Share

bab 286

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-12 09:41:07

Sukma dan Tirta bertukar senyuman, dari semalam mereka sudah membahas tentang Aji dan Aylin, hanya soal menempatkan Aji dengan membangun rumah di tanah yang baru dibelinya, ide itu datang tiba-tiba saja.

"Aji sedang jalan-jalan menjemput calon istrinya."

"Apa?" Arya jelas kaget dengan jawaban Tirta.

"Dan Aylin adalah nama calon ipar kamu, A," sahut Sukma melengkapi.

Arya semakin bengong, hal sepenting ini dia tidak diberitahu?

"Arya nggak paham," kata Arya memandang bergantian orang tuanya.

"Aji pergi ke Turki semalam, A. Dia pergi ke sana untuk menjemput calon istrinya." Tirta menjelaskan.

Arya semakin kaget mendengar itu. "Aji pergi ke Turki?"

Sukma dan Tirta mengangguk.

"Menjemput calon istrinya?" lagi kedua orang tuanya menggerakkan kepala ke bawah.

Arya menghempas kasar punggungnya pada sandaran kursi, menatap tak percaya karena tak dilibatkan tentang itu oleh Sukma dan Tirta.

"Kok bisa Arya tidak diberitahu, Yah, Bu?" ujarnya sedikit kecewa, menekan suaranya agar tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 287

    Jelas Cemila tidak sedang bermimpi. Itu Seta. Aji Seta Subrata yang dikatakan Aylin tak akan kembali lagi ke negaranya, tapi kini jelas nyata ada di depan mata, berdiri menatap Aylin yang masih merapikan meja, tanpa menoleh siapa pelanggan yang datang membuka pintu cafe tempat mereka bekerja. "Se-ta!" pekik Cemila jelas bisa terdengar oleh Aylin, gerakan gadis itu terhenti sesaat, namun kembali tak peduli karena Cemila memang sering menggodanya. "Tolong layani dulu pelanggan yang baru masuk itu, Cemila," kata Aylin sama sekali tak menoleh ke arah pintu di mana Aji berdiri menatapnya. Cemila beranjak bangun dan menghampiri. "Seta!""Halo, Cemila, aku mengingat namamu kali ini bukan?" sapa Aji pada Cemila yang mengangguk puas, lalu tatapannya kembali teralih pada Aylin yang mendadak kaku, setelah mendengar suara yang begitu dikenalnya. Benarkah Aji ada di sana? Ada di belakangnya saat ini dan tengah berbicara dengan Cemila? Tadi dia sempat memeriksa ponselnya, hingga iseng membaca

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-12
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 288

    "Sentuh aku kalau kamu merasa ini mimpi, Sayang. Rasakan kehadiranku," Aji mengulurkan tangannya untuk Aylin sentuh. Padahal bukan itu yang Aylin tidak percayai. Aylin mengusap pipinya, lalu menyelipkan tubuh tinggi rampingnya di antara meja, yang kursinya sudah Aji tarik untuknya. Aji tersenyum--tepatnya tak berhenti tersenyum, karena sejak tadi kedua sudut bibirnya terus tertarik ke atas, menyeringai manis menyuguhkan pemandangan tak bosan ditatap Aylin yang begitu memujanya. Cemila datang mendekat bersama teman Aylin yang lainnya, membawakan kopi, teh, dan makanan manis yang terlihat menggugah selera. "Kopi hitam tanpa gula seperti kesukaanmu biasanya, Seta. Dan ini, makanan manis yang akan menambah manis pertemuan kalian kali ini. Untuk Aylin teh hijau tanpa gula juga, karena yang manisnya sudah ada di depan mata," goda Cemila membuat Aylin tersipu, sedang Aji menggeleng. "Kamu salah, Cemila, mulai sekarang aku minta kamu menambahkan sedikit saja gula dalam kopi pesananku lai

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 289

    Aylin mengangguk pasti, berulang untuk mengatakan dia mau. "Iya, Seta. Aku mau!" "Sungguh?" Aji tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Tak sia-sia perjalanannya kali ini."Tentu, Seta. Aku mau menikah denganmu. Aku mau," jawab Aylin menerbitkan kelegaan di wajah Aji. "Alhamdulillah, Sayang. Terima kasih," ujar Aji dengan lega. "Aku yang harusnya mengatakan itu, Seta. Terima kasih sudah mau menerima cintaku, karena aku yang lebih dulu mengatakan tentang perasaan itu, bukan kamu." Aylin menunduk malu, teringat bagaimana dengan beranjak dia mengatakan cinta pada Aji. Aji terkekeh, "Tak penting siapa yang mengatakan perasaannya lebih dulu, Sayang. Justru dari keberanian kamu itu, aku jadi tahu, kalau ada seseorang yang menganggap aku begitu istimewa, Sayang." "Aylin, Seta, waktu kalian sudah habis!" terdengar suara Cemila dari pengeras suara, Aylin dan Aji menoleh bersamaan ke arah Cemila yang nyengir tanpa dosa dari balik kaca. "Mengganggu saja," decak Aji membuat Aylin tertawa.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 290

