Tidak ada lagi pembicaraan mengenai perjanjian konyol, gila atau apapun itu bentuknya dihadapan Tania. Wijaya mengikuti perkataannya dengan tidak membahas tentang hal itu, tidak peduli apa lagi yang akan direncanakan olehnya nanti, terpenting saat ini adalah tidak ada lagi pembicaraan mengenai hal itu.“Mami, abang bawa bekal apa?” suara Lucas membuyarkan lamunannya.“Abang mau bekal apa?” tanya Tania balik.“Dibuat bentuk lucu gitu loh, Mi.” Lucas menjawab dengan menggerakkan tangannya.“Kalau sekarang nggak bisa, alatnya belum ada dan mbak sudah siapin bekalnya. Gimana kalau besok atau tunggu mami beli alat-alatnya?” Lucas menganggukkan kepalanya.Membelai rambut Lucas dengan pelan, putra pertamanya ini memang cerewet dan tidak mau kalah. Satu kelebihannya adalah sangat penyayang pada siapapun, termasuk dirinya dan kedua adiknya. Jarak mereka yang dekat tidak membuat Lucas iri atau tidak suka atau apapun itu, malah sebaliknya
Baca selengkapnya