Semua Bab My Love, My Future: Bab 71 - Bab 80

122 Bab

MLMF 24 (21+)

“Kenapa di dorong?” Wijaya menatap bingung kearah Tania.“Kamu nggak ingat Lucas bilang apa tadi?” Wijaya terdiam dan menggelengkan kepalanya “Jangan disini kalau mau begituan.”“Terus dimana? Kita melarikan diri lagi ke apartemen?” pukulan ringan Tania berikan pada Wijaya di lengannya dan hampir saja teriak jika Tania tidak memberikan tatapan tajam. “Pertanyaanku benar, memang mau dimana?”“Jangan disini, kamu juga harus jaga tu burung biar bisa tahan diri.” Tania menatap tajam pada penis Wijaya yang langsung di tutupi dengan tangan.Menggelengkan kepalanya, reaksi Wijaya memang sangat drama. Langkah Tania membuat Wijaya langsung beranjak dari ranjang, mengikuti dalam diam dan tidak lupa menutup pintu kamar mereka. Wijaya hanya diam mengikuti kemana langkah Tania, hampir saja teriak saat Tania membuka pintu kamar tamu, dalam bayangannya adalah mereka akan memasuki ruang kerja dan ternyata salah dimana pilihannya adalah kamar tamu.
Baca selengkapnya

MLMF 73

Wijaya menatap Tania berkedip beberapa kali, tatapan yang membuat Tania semakin bingung dibuatnya. Dirinya tersadar jika tadi membayangkan Aisah, wanita muda yang sekarang sudah bahagia dengan cintanya atau mantan kakak iparnya. “Kita pulang?” tanya Wijaya mengalihkan perhatian Tania.“Maunya, tapi Via kasihan belum bisa apa-apa.” Tania menggelengkan kepalanya lemah.“Anak-anak pasti paham.” Wijaya menenangkan Tania.“Kamu pasti sudah bilang aneh-aneh? Abang tu terutama yang sering kamu racuni.” Tania menatap malas pada Wijaya, pria ini selalu suka berbicara hal aneh dengan anak-anak.“Kok racuni? Salah aku bicara sama anak-anak?”Tania memutar bola matanya melihat drama yang akan Wijaya lakukan, menggelengkan kepala meninggalkan Wijaya seorang diri. Langkahnya menuju ke kamar kembar, kata-katanya memang benar dimana kembar dan Via belum bisa dilepas. Pekerjaan Wijaya bisa melakukannya disini, bersama dengan Bima dan
Baca selengkapnya

MLMF 74

Tania memutuskan menghentikan semua alat-alat pencegah kehamilan, memang dirinya tidak memasang kontrasepsi tapi bukan berarti tidak membuat persiapan agar tidak hamil terlebih dahulu. Melihat ketiga anak-anaknya sudah siap untuk memiliki adik baru lagi, keputusannya bulat dengan memberikan mereka adik baru dan semua itu tanpa sepengetahuan Wijaya.Menatap penampilannya depan kaca kamar mandi, tersenyum puas tidak lupa memberikan parfum di seluruh tubuhnya. Membuka pintu kamar mandi mendapati Wijaya masih sibuk dengan ponsel di tangannya, Tania mengajak Wijaya ke apartemen tempat pertama mereka melakukan setelah dari pertemuannya dengan Galih, apartemen yang dibeli atas nama Tania dan telah menjadi hak miliknya.Melangkah dengan pelan, tidak mengeluarkan suara sama sekali. Jaraknya semakin dekat yang tidak disadari sama sekali oleh Wijaya, tangannya mengambil ponsel yang dipegang Wijaya membuatnya mengangkat kepala menatap Tania. Tatapannya langsung berubah men
Baca selengkapnya

