Share

bab 293

last update Last Updated: 2023-01-15 08:17:16

Fatima dan Selma hanya tersenyum melihat Aylin yang nampak canggung dengan semua yang Aji lakukan, meski begitu mereka memuji Aji yang tidak sama sekali melakukan sentuhan fisik pada Aylin, laki-laki itu sangat menjaga sikapnya.

"Halo, Ji!" wajah Sukma muncul di layar, Aylin sempat menjauhkan wajahnya, karena belum siap bertatap muka dengan wanita yang sudah mengantarkan lelaki yang dicintainya ke dunia.

"Bu, ada Aylin dan ibunya," kata Aji lalu mengganti kamera agar bisa menyorot pada Aylin dan Fatima. "Sapa ibuku, Sayang, Ibu," pinta Aji pada kedua orang yang disebut namanya.

"Assalamua'aikum," sapa Fatima dengan melambaikan tangannya meski dia belum melihat bagaimana rupa ibu Aji.

"Wa'alaikumussalam, Aji sakit apa ibunya Aylin?" tanya Sukma yang tentu tidak dimengerti oleh mereka yang berada di sana.

"Kecapean katanya, Bu. Tadi pingsan juga, jadi dibawa ke rumah sakit," jelas Aji.

"Bilang pada calon mertuamu, semoga cepat sehat, biar ibu bisa datang untuk melamar," kata Sukma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 294

    "Iya, secepatnya aku ingin kita membahas tentang ini, Sayang, biar jelas kapan aku harus meminta ayah dan ibu datang. Aku sudah tidak sabar!" ujar Aji mendekatkan kepalanya ke telinga Aylin. Aylin tertawa dengan cantik, dari samping Aji menatap penuh puja. Ternyata benar adanya, selama ini dia telah buta. Ada seorang gadis yang begitu mempesona, tapi hatinya tidak tersentuh juga. Malah mencoba mencari gadis lain untuk dijadikan pengobat hatinya, meski tetap akhirnya dia juga harus meninggalkan luka di hati seorang Sabilla. Ah, Sabilla. Entah apa yang dirasakan gadis itu saat tahu sekarang Aji sudah sangat jauh keberadaannya. Bahkan dengan sangat lantang, meminta gadis yang ada di sampingnya untuk menjadi istrinya. "Kok, malah tertawa?" tanya Aji setelah beberapa saat hanya menatap Aylin. "Aku beneran tidak mengenal kamu, Seta. Ups!" Aylin membekap mulutnya, saat lagi-lagi keceplosan memanggil Aji hanya dengan namanya. Sedang Aji yang menghentikan langkah, saat Aylin tidak menggu

    Last Updated : 2023-01-15
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 295

    Pagi yang indah menyapa, suara kicauan burung yang dipelihara Tirta terdengar saling menyahut dari dalam sangkarnya, mereka mengepakan sayapnya dari sisa dingin udara malam, meloncat riang dalam batas tempat yang hanya seadanya. Menatap cemburu, pada burung lain yang bisa bebas terbang di dahan pohon yang tumbuh di sekitar rumah juragan tanah itu. Kesibukan dimulai, Asep sedang menyapu halaman dari guguran daun yang berjatuhan, mengumpulkannya di sudut lain halaman yang tersedia lubang besar untuk membakar sampah. Dari dalam rumah besar Tirta, Sukma sudah selesai memberikan titah pada Asih untuk menyiapkan sarapan yang ingin dimakan. Untuk Tirta tepatnya, sekarang ini Tirta sangat pemilih untuk asupan gizi yang masuk ke tubuhnya, tidak mau asal makan. Setelah Aji kembali berjauhan dengannya, ponsel adalah hal selanjutnya yang akan Sukma cari saat dia santai, mengecek apakah Aji mengirimkan kabar atau tidak. Benar saja, ada pesan yang dikirimkan Aji semalam, dengan teliti dibacanya

