Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 291 - Chapter 300

526 Chapters

bab 291

Menghilangkan rasa penasaran, Aji pun masuk, hingga suara gemerincing lonceng terdengar, mengalihkan perhatian Cemila yang masih berkutat di depan meja kasir, dengan sapaan ramah pekerjanya yang menyambut kedatangan Aji. "Selamat datang." Aji tersenyum, mengangguk sebagai balasan dengan mata tertuju pada Cemila yang berdiri. "Seta?" tanya Cemila dengan heran. "Aylin belum pulang, Cemila?" tanya Aji begitu sampai di depan meja kasir. "Aylin? Dia pulang tak lama setelah kamu pergi tadi, Seta," jawab Cemila semakin bingung setelah mendengar pertanyaan Aji. "Apa dia tidak datang ke tempatmu?" "Pulang setelah aku pergi?" Aji mengulang pernyataan Cemila. "Iya, aku izinkan dia pulang setelah ragu dengan apa yang harus dia putuskan.""Ragu dengan keputusan?" Aji semakin tidak mengerti. "Duduk, yuk?! Biar lebih nyaman bicaranya," ajak Cemila, dia berjalan keluar dari tempatnya lalu mencari meja kosong untuk mereka berbicara. "Apa aku tidak mengganggu waktumu, Cemila?" tanya Aji merasa
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

bab 292

Tak mungkin dia memilih untuk bersama Aji, sedang ibunya sendiri. Jelas Fatima bukan pilihan untuknya. "Ma," panggil Aylin lirih, hatinya kembali sedih, hingga air mata mulai merebak. "Aylin." "Aku di sini, Ma." Fatima membuka mata, melihat pada sekitar di mana dia berbaring. Bukan kamarnya, namun rasa perih di punggung tangannya yang tertempel jarum infus, menjawab di mana dia berada sekarang. "Mama di rumah sakit?" "Iya, Mama pingsan," ujar Aylin mengusap pipinya yang baru saja diluncuri air mata. "Kenapa nangis?" tanya Fatima mencoba tertawa, meski rasa pusing membuatnya memejamkan mata. "Mama cuma pusing saja, kurang tidur," kata Fatima menenangkan meski percuma, karena Aylin jelas tidak akan percaya. "Mama bohong. Istirahatlah, biar Aylin yang menjaga." "Istirahat, Kak. Tapi aku harus pulang dulu sebentar, tapi Selma akan di sini untuk menemani Aylin. Nanti malam aku akan datang lagi," ujar Emir mendekat pada brankar di mana istri almarhum kakaknya terbaring. "Emir, maa
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

bab 293

Fatima dan Selma hanya tersenyum melihat Aylin yang nampak canggung dengan semua yang Aji lakukan, meski begitu mereka memuji Aji yang tidak sama sekali melakukan sentuhan fisik pada Aylin, laki-laki itu sangat menjaga sikapnya. "Halo, Ji!" wajah Sukma muncul di layar, Aylin sempat menjauhkan wajahnya, karena belum siap bertatap muka dengan wanita yang sudah mengantarkan lelaki yang dicintainya ke dunia. "Bu, ada Aylin dan ibunya," kata Aji lalu mengganti kamera agar bisa menyorot pada Aylin dan Fatima. "Sapa ibuku, Sayang, Ibu," pinta Aji pada kedua orang yang disebut namanya. "Assalamua'aikum," sapa Fatima dengan melambaikan tangannya meski dia belum melihat bagaimana rupa ibu Aji. "Wa'alaikumussalam, Aji sakit apa ibunya Aylin?" tanya Sukma yang tentu tidak dimengerti oleh mereka yang berada di sana. "Kecapean katanya, Bu. Tadi pingsan juga, jadi dibawa ke rumah sakit," jelas Aji. "Bilang pada calon mertuamu, semoga cepat sehat, biar ibu bisa datang untuk melamar," kata Sukma
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

