengan Tante Sarah

Bab160Samar terdengar di telingaku suara memanggil pelan nama ini dengan terisak. Terasa tangan hangat menggenggam tanganku."Aku mohon bangun sayang, kasihan Cinta anak kita, kami membutuhkan kamu, terutama aku. Berat, jika harus kehilangan kamu secepat ini."Suara sangat jelas terdengar di telingaku, tapi rasanya untuk membuka mata, aku masih kesulitan."Mamah ..., Mamah angun ...." Terdengar kembali suara cadel itu memanggilku.Perlahan, aku mencoba membuka mata. Aku harus sadar, aku harus melihat mereka ....Kupacu semangat dalam diri untuk benar- benar sadar dari kegelapan ini. Hingga perlahan, samar cahaya mulai terlihat di pelupuk mata."Ya Allah, sayang ...., sayang kamu sadar ...." Perlahan lagi kupindai wajah yang sedang terdengar panik itu. Hingga terlihat dia sedang memencet tombol.Suamiku, dia suamiku. Aku melihat jelas wajah tampannya yang masih basah air mata. Tapi dia hanya sendiri, dimana suara cadel tadi? Suara anak kecil yang memanggil aku Mamah.Apakah tadi ben
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-09-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
69
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status