Share

bab 252

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-25 14:18:44
"Iya, Wa, nanti Aji coba main ke Bandung buat nemuin teh Khadi, sekarang belum berani kemana-mana, mungkin setelah semingguan baru bepergian jauh. Kalau tadinya mau ke Bandung secepatnya kan karena niat ngunjungin Uwa, tapi malah keduluan," ucap Aji tak bisa langsung memutuskan.

"Pakai mobil, Ji. Diantar sama Ade atau Engkos kalau mau kemana-mana," usul Tirta, melihat Aji seakan membuka diri untuk bertemu dengan gadis yang dibicarakan kakaknya tadi.

"Kan mang Ade sibuk sama aa Arya. Mang engkos sibuk jadi asisten ayah. Aji nggak mau ganggu. Pake motor belum berani."

"Nyetir sendiri atuh, Ji, mobil ada." Raja kembali menyela.

"Nggak bisa nyetir, A! hehehe." Aji tertawa.

"Eh, seriusan kamu nggak bisa nyetir?'' tanya Raja kaget.

"Serius!"

"Nanti Aa ajarin, Ji," ujar Arya.

"Nah, bener itu. Ajarin sama Arya saja, atau ke kursus menyetir sekalian, seminggu juga kayaknya bisa deh kamu, Ji. Gamang, kok. Apalagi sekarang banyak yang matic. Dapat SIM lagi kalau belajar lewat kursus." Raja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 253

    Roni merasakan gugup sekarang, di depannya kedua orang tua Karin tengah menunggu apa yang akan disampaikan lelaki itu, setelah kemarin malam Karin bilang kalau ada yang ingin bertemu mereka. Meski sudah berharap, kalau kedatangan lelaki yang sudah dikenal baik keduanya, adalah satu hubungan serius untuk Karin.Di sebelah ibunya, Karin pun merasakan gugup, tangannya mulai dingin menunggu suara Roni keluar.Seperti ini kah rasanya dilamar? Itu baru Roni saja yang datang, bagaimana kalau semua anggota keluarga kekasihnya yang berkunjung?"Ayo, diminum dulu, Nak Roni." Yani--ibu Karin, mengurangi kegugupan yang mungkin dirasakan Roni, dengan menawarkan jamuan."Oh, I-iya, Bu." Roni mengikuti perkataan Yani, diambilnya gelas berisi air teh hangat di depannya. Rasa hangat langsung menjalari perut, sedikit membuatnya merasa nyaman."Ada apa, Nak Roni? Karin bilang ada yang ingin Nak Roni bicarakan sama bapak," tanya Zaenal membuka percakapan.Roni membetulkan duduknya, mengusap keningnya yan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 254

    "Neng!" panggil Soleh begitu kedua anaknya sudah pergi. "Kenapa, A?" tanya Lastri mendekat setelah mengunci pintu. "Duduk sini coba, deketan!" Soleh menepuk ruang di sebelahnya. Dengan patuh Lastri pun duduk di sana. "Kaki Aa pegal? Sini, biar Neng pijitin," ujar Lastri yang menyangka Soleh ingin dipijat. "Enggak, kaki Aa baik-baik saja. Cuma mau nanya aja sama Eneng," tolak Soleh meraih tangan Lastri yang akan menyentuh kakinya. ''Jawab yang jujur tapi, ya?" tambahnya menatap lembut wanita yang kini menatapnya balik. Lastri sudah bisa menebak pasti Soleh akan menanyakan tentang sikapnya. "Memangnya Eneng pernah bohong sama Aa?" tanya Lastri dengan sedikit takut, dia tak ingin menjelaskan apa penyebab dia seakan menjauhkan Rara dari keluarga Tirta sekarang. "Nggak pernah, Neng nggak pernah bohong. Tapi kadang ada yang Neng sembunyikan dari Aa, Neng simpan sendiri apa yang menjadi ketakutan yang tengah Neng rasakan, tanpa mau membaginya," ujar Soleh dengan lembut. "Ada apa?" lanj