bab 294

"Iya, secepatnya aku ingin kita membahas tentang ini, Sayang, biar jelas kapan aku harus meminta ayah dan ibu datang. Aku sudah tidak sabar!" ujar Aji mendekatkan kepalanya ke telinga Aylin. Aylin tertawa dengan cantik, dari samping Aji menatap penuh puja. Ternyata benar adanya, selama ini dia telah buta. Ada seorang gadis yang begitu mempesona, tapi hatinya tidak tersentuh juga. Malah mencoba mencari gadis lain untuk dijadikan pengobat hatinya, meski tetap akhirnya dia juga harus meninggalkan luka di hati seorang Sabilla. Ah, Sabilla. Entah apa yang dirasakan gadis itu saat tahu sekarang Aji sudah sangat jauh keberadaannya. Bahkan dengan sangat lantang, meminta gadis yang ada di sampingnya untuk menjadi istrinya. "Kok, malah tertawa?" tanya Aji setelah beberapa saat hanya menatap Aylin. "Aku beneran tidak mengenal kamu, Seta. Ups!" Aylin membekap mulutnya, saat lagi-lagi keceplosan memanggil Aji hanya dengan namanya. Sedang Aji yang menghentikan langkah, saat Aylin tidak menggu
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

bab 295

Pagi yang indah menyapa, suara kicauan burung yang dipelihara Tirta terdengar saling menyahut dari dalam sangkarnya, mereka mengepakan sayapnya dari sisa dingin udara malam, meloncat riang dalam batas tempat yang hanya seadanya. Menatap cemburu, pada burung lain yang bisa bebas terbang di dahan pohon yang tumbuh di sekitar rumah juragan tanah itu. Kesibukan dimulai, Asep sedang menyapu halaman dari guguran daun yang berjatuhan, mengumpulkannya di sudut lain halaman yang tersedia lubang besar untuk membakar sampah. Dari dalam rumah besar Tirta, Sukma sudah selesai memberikan titah pada Asih untuk menyiapkan sarapan yang ingin dimakan. Untuk Tirta tepatnya, sekarang ini Tirta sangat pemilih untuk asupan gizi yang masuk ke tubuhnya, tidak mau asal makan. Setelah Aji kembali berjauhan dengannya, ponsel adalah hal selanjutnya yang akan Sukma cari saat dia santai, mengecek apakah Aji mengirimkan kabar atau tidak. Benar saja, ada pesan yang dikirimkan Aji semalam, dengan teliti dibacanya
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

bab 296

Aylin beberapa kali melihat ponselnya, sampai jam setengah sembilan Aji belum juga datang, sedang untuk menghubungi Aylin takut Aji terganggu. Mungkin saja Aji sangat lelah hingga dia tak bisa bangun subuh, dan datang ke rumah sakit seperti janjinya. Dokter sudah mengizinkan Fatima pulang, hanya menunggu impusannya habis saja. Emir dan Selma sudah pulang lebih dulu dengan membawa perlengkapan Fatima selama dirawat. Rencana untuk berbicara dengan Emir membahas tentang lamaran Aji gagal sudah, karena Emir harus berangkat bekerja."Sarapan dulu, Ma, terus diminum obatnya," ujar Aylin mendekatkan nampan berisi menu sarapan Fatima. "Masih kenyang, kan tadi makan apel sama roti," tolak Fatima sambil menepuk perutnya. Pas bangun tadi Fatima memang merasakan sangat lapar, lalu meminta Fatima untuk mengupas apel untuknya. "Sedikit saja, buat dasar minum obat," bujuk Aylin menatap penuh harap ibunya bersedia menuruti keinginannya. "Sedikit, ya?" Aylin menganggukkan semangat. "Iya, sedikit.
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

bab 297

Cafe tempat kerja Aylin-lah yang menjadi tujuan mereka sekarang. Aji membukakan pintu untuk Aylin masuk lebih dulu, hingga Cemila yang sedang membawakan kopi untuk pelanggan menoleh. "Hmm, ini rupanya alasan kamu tidak masuk kerja tanpa memberitahu aku, Aylin?" ketus Cemila memasang wajah judes. Setelah menyimpan pesanan kopi, gadis itupun mendekat pada meja yang diduduki sepasang anak manusia yang sedang jatuh cinta itu. "Jangan ganggu calon istriku, Cemila! Kami datang ke sini sebagai pelanggan sekarang, bukan sebagai pekerja di Cafe ini," ujar Aji dengan sangat menyebalkan, untuk Cemila pastinya. Sedang untuk Aylin, calon suaminya itu sangat menggemaskan. "Huh! Sombong sekali kau, Tuan!" dengus Cemila sewot. "Apa begini cara pekerja di Cafe ini menyambut pelanggan, Sayang?" Aji nampaknya belum puas menggoda Cemila, dia melihat pada Aylin yang duduk di depannya dengan wajah dibuat heran. "Wah, emang bener nih, pacar kamu, Aylin--" "Ralat! Aku bukan pacar Aylin. Tapi calon suam
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

