Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 231 - Chapter 240

526 Chapters

bab 231

Rara melajukan motor matic-nya menuju rumah Seruni, membawa rantang berisi semur ayam, dan perkedel jagung buatan ibunya untuk diberikan pada kakak perempuannya itu. Udara segar menyambut, hembusan angin menerpa wajahnya, dingin. Namun menyejukkan. Melewati jalan yang menuju ke arah rumah Tirta, Rara jadi teringat dengan peringatan dari Lastri agar dia tidak berusaha akrab dengan Aji. Ingin bertanya alasan dari ibunya kenapa berkata begitu, namun gelengan kepala dari Lastri menahan bibirnya untuk lebih lanjut bertanya. Biarlah, toh dia juga hanya kagum dengan sosok Aji, setelah mendengar kelebihan lelaki itu masa sekolahnya dulu.'Eh, suka senyumnya juga. Manis banget!' Rara terkekeh sendiri, untung dia sedang melaju di atas motor, jadi tidak ada yang memperhatikan tingkah konyolnya tertawa sendiri.Motornya berbelok begitu memasuki gang menuju ke rumah Seruni, lima puluh meter kemudian, rumah yang dituju pun terlihat. Dia mengernyit heran, saat melihat mobil Arya sudah terparkir di
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

bab 232

Sukma mengetuk pintu kamar Aji, anaknya itu belum terlihat keluar dari kamar sejak pagi menjelang. Apa Aji masih tidur dan tidak solat subuh?"Ji?!"Hening, tak terdengar suara apapun dari dalam kamar. Menekan pegangan pintu yang ternyata tidak dikunci, Sukma melongokkan kepala melihat ke dalam kamar. Kosong. Kemana Aji pergi?"Loh, kok nggak ada?" melangkah masuk, Sukma menuju ke kamar mandi di sudut ruangan, mungkin saja Aji sedang mandi karena pintu itu tertutup rapat.Namun lagi Sukma tak mendengar ada suara gemericik air dari dalam. Kosong kah?"Ji! Kamu di dalam?" Sukma mengetuk pintu, menunggu suara Aji terdengar menjawab. Tapi kembali hening, rupanya di dalam sana pun Aji tidak ada.Menghilangkan rasa penasarannya, Sukma juga membuka pintu kamar mandi perlahan, dengan kembali memanggil nama Aji."Ji?!" Kosong. Aji juga tidak ada di dalam kamar mandi ternyata. "Kemana Aji?" gumamnya semakin penasaran sang anak tidak ditemukan. Melangkah ke luar kamar, Sukma mendekat pada Tir
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

bab 233

Aji terbangun karena desakan kantung kemihnya yang penuh, udara dingin tempat kelahiran, rupanya membuat dia perlu beradaptasi kembali agar lebih bersahabat dengan keadaan. Setelah menuntaskan hasrat alamnya, Aji menoleh pada jam yang menempel di tembok, jam empat tiga puluh menit dini hari. Sayup suara nadhom dari masjid yang berjarak lumayan jauh dari kediaman Tirta Subrata, membuat Aji mengurungkan niatnya untuk kembali tidur. Sebentar lagi adzan akan berkumandang, lagipula kantuk itu seakan lenyap dengan basuhan air dingin yang seakan menggigit kulit, saat dia di kamar mandi tadi.Memilih akan pergi ke masjid, Aji mencari bajunya yang masih tersimpan dalam koper. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Aji kembali ke kamar mandiri untuk sekedar membasuh muka dan gosok gigi, lalu berwudhu siap untuk melaksanakan solat Subuh di masjid.Keluar dari kamar, Aji menoleh ke kamar orang tuanya yang masih tertutup rapat, bahkan sedikitpun dia tidak mendengar suara dari dalam sana. Berpikir
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