MLMF 75

Menatap tidak percaya pada testpack yang dipegang, Wijaya memiliki benih yang luar biasa membuat dirinya cepat sekali hamil. Tania melangkah keluar dari kamar mandi, mendapati Wijaya masih tidur dengan nyenyak, langkahnya terhenti saat mengingat Tania juga melakukan hubungan intim dengan Rifat.“Tidak mungkin.” Tania memegang perutnya sambil menggelengkan kepalanya. “Ini anak kami berdua bukan dia.” Melangkah dengan penuh keyakinan, sekali lagi menghentikan langkahnya. Hembusan nafas panjang dan kasar dikeluarkannya, membawa alat itu untuk masuk kedalam tas. Tania akan pergi ke dokter kandungan mereka sendirian nanti, menatap Wijaya yang masih lelap dalam tidurnya setelah olahraga panas mereka semalam, melangkah kearahnya dan membelai rambut Wijaya pelan membuatnya bergerak dengan membuka matanya sedikit.“Kamu sudah cantik aja, mau kemana?” tanya Wijaya dengan suara serak khas bangun tidur.“Anak-anak sekolah pastinya butuh diantar dan m
Baca selengkapnya

MLMF 76

Tidak ingin berdebat lagi Rifat memilih mengikuti apa yang Tania katakan, rumah sakit terdekat pastinya berhubungan tentang sesuatu pada diri Tania. Pikirannya bermacam-macam tentang kesehatan Tania, melihat dari kaca untuk melihat keadaan sebenanya.“Fokus sama nyetir.” Tania berkata dengan nada datar.“Aku takut terjadi sesuatu dengan kamu.” Rifat berkata atas apa yang ada didalam pikirannya.“Nggak usah sok khawatir, kita tidak ada hubungan apapun.” Rifat menganggukkan kepalanya “Memang benar, tidak perlu memiliki hubungan apapun untuk bisa hubungan intim di ranjang.” “Itu rahasia kita.” Tania menatap tajam pada Rifat.“Apa kamu yakin kalau semua baik-baik saja?” tanya Rifat mengalah dengan semua emosi Tania “Maksudnya kita melakukan hubungan intim bisa dikatakan beberapa kali...”“Tidak sering hanya dua kali.” Tania memotong perkataan Rifat “Memang kenapa? Kamu berharap aku hamil? Nggak semudah itu bi
Baca selengkapnya

MLMF 77

Sepulang dari mall berencana akan memberitahukan tentang kehamilan pada Wijaya, membelai perut perlahan sambil mengingat apa yang dikatakan Rifat, menggelengkan kepalanya jika apa yang Rifat katakan salah. Bayi yang ada didalam perutnya adalah benih dari Wijaya bukan Rifat, melepaskan semua pemikiran gilanya dan kembali fokus pada belanjaan yang ada dihadapannya.“MAMI!”Teriakan mereka bertiga membuat Tania mengalihkan perhatiannya, menatap ketiga anaknya yang sedang berlari kearahnya. Tania menundukkan tubuhnya menangkap Lucas yang semakin mendekat, memeluknya erat dengan mencium wajahnya tanpa henti yang membuatnya tertawa. Teriakan keras keluar dari bibir Leo membuat Tania menghentikan ciuman dan pelukannya pada Lucas dengan beralih pada Leo, berlanjut ke Zee yang tampak santai dan tidak peduli.“Mami beli baju buat siapa? Mami sendiri atau kita?” Lucas membuka suaranya.“Ini tempat dewasa, abang.” Zee berlalu kearah pengasuhnya.
Baca selengkapnya

MLMF 78

ersiap dengan segala macam pertanyaan yang akan diberikan Wijaya, mengulur waktu dengan menghabiskan waktu bersama dengan anak-anak, tidak memasuki kamar dan pastinya menghindar dari Wijaya adalah hal yang dilakukan sejak sampai rumah.“Menghindar?” Tania menatap tidak percaya keberadaan Wijaya yang memasuki kamar Zee dan Leo, menatap mereka berdua yang sudah tidur dengan nyenyak. Membelai rambut mereka, mencium kening dan pipi tanpa membuat mereka bangun. Tania melangkah kearah Wijaya yang menatap datar kearahnya, berjalan mendekati kedua anak mereka dan melakukan hal yang sama seperti Tania.“Kita bicara sekarang.” Hembusan nafas pelan dikeluarkannya saat mendengar nada dingin Wijaya, Tania harus siap dengan semua kata-kata yang keluar dari bibir Wijaya. Memasuki kamar mereka yang langsung di kunci Wijaya, memegang tangan Tania dengan membawanya ke sofa yang ada didalam kamar mereka.Tania tidak berani menatap kedua mata Wij
Baca selengkapnya

