Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 261 - Chapter 270

526 Chapters

bab 261

"Se-ta!" ucapnya tanpa suara, desakan air mata memaksa ingin keluar. Karin masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya."Karin? Kamu--" Aji menatap bergantian dua orang yang pernah menjadi sahabatnya dulu, dia mencoba menjawab pertanyaan tersirat tanpa perlu diucapkan.Karin dan Roni dalam satu mobil. Bersama."Ta, apa kabar?" tanya Roni berusaha tidak melihat perubahan wajah Karin, juga tatapan tak percaya Aji. "Maaf, aku sedikit sibuk beberapa hari ini, jadi lupa membalas pesanmu." Roni menjelaskan alasan dia tak menghiraukan pesan-pesan dari Aji.Mendengar penuturan Roni, Karin menoleh cepat. Roni tahu tentang Aji dan tidak bilang apapun padanya?"Iya, Ron, nggak pa-pa. Rin, apa kabar?" Aji menatap Karin yang tampak marah pada Roni.Mendengar Aji bertanya padanya, Karin kembali menatap layar dengan air mata yang berderai, dengan kasar dia usap lelehan air bukti hatinya kini terluka."Kamu di mana?" tanya Karin tanpa menjawab pertanyaan Aji."Aku di Bandung."Deg! Karin merasakan h
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

bab 262

"Terima kasih, Sayang. Terima kasih," ucap Roni setengah berbisik, dia bertekad tidak akan melepaskan Karin, kalau bukan gadis itu sendiri yang memintanya, seperti keinginan Karin yang ingin tetap bersamanya sekarang. Karin membalut hati yang kecewa karena kepulangan Aji yang terlambat, dengan senyuman manis yang dia berikan pada Roni. Dia sudah memutuskan untuk menerima Roni sebagai calon suaminya, jadi dia harus bertanggungjawab untuk semua pilihan dan keputusannya. "Sama-sama, Sayang." "Kita temuin Seta?" tanya Roni meminta pendapat Karin, sekaligus dia juga ingin melihat semua kesungguhan yang Karin katakan dengan bertemu dengan Aji. Karin mengalihkan tatap dari Roni, hatinya jelas belum siap bertemu dengan Aji secepat itu, tapi kalaupun dia menolak, maka Roni akan meragukan pernyataannya beberapa saat lalu. "Tentu, kita akan temuin Seta," ujar Karin, mengalihkan perasaan gugup dengan mengusap kepalanya. Perlahan dihembuskannya napas panjang. 'Aku tahu kamu masih berat, Saya
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

bab 263

"Suka pedes gitu, masa nggak pake saos dia, Ron?" kata Aji yang tahu dengan pasti kalau Karin pecinta makanan pedas, dulu dia yang sering membantu Karin menuangkan saus dari botol kalau susah keluar, sekarang ada Roni yang tanpa diminta akan dengan senang hati melakukannya. Hati Karin berdenyut pedih, seperti Aji dia pun mengingat masa lalu itu, sedang Roni bersikap abai meski dia tahu Aji seakan tengah mengulang kisahnya dengan Karin dulu. Namun dia tahu hanya sebatas itu yang Aji kenang, entah dengan wanita yang duduk di sampingnya yang lebih banyak diam, dan menunduk begitu Aji datang. Padahal dulu, Karin selalu banyak bicara saat bersama dengan Aji Seta Subrata, tertawa, dan saling menggoda. "Rencana kamu kedepannya gimana, Ta?" tanya Roni, mereka mulai menyantap pesanan masing-masing. "Rencana apa nih maksudnya?" tanya Aji tersenyum. Roni tertawa pelan, "Rencana masa depan lah. Pekerjaan, menikah … kamu pasti punya seseorang yang dekat selama enam tahun di Turki kan? Apa kamu
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more