bab 234

Aji yang baru beres melangitkan doa, bergegas keluar dari dalam masjid, begitu menyadari dia pergi tanpa pamit pada Sukma dan Tirta. "Den Aji?" sapa Uus yang sudah mengenal Aji sejak masih kecil, dengan tatapan tak percaya. "Eh, Mang Uus? Ya Allah, sekarang jadi marbot di sini?" tanya Aji mendekat dan menyalami pria paruh baya itu, dulu Uus adalah salah satu pekerja di ladang milik ayahnya juga. "Beneran ini Den Aji?" Uus masih belum yakin. "Iya, Mamang, ini Aji. Anaknya ayah Tirta sama ibu Sukma, adiknya a Arya." dengan lengkap Aji menyebut anggota keluarganya. "Syukur alhamdulillah kalau Aden sudah kembali. Ya Allah, seneng banget Mamang bisa ketemu sama Den Aji lagi." Uus menggoyangkan tangan Aji kuat. "Sama, Mang, Aji juga seneng bisa ketemu lagi sama Mamang." "Jangan pergi jauh lama-lama lagi, Kasep, kasian juragan Tirta," ujar Uus membuka sedikit hal yang tidak diketahui Aji. "Memangnya ayah kenapa, Mang?" "Ya itu, merasa sepi katanya nggak ada Aden, kangen juga. 'Mana
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

bab 235

Mendengar Tirta sudah lapar, Sukma menenangkan dirinya dari kecemasan yang berlebih, benar yang Tirta katakan, di negeri orang saja Aji bisa menjaga diri dengan baik, kenapa di tempat kelahirannya tidak?"Baiklah, ayo kita sarapan.""Den, sarapannya keburu dingin lagi, apa perlu dihangatkan?" Asih bertanya begitu kedua majikannya kembali ke ruang makan."Tidak perlu, Bi. Seadanya aja.""Oh, iya. Emm, tapi itu, Den ....""Kenapa, Bi?""Itu ... apa den Aji tidak perlu dibangunkan untuk diajak sarapan?" tanya Asih menatap Sukma."Ajinya juga nggak ada, Bi. Belum pulang," jawab Sukma membuat kening Asih mengernyit heran.'Kapan den Aji pergi lagi?' "Memangnya den Aji pergi kemana?""Dari subuh Aji pergi ke masjid dan belum kembali, entah kemana dulu itu anak, bikin cemas saja," gerutu Sukma gemas, Tirta hanya diam mendengar kekesalan yang bercampur rasa cemas dari istrinya.Asih semakin heran dengan perkataan Sukma. "Belum pulang?""Iya, si Asep barusan pulang dari nyusulin Aji nggak ket
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

bab 236

Mendengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan, Tirta yang sudah selesai sarapan melangkah ke depan, meski sudah menebak kalau yang datang adalah anak dan menantunya. Tirta menatap mobil yang terparkir di pekarangan, namun belum melihat dua orang yang menjadi pemilik mobil tersebut. Melihat sekeliling, Tirta melihat Ade yang tengah membantu Asep juga Dirja menggelar terpal untuk menjemur padi. "De! Arya mana?" serunya mengalihkan perhatian Ade dan bergegas menghampiri. "Ada di mobil, lagi ada yang dibahas sama Den Runi," jawab Ade yang menggunakan panggilan lain untuk Seruni kalau orang lain menanyakan. Tirta menegaskan tatapan ke arah mobil, lalu kembali bertanya pada Ade. "Jadi nyariin pengasuh buat Arun hari ini?" "Jadi, Gan. Setelah ini langsung pergi." Ade menjawab sopan. "Cari yang benar-benar paham ngurus anak ya, De. Jangan yang masih muda belum paham nanti," titah Tirta. "Iya, Gan. Tadi juga sudah dikasih peringatan sama den Runi." "Peringatan?" "Iya, jangan ya
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

bab 237

Mereka bertukar cerita, Aji tepatnya. Dengan semangat dia menceritakan pengalaman hidupnya selama tinggal di negeri orang, suka duka yang dia lewati sendiri dengan alasan mengejar pendidikan, padahal sebisa mungkin dia membalut perih dan pedih luka hati. Meski gagal, karena hingga detik ini, detak itu masih menyebut Seruni dalam diam. Hela itu masih memanggil Seruni dalam harap, meski jelas tak mungkin akan bisa terjadi.Aji bahkan tak lupa menyebutnya nama Aylin, ada setitik rindu dalam hatinya dengan gadis berhidung mancung itu. Dia lupa untuk mengirim kabar pada Aylin kalau dia sudah berkumpul bersama keluarganya, selamat sampai di pelukan keluarga, juga ... bertemu dengan seseorang penyebab dia nekat pergi dulu.Entah apa yang akan Aylin katakan tentangnya kalau gadis itu tahu, kalau penyebab luka itu adalah wanita yang sudah menjadi istri kakaknya sekarang.Sukma yang mendengar Aji mempunyai seorang teman perempuan, tentu saja merasa senang, tapi keterangan Aji selanjutnya yang m
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

