Share

bab 235

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-19 08:32:19

Mendengar Tirta sudah lapar, Sukma menenangkan dirinya dari kecemasan yang berlebih, benar yang Tirta katakan, di negeri orang saja Aji bisa menjaga diri dengan baik, kenapa di tempat kelahirannya tidak?

"Baiklah, ayo kita sarapan."

"Den, sarapannya keburu dingin lagi, apa perlu dihangatkan?" Asih bertanya begitu kedua majikannya kembali ke ruang makan.

"Tidak perlu, Bi. Seadanya aja."

"Oh, iya. Emm, tapi itu, Den ...."

"Kenapa, Bi?"

"Itu ... apa den Aji tidak perlu dibangunkan untuk diajak sarapan?" tanya Asih menatap Sukma.

"Ajinya juga nggak ada, Bi. Belum pulang," jawab Sukma membuat kening Asih mengernyit heran.

'Kapan den Aji pergi lagi?'

"Memangnya den Aji pergi kemana?"

"Dari subuh Aji pergi ke masjid dan belum kembali, entah kemana dulu itu anak, bikin cemas saja," gerutu Sukma gemas, Tirta hanya diam mendengar kekesalan yang bercampur rasa cemas dari istrinya.

Asih semakin heran dengan perkataan Sukma. "Belum pulang?"

"Iya, si Asep barusan pulang dari nyusulin Aji nggak ket
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 236

    Mendengar suara deru mesin mobil memasuki pekarangan, Tirta yang sudah selesai sarapan melangkah ke depan, meski sudah menebak kalau yang datang adalah anak dan menantunya. Tirta menatap mobil yang terparkir di pekarangan, namun belum melihat dua orang yang menjadi pemilik mobil tersebut. Melihat sekeliling, Tirta melihat Ade yang tengah membantu Asep juga Dirja menggelar terpal untuk menjemur padi. "De! Arya mana?" serunya mengalihkan perhatian Ade dan bergegas menghampiri. "Ada di mobil, lagi ada yang dibahas sama Den Runi," jawab Ade yang menggunakan panggilan lain untuk Seruni kalau orang lain menanyakan. Tirta menegaskan tatapan ke arah mobil, lalu kembali bertanya pada Ade. "Jadi nyariin pengasuh buat Arun hari ini?" "Jadi, Gan. Setelah ini langsung pergi." Ade menjawab sopan. "Cari yang benar-benar paham ngurus anak ya, De. Jangan yang masih muda belum paham nanti," titah Tirta. "Iya, Gan. Tadi juga sudah dikasih peringatan sama den Runi." "Peringatan?" "Iya, jangan ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 237

    Mereka bertukar cerita, Aji tepatnya. Dengan semangat dia menceritakan pengalaman hidupnya selama tinggal di negeri orang, suka duka yang dia lewati sendiri dengan alasan mengejar pendidikan, padahal sebisa mungkin dia membalut perih dan pedih luka hati. Meski gagal, karena hingga detik ini, detak itu masih menyebut Seruni dalam diam. Hela itu masih memanggil Seruni dalam harap, meski jelas tak mungkin akan bisa terjadi.Aji bahkan tak lupa menyebutnya nama Aylin, ada setitik rindu dalam hatinya dengan gadis berhidung mancung itu. Dia lupa untuk mengirim kabar pada Aylin kalau dia sudah berkumpul bersama keluarganya, selamat sampai di pelukan keluarga, juga ... bertemu dengan seseorang penyebab dia nekat pergi dulu.Entah apa yang akan Aylin katakan tentangnya kalau gadis itu tahu, kalau penyebab luka itu adalah wanita yang sudah menjadi istri kakaknya sekarang.Sukma yang mendengar Aji mempunyai seorang teman perempuan, tentu saja merasa senang, tapi keterangan Aji selanjutnya yang m

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 238

    "Halo, Arya, apa kabar?" suara dan gambar Raja terdengar setelah beberapa saat Arya menunggu jawaban. "Kemana aja nih calon bapaknya si kembar?"Lagi hal yang tidak Aji ketahui terbuka, betapa beruntung sekali kakaknya itu. Haruskah dia terus merasa iri dengan kebahagiaan kakaknya? Dengan mencuri tatap, Aji melihat pada Seruni yang ikut tersenyum menatap ponsel Arya yang sedang melakukan panggilan video dengan Raja."Baik, Ja, alhamdulillah. Ini uwa kok belum diangkat juga, ya?" jawab Arya dengan kembali mencoba menghubungi Denni Subrata, kakak ayahnya."Bapak lagi di belakang biasanya kalau jam segini, Ar." Raja memberikan kemungkinan alasan Denni tidak bisa dihubungi."Iya, mungkin, jadi tidak mendengar ada telepon." Arya mengganti kamera menjadi kamera belakang, dia fokuskan mata kamera ke arah Aji. "Tebak siapa itu, Ja?" kata Arya diakhiri tawa."Hai, Aji?! Kapan pulang? Wah, kenapa nggak bilang-bilang kalau sudah balik. Hei, orang Turki, apa kabar?" Raja memekik memanggil Aji.Aj

