Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 251 - Chapter 260

526 Chapters

bab 251

"Ada apa, Wa?" tanya Aji begitu dia sampai di depan Denni, ada Tirta dan Arya juga di sana, para wanita sedang menikmati semilir angin di gazebo belakang, yang mulai mengantarkan hawa panas, seiring dengan naiknya sang raja siang ke puncak tertinggi menguasai hari. "Duduk, Ji!" titah Denni, Aji pun duduk di dekat Arya, berhadapan langsung dengan Denni, terhalang meja kayu yang di atasnya ada jamuan teman mereka ngobrol. "Uwa selepas ashar mau pulang, Ji." ''Loh, kok pulang, sih?" tanya Aji tampak keberatan dengan rencana Denni. "Katanya kangen sama Aji? kita kan belum ngobrol banyak, Wa," lanjutnya. "Kangen lah, Uwa memang masih kangen sama kamu, Ji. Tapi Khadi mau datang sore atau malam ini. Ada acara nikahan sepupunya Farhat minggu depan, itu juga dia datang cuma sama anak-anak duluan, Farhat nyusul," terang Denni membuat Aji mengangguk memaklumi niatan Denni untuk pulang. "A Raja juga pulang?" tanya Aji menoleh pada Raja. "Iya, Ji, Aa juga pulang. Kan besok Danu sekolah, persi
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

bab 252

"Iya, Wa, nanti Aji coba main ke Bandung buat nemuin teh Khadi, sekarang belum berani kemana-mana, mungkin setelah semingguan baru bepergian jauh. Kalau tadinya mau ke Bandung secepatnya kan karena niat ngunjungin Uwa, tapi malah keduluan," ucap Aji tak bisa langsung memutuskan. "Pakai mobil, Ji. Diantar sama Ade atau Engkos kalau mau kemana-mana," usul Tirta, melihat Aji seakan membuka diri untuk bertemu dengan gadis yang dibicarakan kakaknya tadi. "Kan mang Ade sibuk sama aa Arya. Mang engkos sibuk jadi asisten ayah. Aji nggak mau ganggu. Pake motor belum berani.""Nyetir sendiri atuh, Ji, mobil ada." Raja kembali menyela. "Nggak bisa nyetir, A! hehehe." Aji tertawa. "Eh, seriusan kamu nggak bisa nyetir?'' tanya Raja kaget. "Serius!" "Nanti Aa ajarin, Ji," ujar Arya. "Nah, bener itu. Ajarin sama Arya saja, atau ke kursus menyetir sekalian, seminggu juga kayaknya bisa deh kamu, Ji. Gamang, kok. Apalagi sekarang banyak yang matic. Dapat SIM lagi kalau belajar lewat kursus." Raja
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

bab 253

Roni merasakan gugup sekarang, di depannya kedua orang tua Karin tengah menunggu apa yang akan disampaikan lelaki itu, setelah kemarin malam Karin bilang kalau ada yang ingin bertemu mereka. Meski sudah berharap, kalau kedatangan lelaki yang sudah dikenal baik keduanya, adalah satu hubungan serius untuk Karin.Di sebelah ibunya, Karin pun merasakan gugup, tangannya mulai dingin menunggu suara Roni keluar.Seperti ini kah rasanya dilamar? Itu baru Roni saja yang datang, bagaimana kalau semua anggota keluarga kekasihnya yang berkunjung?"Ayo, diminum dulu, Nak Roni." Yani--ibu Karin, mengurangi kegugupan yang mungkin dirasakan Roni, dengan menawarkan jamuan."Oh, I-iya, Bu." Roni mengikuti perkataan Yani, diambilnya gelas berisi air teh hangat di depannya. Rasa hangat langsung menjalari perut, sedikit membuatnya merasa nyaman."Ada apa, Nak Roni? Karin bilang ada yang ingin Nak Roni bicarakan sama bapak," tanya Zaenal membuka percakapan.Roni membetulkan duduknya, mengusap keningnya yan
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