bab 238

"Halo, Arya, apa kabar?" suara dan gambar Raja terdengar setelah beberapa saat Arya menunggu jawaban. "Kemana aja nih calon bapaknya si kembar?"Lagi hal yang tidak Aji ketahui terbuka, betapa beruntung sekali kakaknya itu. Haruskah dia terus merasa iri dengan kebahagiaan kakaknya? Dengan mencuri tatap, Aji melihat pada Seruni yang ikut tersenyum menatap ponsel Arya yang sedang melakukan panggilan video dengan Raja."Baik, Ja, alhamdulillah. Ini uwa kok belum diangkat juga, ya?" jawab Arya dengan kembali mencoba menghubungi Denni Subrata, kakak ayahnya."Bapak lagi di belakang biasanya kalau jam segini, Ar." Raja memberikan kemungkinan alasan Denni tidak bisa dihubungi."Iya, mungkin, jadi tidak mendengar ada telepon." Arya mengganti kamera menjadi kamera belakang, dia fokuskan mata kamera ke arah Aji. "Tebak siapa itu, Ja?" kata Arya diakhiri tawa."Hai, Aji?! Kapan pulang? Wah, kenapa nggak bilang-bilang kalau sudah balik. Hei, orang Turki, apa kabar?" Raja memekik memanggil Aji.Aj
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

bab 239

Aji menatap bocah lima tahun yang kini memeluk ibunya erat--gadisnya dulu. Anak lelaki yang begitu mirip dengan kakaknya, bocah yang begitu mengemaskan. Benar dugaannya, Aruna lebih tampan dari yang dilihatnya di layar ponsel saat mereka bertukar kabar selama dirinya di Turki. "Kenapa, Sayang?" tanya Seruni mengusap sayang kepala Aruna yang masih mendekapnya erat. "Arun pulang Ibu nggak ada. Huwaa!" rajuk Aruna dalam tangis. "Ini ada, Ibu nggak bakal ninggalin Arun, kok. Kalau pergi pasti sayangnya Ibu diajak. Kan Ibu ke rumah kakek buat ketemu om Aji, tuh! Coba Arun lihat ada siapa saja di sini," bujuk Seruni agar Aruna mau melepas pelukannya, perutnya sedikit tertekan oleh pelukan Aruna. "Arun, ayo, coba ditengok ada siapa di sini," kata Tirta ikut membujuk cucunya, dia agak ngeri melihat Seruni sedikit membungkuk agar bisa memeluk Aruna. Aruna melepaskan pelukannya, mengusap pipinya dari lelehan air mata, lalu menoleh ke sekelilingnya. Satu persatuan ditatapnya orang-orang ya
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

bab 240

Roni terus mengetukan pulpen yang dipegangnya ke meja, pikirannya dipenuhi kecemasan, memikirkan kalau penolakan lah yang akhirnya akan Karin berikan untuknya. Aji, nama itu yang terus berputar dalam benaknya, sebagai alasan Karin ragu untuk menjawab iya atas pinangannya, sedangkan dia saja sudah hilang komunikasi dengan lelaki baik itu. Bukan tanpa sebab, nomor Aji sudah lama tidak bisa dihubungi, hingga dia kehilangan jejak dari seorang Aji Seta Subrata. Roni meraih ponselnya, membuka beberapa aplikasi sosial media yang dulu bisa menghubungkan dia pada Aji. Nihil, dari semua akun sosial milik Aji, tak satu pun mengantarkan pesannya pada sosok itu. Bahkan chat yang dia kirim terakhir kali, tertanggal 7 Desember empat tahun lalu. Lalu bagaimana dia mencari informasi terbaru tentang lelaki itu? Rumah Aji bahkan tidak ada seorangpun yang tahu, hanya kerabat Aji yang ada di Bandung yang dia kenal, itupun sebatas tahu orangnya saja, tanpa tahu dimana alamat mereka. Roni masih berusaha
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
53
DMCA.com Protection Status