Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 241 - Chapter 250

526 Chapters

bab 241

Roni menatap dalam Karin yang tertawa di sebelah, setelah seharian tadi mereka bertindak seperti memberi jarak, kini hangat mulai menjalari hati keduanya kembali. "Aku duluan, ya?" ujar Karin menunjuk dirinya. Roni mengangguk, melihat ke depan pada antrean tepat di lampu merah. "Aku … tidak suka kamu tadi diam saja ditarik sama Saci," ujar Karin jujur, setelah menimbang, sepertinya dia memang tidak bisa melihat Roni bersama wanita lain. Roni menoleh cepat, apa Karin tengah cemburu? "Maksudnya?" "Coba aja kamu pikir, seharian ini kamu nyuekin aku, abai padaku, terus malah mau aja ditarik gitu sama Saci, aku ini dianggap apa?" dengus Karin sebal. Klakson yang ditekan terdengar karena Roni malah jadi tidak fokus, padahal lampu sudah berganti hijau. Kembali melajukan mobilnya, Roni mencari tempat untuk berhenti sebentar agar dia bisa berbicara dengan serius dengan Karin. "Loh, kenapa berhenti?" protes Karin saat Roni menghentikan mobilnya di tempat yang cukup sepi dari keramaian j
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

bab 242

POV Aji Seta Kulempar tatap ke luar jendela pesawat. Tanah airku. Tempat lahir dan dibesarkan, tanah tumpah darah yang di atas buminya tinggal orang-orang yang aku sayang dan menyayangiku, dan juga … seseorang yang sudah membuatku memutuskan pergi jauh dulu. Terasa bagai mimpi, dalam hitungan jam, aku sudah meninggalkan Turki dan kembali. Enam tahun, bukan waktu sebentar yang aku habiskan untuk bisa menghapus dia dalam ingatan, mengikis rasa cinta juga sakit hati yang belum bisa beranjak pergi, bukan tidak berusaha, tapi mungkin memang Tuhan masih belum menghendaki semua, dan sesaat lagi diri ini harus bisa bersikap biasa, mengukir senyuman saat bertemu lagi dengannya. Entah seperti apa dia sekarang? Masihkah seperti enam tahun yang lalu? Pasti jawabannya tidak! Selain sebagai istri kakakku, dia juga sekarang adalah seorang ibu. Seorang wanita yang sudah memberikan penerus keluarga. Ah, belum apa-apa saja hatiku sudah sangat riuh, jantung ini berdebar dengan detak yang mulai mengg
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

bab 243

Konyol sekali rasanya, bermaksud sekedar memejamkan mata sejenak menunggu ayah dan ibu keluar dari kamar mereka, aku justru beneran tidur dengan lelap di gazebo belakang rumah. Pantas saja terasa nyaman, rupanya seseorang menyelimuti tubuhku dengan selimut tebal yang menghalau udara dingin, dan membuat aku semakin hanyut dalam mimpi. Dan yang membuat aku malu sekaligus salah tingkah adalah: ternyata sudah ada Seruni begitu aku masuk ke ruang keluarga. Kejutan kembali tersuguh di depan mata, Seruni sedang hamil besar rupanya, semalam aku berpikir dia baru hamil beberapa bulan saja, tapi ternyata hanya tinggal menunggu dua bulan lagi kelahiran anak kedua mereka. Ah, Seruni … mengapa aku masih merindukanmu, meskipun aku sudah melihat begitu jauh kamu sudah meninggalkan jejak masa lalu kita? Ingin berpaling muka saat tiba-tiba dia menyadari aku memandanginya dalam diam, mata kami saling terpaut beberapa saat. Aku yang rindu juga nelangsa, sedang dia dengan pandangan ... entahlah. Men
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