    Last Updated : 2023-01-15
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 296

    Aylin beberapa kali melihat ponselnya, sampai jam setengah sembilan Aji belum juga datang, sedang untuk menghubungi Aylin takut Aji terganggu. Mungkin saja Aji sangat lelah hingga dia tak bisa bangun subuh, dan datang ke rumah sakit seperti janjinya. Dokter sudah mengizinkan Fatima pulang, hanya menunggu impusannya habis saja. Emir dan Selma sudah pulang lebih dulu dengan membawa perlengkapan Fatima selama dirawat. Rencana untuk berbicara dengan Emir membahas tentang lamaran Aji gagal sudah, karena Emir harus berangkat bekerja."Sarapan dulu, Ma, terus diminum obatnya," ujar Aylin mendekatkan nampan berisi menu sarapan Fatima. "Masih kenyang, kan tadi makan apel sama roti," tolak Fatima sambil menepuk perutnya. Pas bangun tadi Fatima memang merasakan sangat lapar, lalu meminta Fatima untuk mengupas apel untuknya. "Sedikit saja, buat dasar minum obat," bujuk Aylin menatap penuh harap ibunya bersedia menuruti keinginannya. "Sedikit, ya?" Aylin menganggukkan semangat. "Iya, sedikit.

    Last Updated : 2023-01-16
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 297

    Cafe tempat kerja Aylin-lah yang menjadi tujuan mereka sekarang. Aji membukakan pintu untuk Aylin masuk lebih dulu, hingga Cemila yang sedang membawakan kopi untuk pelanggan menoleh. "Hmm, ini rupanya alasan kamu tidak masuk kerja tanpa memberitahu aku, Aylin?" ketus Cemila memasang wajah judes. Setelah menyimpan pesanan kopi, gadis itupun mendekat pada meja yang diduduki sepasang anak manusia yang sedang jatuh cinta itu. "Jangan ganggu calon istriku, Cemila! Kami datang ke sini sebagai pelanggan sekarang, bukan sebagai pekerja di Cafe ini," ujar Aji dengan sangat menyebalkan, untuk Cemila pastinya. Sedang untuk Aylin, calon suaminya itu sangat menggemaskan. "Huh! Sombong sekali kau, Tuan!" dengus Cemila sewot. "Apa begini cara pekerja di Cafe ini menyambut pelanggan, Sayang?" Aji nampaknya belum puas menggoda Cemila, dia melihat pada Aylin yang duduk di depannya dengan wajah dibuat heran. "Wah, emang bener nih, pacar kamu, Aylin--" "Ralat! Aku bukan pacar Aylin. Tapi calon suam

    Last Updated : 2023-01-16
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 298

    "Hati-hati, Sayang!" Aji menatap Aylin cemas. "Minggu depan?" tanya Aylin ingin menegaskan kalau dia tidak salah dengar. Dia masih terbatuk hingga matanya berair, Aji jadi merasa bersalah mengatakan itu saat Aylin sedang minum. "Iya. Lebih cepat lebih baik. Minggu depan kita menikah," ulang Aji menegaskan. Dia tidak ingin membuka celah dalam hatinya untuk merasa iba atas status Sabilla, apalagi menimbulkan rasa bersalah dalam hati karena telah menyakiti gadis itu. Bukankah dari awal semua sudah jelas? Mereka hanya kenalan saja. Tidak ada yang harus sakit hati, saat selanjutnya tidak ada ikatan pasti. "Bagaimana prosesnya? Kita beda negara, pasti banyak prosedur yang harus dipenuhi," ucap Aylin sedikit sangsi. "Aku sudah mencari tahu semuanya. Aku akan meminta bantuan dari temanku yang bekerja di KBRI. Yang penting kamu siap. Itu saja. Bagaimana? Siap?" "Seta-- ah, maksudnya ... Sayang. Apa kamu yakin?" "Apa kamu meragukan aku? Atau ... justru kamu sendiri yang ragu akan dirimu?