MLMF 79

Tidak memberitahu siapapun tentang kehamilan kali ini, termasuk Tina dan Lila. Tari yang biasanya menjadi orang terakhir selama ini malah menjadi yang pertama, itupun saat kehamilan Tania akan menuju empat bulan. Saat ini, mereka berada di rumah tepatnya taman belakang. Tari langsung menebak yang diangguki Tania dan membuat Tina menatap tidak percaya. Menghabiskan waktu bersama para wanita sering mereka lakukan, biasanya jika sudah seperti ini anak-anak sudah tenang bersama pengasuh mereka.“Bagaimana bisa nggak bilang?” Tina memberikan tatapan tajam.“Lupa.” Tania menjawab dengan nada santai.“Akhirnya aku dulu yang tahu kalau mbak hamil.” Tari mengatakan dengan nada bahagianya.Tina mencibir perkataan Tari yang penuh kebahagiaan, Tania hanya menggelengkan kepalanya melihat interaksi mereka berdua. Hubungan mereka hanya ipar, tapi bukan berarti mereka tidak saling menyayangi satu sama lain, apalagi mereka sudah mengenal dari k
Baca selengkapnya

MLMF 80

Beberapa hari tidak mengajak bicara Wijaya, perkataannya membuat Tania kesal dan emosi. Wijaya mengatakan seperti itu seakan dirinya adalah wanita murahan, masa lalu membuat Tania kesal dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Dalam pikiran Wijaya pastinya tentang masa lalu dimana Tania bisa melakukan hal-hal itu, tapi bukankah seharusnya itu bukan lagi hal yang menjadi pembicaraan mereka berdua.“Masih marah?” tanya Wijaya dengan nada sedih “Aku salah, maaf.”Wijaya sudah mengucapkan kata maaf beberapa kali, selama beberapa kali pula Tania hanya diam dan tidak mengajak berbicara kecuali jika ada anak-anak atau depan orang lain. Didalam kamar suasana menjadi hening, Tania beberapa kali tidur di kamar Zee dan Leo dengan alasan kehamilannya.“Sayang, aku tahu seharusnya tidak mengatakan itu sama kamu. Kata itu memang sangat sensitif buat kita berdua, tapi aku mengatakan itu karena kasihan melihat Rifat tidak memiliki anak dan harus membesarkan Endi yang
Baca selengkapnya

MLMF 81

“Tawaran apa lagi ini?” Rifat menatap Tania tidak percaya.“Apa? Aku nggak tahu maksudmu.” Tania menatap bingung dengan apa yang Rifat pertanyakan.“Hamil dengan wanita lain, tapi dari benih kita berdua.” Rifat memberikan penjelasan atas apa yang di dengarnya.“Ya, Wijaya bilang begitu. Aku juga nggak tahu bagaimana dia punya ide gila macam itu.” Tania menjawab santai “Lagipula kalau kamu keberatan juga nggak akan dilakukan.”“Yakin?” Rifat memandang penuh selidik pada Tania yang hanya mengangkat bahunya “Kita tahu bagaimana dia.” “Masih lama juga, jadi nggak perlu dipikirkan.” Tania menggerakkan tangannya agar santai.“Terserah, aku kesini mau jemput Endi. Terlalu lama dia disini sama Zee, lama-lama mereka bisa aja saling suka.” Tania menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Rifat, kedekatan anak-anaknya dengan Endi atau Billy memang sudah seperti saudara, tidak pernah ada didalam pikirannya mendekatk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status