Tidak seperti biasanya, Freza ikut bergabung untuk sarapan di restauran hotel pagi ini. Dia sudah duduk bersama kedua orang tuanya.Langkah Rere goyah saat mengetahui suaminya ada di sana. Sempat dia berhenti mendorong kursi roda Rowena, yang menyebabkan teguran dari sang nenek.“Ah, maaf Eyang. Saya sepertinya lupa sesuatu. Tapi tidak pa-pa, nanti saja saya ambil.”“Dasar ceroboh. Tiba-tiba berhenti tanpa omongan pula. Ayo cepat dorong lagi. Aku sudah lapar,” gerutu Rowena.Tidak ada kata mundur bagi Rere. Mau tidak mau, dia harus menghadapinya. Dadanya terasa sesak dan sedikit memanas, karena hubungan Rere dan Freza sedang tidak baik.Mungkin Rumma yang mengajak Freza bergabung untuk sarapan. Apalagi mereka baru saja bertemu kemarin di kantor Big Star, pikir Rere.Sampai di meja makan, Rere menyapa semua yang ada di situ, termasuk Freza. Namun, reaksi Freza hanya mengangkat sedikit tangannya tanpa menoleh ke arah Rere. Wajahnya seperti tidak ingin melihat Rere saat ini.“Oh, Freza s
Read more