    Last Updated : 2023-01-16
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 299

    Hari terus berlalu, kesibukan di dua tempat berbeda dengan maksud dan tujuan yang sama, menyita waktu dan perhatian orang yang menjalaninya. Aji dibantu temannya yang bekerja di kedutaan, melengkapi berkas-berkas untuk bisa menikah secara resmi dengan Aylin. Sepasang calon pengantin itu bahkan sudah dua hari tidak bertemu, karena Aji pergi ke KBRI yang berada di Ankara yang berjarak dua jam perjalanan dari tempat tinggal Aylin. Aji terpaksa menginap di sana agar tidak capek pulang pergi dan memudahkan semua urusan. Di Indonesia sendiri rumah untuk Aji sudah mulai dikerjakan, pemasangan pondasi sudah hampir selesai, sengaja Arya mengerahkan banyak tenaga ahli di bidangnya, harapan rumah bisa selesai saat Aji datang bersama keluarga kecil bisa terwujud. Hari ketiga barulah Aji kembali dengan senyuman lega tercetak di bibirnya, wajah letihnya terlihat puas dengan beresnya segala prosedur agar dia bisa menyunting sang pujaan hati. Dia langsung datang ke tempat kerja Aylin, selain karena

    Last Updated : 2023-01-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 300

    Aylin merinding mendengar kata terakhir yang diucapkan Aji. Tak pernah terbayangkan kalau hal itu akan dilewatinya beberapa hari ke depan. "Apa sih?" kata Aylin merona. "Kamu gemesin kalau lagi merona gitu," goda Aji semakin menjadi, rasa rindu selama tiga hari tak bertemu, dia curahkan dengan terus menggoda kekasihnya. "Kamu jadi semakin nggak aku kenali, Sayang. Hampir tidak aku kenali sosok kamu yang ini." Aji tertawa, memang selama ini dia menutup dirinya yang ini. Tepatnya, setelah kekecewaan atas luka yang ditoreh oleh wanita pertama yang dia titipkan hati. Hingga saat wanita itu mengembalikan lagi hatinya, dia pun kembali menjadi dirinya sendiri. Aji Seta yang ceria, banyak bicara, dan kadang menyebalkan, seperti kata Cemila. "Dan inilah aku yang sebenarnya, Sayang. Apa kamu tidak keberatan dengan aku yang sekarang? Menerima calon suami yang seperti ini?" tanya Aji dengan menoleh pada gadis di sebelahnya. "Apapun itu. Aku mencintaimu, Seta. Sayangku," jawab Aylin dengan

    Last Updated : 2023-01-17
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 301

    Dua jam kemudian mereka sudah sampai di hotel. Sepanjang perjalanan tadi perbincangan di dominasi oleh duo ibu yang duduk mengapit Aylin, kedua wanita itu menguasai calon pengantin Aji dengan bertanya banyak hal, tentang hubungan mereka tentunya. Mukta menjadi penerjemah, sekaligus penyambung lidah pertanyaan Sukma juga jawaban yang diberikan Aylin. Dari obrolan itu Aylin tahu, kalau Mukta juga meninggalkan negaranya untuk mengikuti lelaki yang dicintainya, menetap di negara orang hanya untuk mengabdikan hidupnya bersama Denni, yang sudah dipilih hatinya sebagai pendamping hidup. Pantas saja Aylin melihat Mukta terlihat berbeda, ternyata memang wanita itu bukan berasal dari negara calon suaminya. Aylin akan bertanya banyak pada Mukta nanti. Bagaimana kiat-kiat memikat hati mertua berbeda bangsa, yang tentunya perbedaan cara didik juga budaya, akan mempengaruhi kehidupan rumah tangganya. Beruntung sepengetahuan dia, Sukma--sang calon ibu mertua, terlihat sangat baik dan bersikap sang

    Last Updated : 2023-01-17

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status