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 255

    Rara dan Robi memang memutuskan beda sekolah saat tingkat atas. Rara yang masuk ke madrasah aliyah, sedang Robi ke sekolah umum."Kamu bisa pegang rahasia nggak?" tanya Robi meragukan saudara serahimnya."Kayak yang nggak kenal aku aja. Tapi kalau nggak mau ceritanya juga nggak apa-apa.""Bukan gitu, aku malu aja.""Jadi pernah?""Iya," jawab Robi memilih jujur."Di sekolah apa pas sudah kerja?""Sekolah.""Sekarang masih?""Sama dia?""Iya lah.""Aku kehilangan kontak dia. Pas orang tuanya meninggal," jawab Robi mendadak sendu."Kasihan.""Ya seperti itu." Robi menggeleng menghela napas panjang. "Kalau kamu, Ra?""Nggak tahu," jawab Rara dengan gamang."Maksud nggak tahunya gimana, nih? Nggak tahu dia, kalau kamu cinta dia?"Rara menggeleng, "Bukan.""Terus?""Aku nggak tahu perasaan aku itu cinta atau bukan? Soalnya kan belum pernah ngalamin. Aku justru nggak nyangka kamu pernah pacaran waktu sekolah, Bi.""Jangan bocor kamu, Ra! Aku udah jujur loh sama kamu," ujar Robi meminta peng

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 256

    "Eit, stop di sana, Bi!" pekik Rara saat Robi melangkah semakin dekat dengan pada Zahra. "Mau ngapain kamu? Nggak boleh deket-deket!" hardiknya, membuat Robi dan Zahra sadar kalau di sana bukan hanya ada mereka berdua saja.Robi mengusap wajah, rasa bahagianya bisa melihat Zahra lagi, membuatnya lupa diri. Padahal dulu saja mereka tak pernah--bahkan-- sekedar berpegangan tangan sekalipun, tapi kini saat usia semakin membuat mereka dewasa, ada rasa ingin memeluk meski tahu itu belum pantas untuk dilakukan, apalagi di depan Rara dan Seruni.Begitupun dengan Zahra, dia mundur dua langkah untuk menjauh dari Robi, apalagi sekarang Rara jelas jadi pemisah di antara keduanya."Siapa dia, Bi?" tanya Rara dengan gaya dibuat judes, entah kenapa timbul ide konyol dalam benaknya, dia ingin membalas menggoda Robi dengan ulahnya sebentar lagi."Ra, dia ... dia--""Oh, jadi ini?!" Rara berbalik menatap Zahra yang terlihat bingung, ini pertemuan pertama mereka, dia jelas tidak tahu siapa Rara. Meski

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 257

    Sepeninggal Zahra yang menyusul Robi ke ruang tamu, Rara mendekat pada Seruni. "Dia pacar Robi, Teh." "Tahu." "Hah? Sejak kapan Teteh tahu?" tanya Rara terkejut. Apa Robi bohong tentang pengakuannya, kalau dia merahasiakan tentang Zahra? Buktinya Seruni sudah mengetahuinya hubungan mereka. "Ya barusan atuh, Rara! Aneh kamu ini," ujar Seruni gemas dengan pertanyaan adiknya. "Eh, iya ya! Hehehe." "Ada-ada saja kamu!" Rara menatap Seruni, sepertinya ini saat yang tepat untuk mengatakan tentang dia yang akan bekerja bersama Robi. "Teh?" "Kenapa, Ra?" "Aku mau kerja sama Robi." "Apa?" tanya Seruni memastikan apa yang barusan didengarnya. "Iya. Aku mau melamar ke pabrik tempat Robi kerja," ujar Rara memastikan."Tapi kenapa? Kok, mendadak sekali, Ra?" "Enggak mendadak juga sih, Teh. Udah lama Rara berpikir untuk mencari pengalaman, tapi masih bingung karena Arun belum ada pengasuh. Sekarang kan sudah ada, jadi ... Rara pikir sekarang waktunya." "Kamu lagi butuh uang, Ra?" "Eh

