Perhatian ketiganya teralihkan pada suara bel. "Itu pasti uwa dan yang lainnya. Mereka pasti sudah lapar. Kita sarapan dulu, ya?" ajak Aji mengalihkan pembicaraan. "Sebaiknya memang kita makan dulu. Bicarakan ini nanti sama a Denni juga." Tirta mengatakan keputusannya. Dua orang yang menjadi tanggung jawabnya itu mengangguk, meski Sukma malas untuk melakukannya. "Sarapan dulu," kata Denni begitu pintu kamar dibuka. "Iya, Wa, mari." Aji mendahului, melangkah paling depan menuju ke lift. Denni, Mukta, dan Raja bisa merasakan ada yang berbeda dengan ketiga orang yang baru keluar kamar itu, sedang Bara dan Asep memilih hanya diam, meski melihat ada yang tidak beres di sana. Memasuki restoran, mereka memilih meja yang bisa menampung enam orang, dan meminta dua orang pekerja ayahnya makan di meja yang berbeda. "Sep, Kang Bara, maaf makannya di meja lain dulu, ya? Ada yang mau kami bahas," ujar Aji membuat Denni, Mukta, dan Raja saling melempar pandang. "Siap, Den." "Iya, Den." Bar
Last Updated : 2023-01-18 Read more