bab 264

"Sayang? Kok, lama? Kamu baik-baik saja?" tanya Roni dengan wajah khawatir, lima belas menit Karin pergi ke toilet, andai Karin tak segera datang, sudah dipastikan dia akan pergi menyusulnya. Aji juga menatap Karin yang datang dengan wajah basah, mata Karin terlihat sembab. Menangis kah dia? Aji hanya berharap, bukan dia penyebab tangisan itu. Meski tentu saja harapannya sia-sia, karena memang dia lah tersangka utama Karin menangis. "Sedikit sakit perut," jawab Karin berbohong, mengusap perutnya untuk meyakinkan. "Apa? Perlu periksa ke dokter?" tanya Roni panik. "Kepedesan makan baksonya mungkin." Roni mengusap lengan Karin, melihat pada sisa bakso yang ada di mangkuk. Pantas tidak dihabiskan, mungkin karena Karin sakit perut. Pikir Roni menyesali pemikirannya di awal, yang mengira Karin tidak menghabiskan makanannya karena tidak napsu makan karena Aji. Karin mengangguk, merasa lega karena Roni tidak mengetahui kebohongannya. Begitu juga Aji yang menertawakan pemikirannya sendi
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

bab 265

"Ya nggak apa-apa sekarang kenalan di telepon, besok Kopdar. Kopi darat!" Khadijah tersenyum lebar. "Om Aji mau dikenalin sama tante Billa, Bun?" tanya Syena ikut berbicara. "Iya, Na. Mereka cocok, kan?" Khadijah mencari dukungan anaknya. "Pas! Sama-sama cakep!" Syena mengacungkan kedua jempol tangannya. "Dih, Syena udah tahu yang cakep!" Aji malah menggoda Syena untuk mengalihkan pembicaraan. "Ya tahu dong, Om, Enna kan udah dua puluh tahun, masa belum tahu yang cakep? Aneh, deh!" Syena tertawa. "Oh, Enna udah dua puluh tahun? Seumuran dengan adiknya Seruni dong. Eh?!" Aji menggigit bibirnya saat nama Seruni terlafaz tanpa sengaja, entah kenapa tiba-tiba dia ingat dua orang yang memiliki wajah hampir serupa itu. Denni dan Mukta saling pandang, mereka tahu Rara, mengenalnya dengan baik malah, apa Aji ada rasa pada adik dari seseorang yang pernah membuatnya merana karena patah hati? "Siapa?" tanya Khadijah yang memang tidak mengenal Rara. "Rara," jawab Aji, bayangan Rara melin
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

bab 266

Rara mengangguk, dia semakin lekat menatap wajah ibunya yang kini tak fokus padanya."Karena itu ibu tidak ingin ada hubungan apapun antara kamu dan Aji, selain sebagai paman dan bibinya Aruna. Karena wajah kamu dan teh Runi, mirip.""Bu, apa hubungannya?" tanya Rara tak bisa menahan rasa penasarannya."Ada. Bahkan sangat penting, karena akan berpengaruh pada hidup kamu, kalau Ibu biarkan kamu dan Aji saling punya rasa.""Ibu penuh teka-teki. Rara malah makin bingung jadinya ini," kekeh Rara."Aji ... adalah orang yang pertama meminta tetehmu untuk menunggu. Kasarnya, mereka pernah saling terikat janji," kata Lastri yang sudah memikirkan baik-buruknya dari kejujuran kata-katanya sekarang."Apa? Ma-maksud Ibu, teh Runi dan A Aji pernah ada hubungan? Kekasih, gitu?" tanya Rara tak bisa menyembunyikan kekagetannya.*****"Bu?" kejar Rara saat Lastri diam beberapa saat. "Ibu tidak tahu hubungan pasti mereka, Ra. Hanya yang jelas, kepergian Aji dulu … karena kakakmu. Tepatnya Aji sakit ha
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

bab 267

"Cieeee! Kayaknya jadi nih, kakek Risman dapat menantu baru!" lagi Syenna menyeletuk yang disambut gelak tawa semua orang, tak terkecuali Aji dan Sabilla yang tersenyum malu-malu, dan saling tatap. "Dih, Enna, kayak yang paham aja," ujar Aji tak ingin semakin mati gaya oleh godaan Syenna. "Tahulah, Syenna dah dewasa, Om." "Udah, ini kok malah kamu sama Syenna yang ribut. Itu disapa Bila-nya, Ji!" Khadijah menengahi. Sabilla tersenyum sambil menutup mulutnya. Aji pun mulai berhasil menguasai diri, dia menatap Sabilla dengan yakin. "Hai," sapanya bingung harus berkata apa. "I-iya, A." Sabilla menjawab dengan lembut, memalingkan lagi wajahnya yang bersemu. Khadijah menjauh, membiarkan Aji dan Sabilla saling mengenal. Begitu juga Denni dan Sukma, yang seakan ingin memberikan waktu untuk Aji dan Sabilla berbicara. "Eh, kok malah pergi?" tanya Aji melihat semua orang beranjak pergi. "Bukan pergi, mau ke kamar. Ayo, Ibra, Enna," ajak Khadijah pada kedua anaknya. "Loh, Wa?" "Uwa ma
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