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 239

    Aji menatap bocah lima tahun yang kini memeluk ibunya erat--gadisnya dulu. Anak lelaki yang begitu mirip dengan kakaknya, bocah yang begitu mengemaskan. Benar dugaannya, Aruna lebih tampan dari yang dilihatnya di layar ponsel saat mereka bertukar kabar selama dirinya di Turki. "Kenapa, Sayang?" tanya Seruni mengusap sayang kepala Aruna yang masih mendekapnya erat. "Arun pulang Ibu nggak ada. Huwaa!" rajuk Aruna dalam tangis. "Ini ada, Ibu nggak bakal ninggalin Arun, kok. Kalau pergi pasti sayangnya Ibu diajak. Kan Ibu ke rumah kakek buat ketemu om Aji, tuh! Coba Arun lihat ada siapa saja di sini," bujuk Seruni agar Aruna mau melepas pelukannya, perutnya sedikit tertekan oleh pelukan Aruna. "Arun, ayo, coba ditengok ada siapa di sini," kata Tirta ikut membujuk cucunya, dia agak ngeri melihat Seruni sedikit membungkuk agar bisa memeluk Aruna. Aruna melepaskan pelukannya, mengusap pipinya dari lelehan air mata, lalu menoleh ke sekelilingnya. Satu persatuan ditatapnya orang-orang ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 240

    Roni terus mengetukan pulpen yang dipegangnya ke meja, pikirannya dipenuhi kecemasan, memikirkan kalau penolakan lah yang akhirnya akan Karin berikan untuknya. Aji, nama itu yang terus berputar dalam benaknya, sebagai alasan Karin ragu untuk menjawab iya atas pinangannya, sedangkan dia saja sudah hilang komunikasi dengan lelaki baik itu. Bukan tanpa sebab, nomor Aji sudah lama tidak bisa dihubungi, hingga dia kehilangan jejak dari seorang Aji Seta Subrata. Roni meraih ponselnya, membuka beberapa aplikasi sosial media yang dulu bisa menghubungkan dia pada Aji. Nihil, dari semua akun sosial milik Aji, tak satu pun mengantarkan pesannya pada sosok itu. Bahkan chat yang dia kirim terakhir kali, tertanggal 7 Desember empat tahun lalu. Lalu bagaimana dia mencari informasi terbaru tentang lelaki itu? Rumah Aji bahkan tidak ada seorangpun yang tahu, hanya kerabat Aji yang ada di Bandung yang dia kenal, itupun sebatas tahu orangnya saja, tanpa tahu dimana alamat mereka. Roni masih berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 241

    Roni menatap dalam Karin yang tertawa di sebelah, setelah seharian tadi mereka bertindak seperti memberi jarak, kini hangat mulai menjalari hati keduanya kembali. "Aku duluan, ya?" ujar Karin menunjuk dirinya. Roni mengangguk, melihat ke depan pada antrean tepat di lampu merah. "Aku … tidak suka kamu tadi diam saja ditarik sama Saci," ujar Karin jujur, setelah menimbang, sepertinya dia memang tidak bisa melihat Roni bersama wanita lain. Roni menoleh cepat, apa Karin tengah cemburu? "Maksudnya?" "Coba aja kamu pikir, seharian ini kamu nyuekin aku, abai padaku, terus malah mau aja ditarik gitu sama Saci, aku ini dianggap apa?" dengus Karin sebal. Klakson yang ditekan terdengar karena Roni malah jadi tidak fokus, padahal lampu sudah berganti hijau. Kembali melajukan mobilnya, Roni mencari tempat untuk berhenti sebentar agar dia bisa berbicara dengan serius dengan Karin. "Loh, kenapa berhenti?" protes Karin saat Roni menghentikan mobilnya di tempat yang cukup sepi dari keramaian j

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 242

    POV Aji Seta Kulempar tatap ke luar jendela pesawat. Tanah airku. Tempat lahir dan dibesarkan, tanah tumpah darah yang di atas buminya tinggal orang-orang yang aku sayang dan menyayangiku, dan juga … seseorang yang sudah membuatku memutuskan pergi jauh dulu. Terasa bagai mimpi, dalam hitungan jam, aku sudah meninggalkan Turki dan kembali. Enam tahun, bukan waktu sebentar yang aku habiskan untuk bisa menghapus dia dalam ingatan, mengikis rasa cinta juga sakit hati yang belum bisa beranjak pergi, bukan tidak berusaha, tapi mungkin memang Tuhan masih belum menghendaki semua, dan sesaat lagi diri ini harus bisa bersikap biasa, mengukir senyuman saat bertemu lagi dengannya. Entah seperti apa dia sekarang? Masihkah seperti enam tahun yang lalu? Pasti jawabannya tidak! Selain sebagai istri kakakku, dia juga sekarang adalah seorang ibu. Seorang wanita yang sudah memberikan penerus keluarga. Ah, belum apa-apa saja hatiku sudah sangat riuh, jantung ini berdebar dengan detak yang mulai mengg

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 243

    Konyol sekali rasanya, bermaksud sekedar memejamkan mata sejenak menunggu ayah dan ibu keluar dari kamar mereka, aku justru beneran tidur dengan lelap di gazebo belakang rumah. Pantas saja terasa nyaman, rupanya seseorang menyelimuti tubuhku dengan selimut tebal yang menghalau udara dingin, dan membuat aku semakin hanyut dalam mimpi. Dan yang membuat aku malu sekaligus salah tingkah adalah: ternyata sudah ada Seruni begitu aku masuk ke ruang keluarga. Kejutan kembali tersuguh di depan mata, Seruni sedang hamil besar rupanya, semalam aku berpikir dia baru hamil beberapa bulan saja, tapi ternyata hanya tinggal menunggu dua bulan lagi kelahiran anak kedua mereka. Ah, Seruni … mengapa aku masih merindukanmu, meskipun aku sudah melihat begitu jauh kamu sudah meninggalkan jejak masa lalu kita? Ingin berpaling muka saat tiba-tiba dia menyadari aku memandanginya dalam diam, mata kami saling terpaut beberapa saat. Aku yang rindu juga nelangsa, sedang dia dengan pandangan ... entahlah. Men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-21

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status