bab 254

"Neng!" panggil Soleh begitu kedua anaknya sudah pergi. "Kenapa, A?" tanya Lastri mendekat setelah mengunci pintu. "Duduk sini coba, deketan!" Soleh menepuk ruang di sebelahnya. Dengan patuh Lastri pun duduk di sana. "Kaki Aa pegal? Sini, biar Neng pijitin," ujar Lastri yang menyangka Soleh ingin dipijat. "Enggak, kaki Aa baik-baik saja. Cuma mau nanya aja sama Eneng," tolak Soleh meraih tangan Lastri yang akan menyentuh kakinya. ''Jawab yang jujur tapi, ya?" tambahnya menatap lembut wanita yang kini menatapnya balik. Lastri sudah bisa menebak pasti Soleh akan menanyakan tentang sikapnya. "Memangnya Eneng pernah bohong sama Aa?" tanya Lastri dengan sedikit takut, dia tak ingin menjelaskan apa penyebab dia seakan menjauhkan Rara dari keluarga Tirta sekarang. "Nggak pernah, Neng nggak pernah bohong. Tapi kadang ada yang Neng sembunyikan dari Aa, Neng simpan sendiri apa yang menjadi ketakutan yang tengah Neng rasakan, tanpa mau membaginya," ujar Soleh dengan lembut. "Ada apa?" lanj
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

bab 255

Rara dan Robi memang memutuskan beda sekolah saat tingkat atas. Rara yang masuk ke madrasah aliyah, sedang Robi ke sekolah umum."Kamu bisa pegang rahasia nggak?" tanya Robi meragukan saudara serahimnya."Kayak yang nggak kenal aku aja. Tapi kalau nggak mau ceritanya juga nggak apa-apa.""Bukan gitu, aku malu aja.""Jadi pernah?""Iya," jawab Robi memilih jujur."Di sekolah apa pas sudah kerja?""Sekolah.""Sekarang masih?""Sama dia?""Iya lah.""Aku kehilangan kontak dia. Pas orang tuanya meninggal," jawab Robi mendadak sendu."Kasihan.""Ya seperti itu." Robi menggeleng menghela napas panjang. "Kalau kamu, Ra?""Nggak tahu," jawab Rara dengan gamang."Maksud nggak tahunya gimana, nih? Nggak tahu dia, kalau kamu cinta dia?"Rara menggeleng, "Bukan.""Terus?""Aku nggak tahu perasaan aku itu cinta atau bukan? Soalnya kan belum pernah ngalamin. Aku justru nggak nyangka kamu pernah pacaran waktu sekolah, Bi.""Jangan bocor kamu, Ra! Aku udah jujur loh sama kamu," ujar Robi meminta peng
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

bab 256

"Eit, stop di sana, Bi!" pekik Rara saat Robi melangkah semakin dekat dengan pada Zahra. "Mau ngapain kamu? Nggak boleh deket-deket!" hardiknya, membuat Robi dan Zahra sadar kalau di sana bukan hanya ada mereka berdua saja.Robi mengusap wajah, rasa bahagianya bisa melihat Zahra lagi, membuatnya lupa diri. Padahal dulu saja mereka tak pernah--bahkan-- sekedar berpegangan tangan sekalipun, tapi kini saat usia semakin membuat mereka dewasa, ada rasa ingin memeluk meski tahu itu belum pantas untuk dilakukan, apalagi di depan Rara dan Seruni.Begitupun dengan Zahra, dia mundur dua langkah untuk menjauh dari Robi, apalagi sekarang Rara jelas jadi pemisah di antara keduanya."Siapa dia, Bi?" tanya Rara dengan gaya dibuat judes, entah kenapa timbul ide konyol dalam benaknya, dia ingin membalas menggoda Robi dengan ulahnya sebentar lagi."Ra, dia ... dia--""Oh, jadi ini?!" Rara berbalik menatap Zahra yang terlihat bingung, ini pertemuan pertama mereka, dia jelas tidak tahu siapa Rara. Meski
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

bab 257

Sepeninggal Zahra yang menyusul Robi ke ruang tamu, Rara mendekat pada Seruni. "Dia pacar Robi, Teh." "Tahu." "Hah? Sejak kapan Teteh tahu?" tanya Rara terkejut. Apa Robi bohong tentang pengakuannya, kalau dia merahasiakan tentang Zahra? Buktinya Seruni sudah mengetahuinya hubungan mereka. "Ya barusan atuh, Rara! Aneh kamu ini," ujar Seruni gemas dengan pertanyaan adiknya. "Eh, iya ya! Hehehe." "Ada-ada saja kamu!" Rara menatap Seruni, sepertinya ini saat yang tepat untuk mengatakan tentang dia yang akan bekerja bersama Robi. "Teh?" "Kenapa, Ra?" "Aku mau kerja sama Robi." "Apa?" tanya Seruni memastikan apa yang barusan didengarnya. "Iya. Aku mau melamar ke pabrik tempat Robi kerja," ujar Rara memastikan."Tapi kenapa? Kok, mendadak sekali, Ra?" "Enggak mendadak juga sih, Teh. Udah lama Rara berpikir untuk mencari pengalaman, tapi masih bingung karena Arun belum ada pengasuh. Sekarang kan sudah ada, jadi ... Rara pikir sekarang waktunya." "Kamu lagi butuh uang, Ra?" "Eh
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

