Aylin mengangguk pasti, berulang untuk mengatakan dia mau. "Iya, Seta. Aku mau!" "Sungguh?" Aji tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Tak sia-sia perjalanannya kali ini."Tentu, Seta. Aku mau menikah denganmu. Aku mau," jawab Aylin menerbitkan kelegaan di wajah Aji. "Alhamdulillah, Sayang. Terima kasih," ujar Aji dengan lega. "Aku yang harusnya mengatakan itu, Seta. Terima kasih sudah mau menerima cintaku, karena aku yang lebih dulu mengatakan tentang perasaan itu, bukan kamu." Aylin menunduk malu, teringat bagaimana dengan beranjak dia mengatakan cinta pada Aji. Aji terkekeh, "Tak penting siapa yang mengatakan perasaannya lebih dulu, Sayang. Justru dari keberanian kamu itu, aku jadi tahu, kalau ada seseorang yang menganggap aku begitu istimewa, Sayang." "Aylin, Seta, waktu kalian sudah habis!" terdengar suara Cemila dari pengeras suara, Aylin dan Aji menoleh bersamaan ke arah Cemila yang nyengir tanpa dosa dari balik kaca. "Mengganggu saja," decak Aji membuat Aylin tertawa.
Last Updated : 2023-01-13 Read more