    Kaki Aylin tidak terarah ke tempat di mana Aji berada, setelah meminta izin pada Cemila agar dia pulang saja, sahabatnya itu langsung meng-iyakan keinginannya. Lagi pula percuma Aylin tetap bekerja, kalau fokusnya sudah terpecah karena masalah yang baru dihadapinya.Aylin memilih menemui Fatima, ingin mendengar seperti apa perkataan Aji, saat mengutarakan niatnya melamar dirinya pada sang ibu.Fatima tentu saja kaget Aylin pulang saat jam masih di angka sebelas kurang. Apa Aji tidak datang ke tempat kerja Aylin tadi?"Sudah pulang?" tanya Fatima dengan menatap lekat wajah Aylin yang terlihat sedih. "Ada apa?" lanjutnya dengan khawatir."Ma," panggil Aylin lalu memeluk ibunya erat, perlahan mulai terisak saat membayangkan dia harus pergi jauh meninggalkan wanita itu.Dilema. Antara cinta atau baktinya sebagai anak.Fatima dan Selma saling pandang. Kalau tadi dengan berbinar Fatima bercerita tentang siapa pemuda yang datang untuk melamar anaknya, kini gadis yang membuat pemuda dari nega

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 291

    Menghilangkan rasa penasaran, Aji pun masuk, hingga suara gemerincing lonceng terdengar, mengalihkan perhatian Cemila yang masih berkutat di depan meja kasir, dengan sapaan ramah pekerjanya yang menyambut kedatangan Aji. "Selamat datang." Aji tersenyum, mengangguk sebagai balasan dengan mata tertuju pada Cemila yang berdiri. "Seta?" tanya Cemila dengan heran. "Aylin belum pulang, Cemila?" tanya Aji begitu sampai di depan meja kasir. "Aylin? Dia pulang tak lama setelah kamu pergi tadi, Seta," jawab Cemila semakin bingung setelah mendengar pertanyaan Aji. "Apa dia tidak datang ke tempatmu?" "Pulang setelah aku pergi?" Aji mengulang pernyataan Cemila. "Iya, aku izinkan dia pulang setelah ragu dengan apa yang harus dia putuskan.""Ragu dengan keputusan?" Aji semakin tidak mengerti. "Duduk, yuk?! Biar lebih nyaman bicaranya," ajak Cemila, dia berjalan keluar dari tempatnya lalu mencari meja kosong untuk mereka berbicara. "Apa aku tidak mengganggu waktumu, Cemila?" tanya Aji merasa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 292

    Tak mungkin dia memilih untuk bersama Aji, sedang ibunya sendiri. Jelas Fatima bukan pilihan untuknya. "Ma," panggil Aylin lirih, hatinya kembali sedih, hingga air mata mulai merebak. "Aylin." "Aku di sini, Ma." Fatima membuka mata, melihat pada sekitar di mana dia berbaring. Bukan kamarnya, namun rasa perih di punggung tangannya yang tertempel jarum infus, menjawab di mana dia berada sekarang. "Mama di rumah sakit?" "Iya, Mama pingsan," ujar Aylin mengusap pipinya yang baru saja diluncuri air mata. "Kenapa nangis?" tanya Fatima mencoba tertawa, meski rasa pusing membuatnya memejamkan mata. "Mama cuma pusing saja, kurang tidur," kata Fatima menenangkan meski percuma, karena Aylin jelas tidak akan percaya. "Mama bohong. Istirahatlah, biar Aylin yang menjaga." "Istirahat, Kak. Tapi aku harus pulang dulu sebentar, tapi Selma akan di sini untuk menemani Aylin. Nanti malam aku akan datang lagi," ujar Emir mendekat pada brankar di mana istri almarhum kakaknya terbaring. "Emir, maa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 293

    Fatima dan Selma hanya tersenyum melihat Aylin yang nampak canggung dengan semua yang Aji lakukan, meski begitu mereka memuji Aji yang tidak sama sekali melakukan sentuhan fisik pada Aylin, laki-laki itu sangat menjaga sikapnya. "Halo, Ji!" wajah Sukma muncul di layar, Aylin sempat menjauhkan wajahnya, karena belum siap bertatap muka dengan wanita yang sudah mengantarkan lelaki yang dicintainya ke dunia. "Bu, ada Aylin dan ibunya," kata Aji lalu mengganti kamera agar bisa menyorot pada Aylin dan Fatima. "Sapa ibuku, Sayang, Ibu," pinta Aji pada kedua orang yang disebut namanya. "Assalamua'aikum," sapa Fatima dengan melambaikan tangannya meski dia belum melihat bagaimana rupa ibu Aji. "Wa'alaikumussalam, Aji sakit apa ibunya Aylin?" tanya Sukma yang tentu tidak dimengerti oleh mereka yang berada di sana. "Kecapean katanya, Bu. Tadi pingsan juga, jadi dibawa ke rumah sakit," jelas Aji. "Bilang pada calon mertuamu, semoga cepat sehat, biar ibu bisa datang untuk melamar," kata Sukma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 294

    "Iya, secepatnya aku ingin kita membahas tentang ini, Sayang, biar jelas kapan aku harus meminta ayah dan ibu datang. Aku sudah tidak sabar!" ujar Aji mendekatkan kepalanya ke telinga Aylin. Aylin tertawa dengan cantik, dari samping Aji menatap penuh puja. Ternyata benar adanya, selama ini dia telah buta. Ada seorang gadis yang begitu mempesona, tapi hatinya tidak tersentuh juga. Malah mencoba mencari gadis lain untuk dijadikan pengobat hatinya, meski tetap akhirnya dia juga harus meninggalkan luka di hati seorang Sabilla. Ah, Sabilla. Entah apa yang dirasakan gadis itu saat tahu sekarang Aji sudah sangat jauh keberadaannya. Bahkan dengan sangat lantang, meminta gadis yang ada di sampingnya untuk menjadi istrinya. "Kok, malah tertawa?" tanya Aji setelah beberapa saat hanya menatap Aylin. "Aku beneran tidak mengenal kamu, Seta. Ups!" Aylin membekap mulutnya, saat lagi-lagi keceplosan memanggil Aji hanya dengan namanya. Sedang Aji yang menghentikan langkah, saat Aylin tidak menggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-15

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status