bab 258

"Iya, Bu. Mau ketemu teman juga," jawab Aji."Sama Engkos? Pakai mobil kan?" tanya Sukma mengusap pundak Aji."Nggak, pake motor aja. Kangen juga bawa motor," jawab Aji, sedari dia bangun tadi, kuda besi tunggangannya dulu sudah dia panaskan, bahkan mencobanya juga mengelilingi pekarangan rumahnya yang luas. Kendaraan kesayangannya itu masih enak dikendarai, Tirta memang selalu merawat motor Aji meski pemiliknya pergi. "Yakin kuat? Di rumah aja Pelor gitu, nempel ke bantal langsung molor," kata Sukma sangsi. Aji tertawa mendengar perkataan ibunya. "Bisa lah, Bu. Cuma dua jam doang, kalau capek mungkin ke hotel mampir, numpang tidur.""Ajak siapa kek gitu," usul Sukma khawatir juga."Siapa?""Ajak si Asep saja, dia kan jarang ke ladang, kerja di rumah kebanyakan.""Sekarang ada?" Aji menyetujui ide Sukma."Lihat saja di depan.""Eh, ayah kemana, Bu? Kok, nggak kelihatan?" Aji melihat pada kamar Sukma yang pintunya tertutup."Pergi tadi pagi sama Bara, ke sawah di ujung desa.""Ayah u
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

bab 259

Ting! Satu pesan masuk mengalihkan perhatian Khadijah. Sukma [MasyaAllah, cantiknya.] "Dari Camer!" Khadijah menunjukan pesan dari Sukma, Sabilla hanya tersenyum menanggapinya. Khadijah [Iya, Bi. Kalau bibi ada photo Aji kirim saja, Bi. Biar bisa Khadi tunjukan ke Billa.]"Nggak perlu, Teh!" tolak Sabilla yang ikut membaca pesan yang Khadijah kirim. "Nggak apa-apa. Kalau kamu nggak mau buat Teteh aja," ujar Khadijah menyimpan ponselnya setelah membalas pesan Sukma. "Dia beneran nggak punya pacar, Teh?" tanya Sabilla mengulang pernyataan Khadijah soal Aji. "Iya." Khadijah menjawab dengan sangat yakin. "Sampai umur 26 belum pernah pacaran?" tanya Sabilla menyangsikan. "Serius. Kata A Raja dia nggak mau pacaran, pengen langsung nikah aja." "Keren, ih!" kembali rasa kagum menyusup dalam hati Sabilla. "Kalau keren, kalau jelek?" Khadijah tertawa. "Nggak yakin, ah! Teteh sama a Raja aja cakep." "Ya kan beda orang tua." Khadijah ingin menguji kesungguhan kata-kata Sabilla yang
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more

bab 260

Roni bisa bernapas lega begitu bisa membawa Karin bertemu dengan orang tuanya. Meski hatinya kini diliputi kecemasan atas kabar kedatangan Aji. Dia belum sanggup mengatakan pada Karin, takut gadis yang mulai bisa dia miliki berpaling.Sambutan hangat diterima Karin dari keluarga Roni, membuat Karin semakin yakin untuk menikah dengan lelaki yang kini duduk membisu di sebelahnya. Semalam dia menginap di rumah Roni, sengaja pergi sabtu sore agar minggu pagi bisa kembali. Berbagai buah tangan dibawakan, untuk calon besan, begitu kata ibu Roni saat Karin menolaknya. Dari hasil pertemuan itu, diputuskan sabtu depan keluarga Roni akan datang untuk melamar."Sayang?" panggil Karin, dia menyadari Roni sedikit berbeda beberapa hari ini, dia pikir karena akan membawanya ke keluarga yang membuat Roni terlihat cemas, tapi ternyata setelah mereka kembali pun kecemasan itu masih ada terlihatlah di wajah kekasihnya, calon suami tepatnya."Ya?" Roni menoleh sebentar."Aku lapar. Kalau mampir ke bakso
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
53
DMCA.com Protection Status