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 258

    "Iya, Bu. Mau ketemu teman juga," jawab Aji."Sama Engkos? Pakai mobil kan?" tanya Sukma mengusap pundak Aji."Nggak, pake motor aja. Kangen juga bawa motor," jawab Aji, sedari dia bangun tadi, kuda besi tunggangannya dulu sudah dia panaskan, bahkan mencobanya juga mengelilingi pekarangan rumahnya yang luas. Kendaraan kesayangannya itu masih enak dikendarai, Tirta memang selalu merawat motor Aji meski pemiliknya pergi. "Yakin kuat? Di rumah aja Pelor gitu, nempel ke bantal langsung molor," kata Sukma sangsi. Aji tertawa mendengar perkataan ibunya. "Bisa lah, Bu. Cuma dua jam doang, kalau capek mungkin ke hotel mampir, numpang tidur.""Ajak siapa kek gitu," usul Sukma khawatir juga."Siapa?""Ajak si Asep saja, dia kan jarang ke ladang, kerja di rumah kebanyakan.""Sekarang ada?" Aji menyetujui ide Sukma."Lihat saja di depan.""Eh, ayah kemana, Bu? Kok, nggak kelihatan?" Aji melihat pada kamar Sukma yang pintunya tertutup."Pergi tadi pagi sama Bara, ke sawah di ujung desa.""Ayah u

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 259

    Ting! Satu pesan masuk mengalihkan perhatian Khadijah. Sukma [MasyaAllah, cantiknya.] "Dari Camer!" Khadijah menunjukan pesan dari Sukma, Sabilla hanya tersenyum menanggapinya. Khadijah [Iya, Bi. Kalau bibi ada photo Aji kirim saja, Bi. Biar bisa Khadi tunjukan ke Billa.]"Nggak perlu, Teh!" tolak Sabilla yang ikut membaca pesan yang Khadijah kirim. "Nggak apa-apa. Kalau kamu nggak mau buat Teteh aja," ujar Khadijah menyimpan ponselnya setelah membalas pesan Sukma. "Dia beneran nggak punya pacar, Teh?" tanya Sabilla mengulang pernyataan Khadijah soal Aji. "Iya." Khadijah menjawab dengan sangat yakin. "Sampai umur 26 belum pernah pacaran?" tanya Sabilla menyangsikan. "Serius. Kata A Raja dia nggak mau pacaran, pengen langsung nikah aja." "Keren, ih!" kembali rasa kagum menyusup dalam hati Sabilla. "Kalau keren, kalau jelek?" Khadijah tertawa. "Nggak yakin, ah! Teteh sama a Raja aja cakep." "Ya kan beda orang tua." Khadijah ingin menguji kesungguhan kata-kata Sabilla yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-27
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 260

    Roni bisa bernapas lega begitu bisa membawa Karin bertemu dengan orang tuanya. Meski hatinya kini diliputi kecemasan atas kabar kedatangan Aji. Dia belum sanggup mengatakan pada Karin, takut gadis yang mulai bisa dia miliki berpaling.Sambutan hangat diterima Karin dari keluarga Roni, membuat Karin semakin yakin untuk menikah dengan lelaki yang kini duduk membisu di sebelahnya. Semalam dia menginap di rumah Roni, sengaja pergi sabtu sore agar minggu pagi bisa kembali. Berbagai buah tangan dibawakan, untuk calon besan, begitu kata ibu Roni saat Karin menolaknya. Dari hasil pertemuan itu, diputuskan sabtu depan keluarga Roni akan datang untuk melamar."Sayang?" panggil Karin, dia menyadari Roni sedikit berbeda beberapa hari ini, dia pikir karena akan membawanya ke keluarga yang membuat Roni terlihat cemas, tapi ternyata setelah mereka kembali pun kecemasan itu masih ada terlihatlah di wajah kekasihnya, calon suami tepatnya."Ya?" Roni menoleh sebentar."Aku lapar. Kalau mampir ke bakso

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-28

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status