bab 244

Keluarga Denni Subrata tiba saat hari menjelang sore, dua mobil beriringan memasuki pekarangan rumah Tirta. Aruna yang sudah diberitahu akan kedatangan sepupu ayahnya, melompat-lompat girang begitu tamu yang ditunggu kedatangannya tiba. Denni berdua Mukta bersama sopir mereka di mobil pertama yang masuk, umur Denni yang semakin lanjut, membuat Raja tidak memberikan izin ayahnya membawa mobil sendiri kalau jarak jauh. Mobil kedua yang dikendarai Raja, membawa serta anak dan istrinya. Dhaka yang hanya beda enam bulanan umurnya dengan Aruna, berteriak girang dari dalam mobil yang kaca jendelanya dibuka. "Aruna!" pekiknya, Cahaya dan Danu yang duduk di kursi belakang turut tersenyum lebar, karena si bungsu seperti biasa meminta duduk di depan seorang diri. "Ey, Dhaka!" Aruna tak beda dengan Dhaka, terlihat sangat bahagia melihat Dhaka yang melambaikan tangan padanya. Dari dalam rumah, para penghuni kediaman itu keluar menyambut. Tirta, Sukma, Aji, disusul Arya, dan Seruni yang bergand
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

bab 245

Setelah magrib, Ade datang bersama seorang gadis manis yang terlihat begitu canggung memasuki rumah kediaman Tirta. Gadis itu terus menunduk dengan sesekali melemparkan tatapan pada punggung Ade yang berjalan di depannya. Hatinya riuh, takut akan penolakan yang mungkin diberikan oleh calon majikannya, karena tadi pun dia sudah mendengar dari Ade, kalau kriteria pengasuh yang dicari oleh majikan Ade adalah orang yang sudah berumur, meski kalau untuk mengurus anak kecil dia sudah terbiasa melakukannya. "Neng, nanti kamu diam saja dulu, ya? Biar Mamang yang menjelaskan semuanya sama juragan Arya, takut salah bicara," kata Ade menghentikan langkah dan menoleh, yang membuat langkah gadis itu pun ikut terhenti sesaat. "I-iya, Mang," jawab gadis itu semakin gugup, segalak apakah istri majikan orang di depannya itu? Dia jadi membayangkan, sosok istri majikannya nanti seorang wanita pemarah. Sekedar membayangkan saja dia sudah ketakutan, tapi apalagi yang bisa dia lakukan untuk terlepas dar
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

bab 246

"Den!" sapa Ade, membuat Zahra sekejap mengangkat wajah, lalu menunduk kembali saat tatapnya malah beradu pandang dengan Seruni. Rasa cemas juga kaget saat melihat rupa istri dari Arya Sena yang ternyata jauh dari perkiraannya. Majikannya itu--maksudnya calon majikan, masih muda dan cantik. Begitu juga Seruni, saat melihat paras gadis yang tadi sempat mengangkat wajahnya itu, semakin membuatnya kesal pada Ade. Kenapa harus gadis muda dan cantik pula yang dibawa? Seruni berdecak kesal meski tanpa diperlihatkan, hanya genggaman tangannya mengerat pada jemari Arya, ingin mengukuhkan diri kalau dia adalah pemilik lelaki yang ada di sampingnya kini. Dia lah sang ratu, dan selamanya akan menjadi ratu. "Duduk, Sayang," kata Arya, membantu Seruni untuk duduk terlebih dulu. Mendengar panggilan mesra Arya, Zahra yakin sosok majikannya orang yang sangat romantis. "Bagaimana, Mang? Ini siapa?" tanya Arya begitu dia juga sudah duduk, sepintas dia melihat pada Zahra, lalu menatap pada Ade. "
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

bab 247

Raja terlihat sedikit canggung, namun tak urung dia keluar dari dalam kamar Arya yang ditempatinya. "Belum tidur, A?" tanya Aji seraya melangkah mendekat. "Belum, Ji. Panas!" ujar Raja dibuat sesantai mungkin, melangkah ke kursi di depan TV. Kening Aji mengernyit heran, dia ikut menyusul Raja duduk. "Panas? Nggak salah?" tanya Aji menatap kakak sepupunya itu heran. Memang benar, titik keringat jelas terlihat di dahi Raja, bahkan napas Raja juga sedikit memburu. Aji mendengus geli, otak lelaki dewasanya tentu bisa menebak apa yang menyebabkan Raja kepanasan, di hawa dingin pegunungan tempat tinggalnya. "Perlu di ruqyah sepertinya kamar si aa Arya. Masa sedingin gini bikin yang nginep kepanasan?" ujar Aji membuat Raja salah tingkah, dia salah membuat alasan ternyata. Tapi tentu saja dia tidak akan mengaku begitu saja. "Iya, seperti begitu lah, Ji!" Aji mencebik, "Panas sampe keringetan sebadan-badan," sindirnya. "Hahaha!" Raja pun tergelak, percuma juga membohongi Aji yang tent
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