bab 268

"Kita pikirkan lagi, ya? Besok kita bahas lagi, aku pulang dulu. Istirahatlah, tenangkan hatimu. Jangan terburu-buru. Andai kita berjodoh, tak akan ada satupun yang dapat memisahkan kita." Roni melepas pelukan Karin, mengusap wajah yang bersimbah air mata itu lembut. Hidung Karin yang memerah, mata yang sembab, juga ... bibirnya yang bergetar. Ada dorongan untuk mendekatkan wajah agar bingkai itu dikecupnya. Ragu Roni melakukan apa bisikan yang melintas dalam benak, dia belum pernah mencium gadis manapun, hingga dia pun mencoba keberuntungannya. Semakin mendekat. Tapi dia segera sadar, hingga ujung hidung Karin lah yang menjadi sasaran kecupannya. Membuat Karin memejamkan mata. "Maaf, aku hampir khilaf," bisik Roni menyatukan kening mereka, menahan gejolak yang tiba-tiba saja menguasai. Karin mengangguk. "Aku pulang. Ingat satu hal, aku cinta kamu. Akan aku lakukan apapun yang membuat kamu bahagia, bukan terpaksa bahagia. Hemm?" Lagi Karin mengangguk. Menyembunyikan semu di waj
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

bab 269

Lima belas menit kemudian Aji sudah siap dan keluar kamar, terpaksa dia memakai baju yang kemarin, karena semalam dia memang belum membeli baju, sedang untuk tidur dia memakai baju milik Raja yang ada di rumah Denni.Aji sedikit heran begitu tidak melihat Khadijah dan kedua anaknya, dia sudah yakin kalau Khadijah pasti telah berangkat ke rumah pamannya Farhat, rumah Sabilla tentunya."Ji, baru bangun?" tanya Sukma saat Aji melangkah ke dapur."Iya, Wa. Kebablasan. Habis sholat Aji rebahan, eh, malah ketiduran," kata Aji terkekeh."Kecapean mungkin. Ya sudah, sarapan dulu, sudah siap di meja makan," titah Mukta melangkah ke ruang makan."Teh Khadi sudah pergi, Wa?" tanya Aji mengikuti langkah istri kakak ayahnya itu."Sudah. Soalnya mulai sibuk di rumahnya Billa, kan acaranya lusa.""Uwa Denni kemana, Wa?" Aji menoleh mencari keberadaan Denni yang belum terlihat sejak dia keluar kamar."Ada di belakang, biasa berjemur sambil ngasih makan ikan. Makan saja dulu, nanti kalau mau langsung
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

bab 270

Dengan terus tersenyum, Ayudia melangkah masuk ke bagian tengah rumahnya, meminta pada asisten rumah tangganya untuk membawakan jamuan."Ada siapa, Ma?" tanya Naura mendekat."Ada tamu. Mudah-mudahan ini jawaban atas doa Mama, agar kakakmu Billa secepatnya menikah!" kata Ayudia tak bisa menutupi rasa bahagia juga harapan yang mulai tumbuh dalam hatinya."Siapa? Pacarnya teh Billa?" Naura semakin penasaran, dia menoleh ke bagian depan rumah."Sepupunya Khadijah. Duh, Mama belum apa-apa saja udah seneng banget ini." Ayudia menerawang."Jangan terlalu senang dulu, Ma. Takutnya kecewa. Teh Billa kan pemilih banget," ingat Naura membuat binar bahagia di mata ibunya meredup.Menghela napas berat, Ayudia menyimpan harapan yang tadi begitu kuat dalam hati. "Semoga saja mereka bisa saling menyukai, Dek. Ya sudah, Mama mau ke depan lagi, kamu kalau mau lihat nanti saja pas ada Billa.""Iya, Ma."*****Sabilla melangkah turun dengan gugup, setelah Khadijah mengatakan tentang kedatangan Aji, dia
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
53
DMCA.com Protection Status