bab 298

"Hati-hati, Sayang!" Aji menatap Aylin cemas. "Minggu depan?" tanya Aylin ingin menegaskan kalau dia tidak salah dengar. Dia masih terbatuk hingga matanya berair, Aji jadi merasa bersalah mengatakan itu saat Aylin sedang minum. "Iya. Lebih cepat lebih baik. Minggu depan kita menikah," ulang Aji menegaskan. Dia tidak ingin membuka celah dalam hatinya untuk merasa iba atas status Sabilla, apalagi menimbulkan rasa bersalah dalam hati karena telah menyakiti gadis itu. Bukankah dari awal semua sudah jelas? Mereka hanya kenalan saja. Tidak ada yang harus sakit hati, saat selanjutnya tidak ada ikatan pasti. "Bagaimana prosesnya? Kita beda negara, pasti banyak prosedur yang harus dipenuhi," ucap Aylin sedikit sangsi. "Aku sudah mencari tahu semuanya. Aku akan meminta bantuan dari temanku yang bekerja di KBRI. Yang penting kamu siap. Itu saja. Bagaimana? Siap?" "Seta-- ah, maksudnya ... Sayang. Apa kamu yakin?" "Apa kamu meragukan aku? Atau ... justru kamu sendiri yang ragu akan dirimu?
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

bab 299

Hari terus berlalu, kesibukan di dua tempat berbeda dengan maksud dan tujuan yang sama, menyita waktu dan perhatian orang yang menjalaninya. Aji dibantu temannya yang bekerja di kedutaan, melengkapi berkas-berkas untuk bisa menikah secara resmi dengan Aylin. Sepasang calon pengantin itu bahkan sudah dua hari tidak bertemu, karena Aji pergi ke KBRI yang berada di Ankara yang berjarak dua jam perjalanan dari tempat tinggal Aylin. Aji terpaksa menginap di sana agar tidak capek pulang pergi dan memudahkan semua urusan. Di Indonesia sendiri rumah untuk Aji sudah mulai dikerjakan, pemasangan pondasi sudah hampir selesai, sengaja Arya mengerahkan banyak tenaga ahli di bidangnya, harapan rumah bisa selesai saat Aji datang bersama keluarga kecil bisa terwujud. Hari ketiga barulah Aji kembali dengan senyuman lega tercetak di bibirnya, wajah letihnya terlihat puas dengan beresnya segala prosedur agar dia bisa menyunting sang pujaan hati. Dia langsung datang ke tempat kerja Aylin, selain karena
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

bab 300

Aylin merinding mendengar kata terakhir yang diucapkan Aji. Tak pernah terbayangkan kalau hal itu akan dilewatinya beberapa hari ke depan. "Apa sih?" kata Aylin merona. "Kamu gemesin kalau lagi merona gitu," goda Aji semakin menjadi, rasa rindu selama tiga hari tak bertemu, dia curahkan dengan terus menggoda kekasihnya. "Kamu jadi semakin nggak aku kenali, Sayang. Hampir tidak aku kenali sosok kamu yang ini." Aji tertawa, memang selama ini dia menutup dirinya yang ini. Tepatnya, setelah kekecewaan atas luka yang ditoreh oleh wanita pertama yang dia titipkan hati. Hingga saat wanita itu mengembalikan lagi hatinya, dia pun kembali menjadi dirinya sendiri. Aji Seta yang ceria, banyak bicara, dan kadang menyebalkan, seperti kata Cemila. "Dan inilah aku yang sebenarnya, Sayang. Apa kamu tidak keberatan dengan aku yang sekarang? Menerima calon suami yang seperti ini?" tanya Aji dengan menoleh pada gadis di sebelahnya. "Apapun itu. Aku mencintaimu, Seta. Sayangku," jawab Aylin dengan
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
53
DMCA.com Protection Status