bab 248

Hari berganti, semburat keemasan mulai mewarnai bumi, suara burung yang hinggap dengan lincah, terdengar. Memberi tahu, kalau hidup terlalu indah hanya untuk menangisi dan menyesali ketidakberutungan diri, setiap detik begitu berharga untuk terus menoleh masa lalu yang semakin tergerus waktu, tertinggal dan semakin jauh tak terjangkau.Suasana kediaman Tirta sudah ramai oleh suara sorakan Danu dan Dhaka, yang memberikan semangat pada papa mereka saat bermain bola dengan Aji. Cahaya pun tak luput dalam kehebohan kedua anaknya, bertepuk tangan atau sesekali terlihat gemas, saat gol gagal Raja lesakan ke gawang milik Aji.Para tetua berjemur santai di beranda bagian samping rumah, di mana dari sana matahari dengan leluasa menyorotkan hawa hangatnya. Halaman yang luas itu seakan semakin meriah, ketika Aji meminta Asep yang baru selesai menyiram pohon dan bunga di sekitar rumah, untuk bergabung menjadi timnya melawan Raja."Sep, sini gabung!" Tentu saja pendukung Raja tidak setuju dengan
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

bab 249

Meninggalkan rumah Tirta, Rara melajukan motornya perlahan kembali ke rumah Soleh.Berkali-kali menghembuskan napas panjang, Rara mencoba menghibur diri.'Ah, andai ada Robi.' Rara jadi merindukan saudara serahimnya itu.'Pulang, Bi! Aku nggak ada teman cerita.' Rara membatin, memanggil nama Robi dengan harapan ikatan batin keduanya, bisa menarik Robi datang.Motornya terparkir di depan rumah, dengan kembali menenangkan diri, Rara melangkah masuk dengan mengucapkan salam dengan riang, seperti biasanya yang dia lakukan."Assalamua'aikum, Ibu!""Wa'alaikumussalam." Lastri yang tengah membereskan rumah langsung menjawab. "Kok, balik lagi? Aruna sama siapa, Ra?" tanya Lastri saat Rara sudah menghempaskan dirinya di kursi depan TV, dan meraih remote lalu menghidupkannya."Arun sudah ada pengasuh baru, Bu. Lagian hari ini kan libur, tanggal merah, jadi Rara bebas! Hehehe," jawab Rara tanpa menoleh pada ibunya, tak ingin sesuatu yang coba dia sembunyikan terbaca."Ya, nggak apa-apa di sana
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

bab 250

Aji baru bisa mengecek ponselnya setelah dia selesai mandi, olahraga ringan yang tadi dilakukan bersama, cukup membuat dia berkeringat. Pertandingan tak direncanakan itu, membuahkan kemenangan untuk timnya dengan Arya dan Asep. 7 - 4 skor mereka tadi. Dan tidak disangka, Tirta memberikan hadiah pada semua pemain, dengan memberi uang masing-masing dua ratus ribu. Tentu saja itu membuat girang Asep, Bara, dan Ade. Bahkan Zahra juga mendapatkannya, meski dia hanya diam sambil mengawasi Aruna yang sibuk berteriak sambil melompat-lompat.Aji sempat merasa heran juga, saat tidak melihat Rara di antara para penonton pertandingan tadi, padahal kemarin di jam yang sama Rara sedang mengasuh Aruna. Apa karena sudah ada Zahra jadi Seruni memberhentikan Rara?Jempol Aji dengan lincah memeriksa dan membalas satu persatu pesan masuk, di aplikasi pesannya. Sebagian besar dari teman kantor yang menanyakan kabarnya setelah sampai di tanah air. Hingga sampai pada nama Aylin, yang mendapat giliran untuk
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
53
DMCA.com Protection Status