Share

bab 270

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 17:29:31

Dengan terus tersenyum, Ayudia melangkah masuk ke bagian tengah rumahnya, meminta pada asisten rumah tangganya untuk membawakan jamuan.

"Ada siapa, Ma?" tanya Naura mendekat.

"Ada tamu. Mudah-mudahan ini jawaban atas doa Mama, agar kakakmu Billa secepatnya menikah!" kata Ayudia tak bisa menutupi rasa bahagia juga harapan yang mulai tumbuh dalam hatinya.

"Siapa? Pacarnya teh Billa?" Naura semakin penasaran, dia menoleh ke bagian depan rumah.

"Sepupunya Khadijah. Duh, Mama belum apa-apa saja udah seneng banget ini." Ayudia menerawang.

"Jangan terlalu senang dulu, Ma. Takutnya kecewa. Teh Billa kan pemilih banget," ingat Naura membuat binar bahagia di mata ibunya meredup.

Menghela napas berat, Ayudia menyimpan harapan yang tadi begitu kuat dalam hati. "Semoga saja mereka bisa saling menyukai, Dek. Ya sudah, Mama mau ke depan lagi, kamu kalau mau lihat nanti saja pas ada Billa."

"Iya, Ma."

*****

Sabilla melangkah turun dengan gugup, setelah Khadijah mengatakan tentang kedatangan Aji, dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 271

    POV Aji. Bandung. Kota yang pernah aku jadikan tempat bernaung selama setahun, menyandarkan harapan dan cita-cita saat pertama menginjak tanahnya untuk mencari ilmu dulu. Banyak perubahan. Namun jalannya masih sama dengan enam tahun lalu, dengan pasti kulajukan kuda besi menyusuri atas aspalnya seperti dulu, syukurlah ayah merawat motor ini dengan baik, meski aku sedikit canggung saat pertama kali mengedarainya lagi. Namun aku pantas berbangga diri, saat masih dengan lincah membawa kendaraan roda dua ini berlari. Berhenti sejenak untuk memandangi tempat kostku dulu, terbayang lagi saat aku tinggal di sana. Juga kelebat kebersamaan dengan teman-teman dan ... Karin. Ah, apa masih Karin menungguku? Sayang aku sudah kehilangan kontak gadis itu, tapi untungnya aku sudah mendapatkan nomor Roni, meski sampai sekarang dia belum membalas pesanku. Nanti akan aku hubungi saja dia, dan mengatakan kalau sekarang di Bandung, sekalian ketemuan juga. Ada rasa bahagia saat melihat siapa yang sed

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 272

    Arya menoleh pada Seruni yang datang menghampiri, tangannya terulur menyambut sang belahan jiwa mendekat. "Habis nelpon siapa?" tanya Seruni begitu bokongnya terhempas lembut di sofa, melirik pada ponsel Arya yang baru diletakan suaminya di atas meja. "Kirim pesan buat Aji, Sayang. Diminta ayah biar dia pilih mobil sama Raja," jawab Arya, tangannya membelai perut buncit Seruni, merasakan gerakan pelan kedua calon buah hatinya di sana. "A Raja? Emangnya Aji ada di mana?" tanya Seruni yang memang tidak mengetahui di mana keberadaan Aji. "Aji lagi ke Bandung, Sayang. Pergi kemarin sama Asep. Katanya mau ketemu sama seseorang yang uwa Denni kenalin. Sepupunya Farhat, suami Khadijah." Kening Seruni mengernyit heran atas jawaban Arya. "Kenalan?" "Iya. Maksudnya, mau dicomblangin. Siapa tahu jodoh." Deg! Seruni membuang tatap, sementara Arya menatap lekat wajah istrinya yang jelas terlihat berubah air mukanya. "Kenapa?" tanya Arya ingin tahu apa yang Seruni rasakan atas kabar yang ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 273

    Aji melajukan kuda besinya menuju kediaman Raja, lelaki yang sangat nyaman dijadikan tempat curhat itu sedang santai katanya, dan menunggu Aji datang setelah kaget mengetahui kalau Aji ada di rumah Denni, karena tak satupun dari anggota keluarganya itu mengatakan tentang keberadaan Aji di sana.Cahaya yang sudah diberitahukan akan kedatangan Aji, segera membuka pintu saat terdengar suara deru motor yang memasuki pekarangan rumahnya, Dhaka yang menyusul di belakangnya, langsung berteriak girang sambil melompat senang melihat kedatangan saudara ayahnya itu."Yeayy! Om Aji datang!" pekik Dhaka menerbitkan senyuman di wajah Aji atas sambutan darinya."Halo, Dhaka!" seru Aji setelah mematikan mesin motor, tersenyum dengan mengangguk pada Cahaya yang berada di belakang Dhaka yang sedang melompat-lompat."Assalamua'aikum," salam Aji begitu mencapai teras."Wa'alaikumussalam," jawab Cahaya dan Dhaka serentak."Kenapa Aruna tidak diajak, Om?" tanya Dhaka setelah menyalami Aji yang mengusap kep

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-06
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 274

    "Jemput dia segera, Ji! Atau setidaknya yakinkan dia dengan hubungan kalian dulu. Minta dia menunggu, lebih cepat kamu kembali ke Turki untuk mengatakan perasaan kamu, itu lebih baik. Tak perlu banyak berpikir lagi. Kamu pasti sudah mengenalnya dengan baik, bahkan lebih dari kamu mengenal Seruni. Waktu kamu juga lebih banyak bersama dengan dia, dibandingkan kebersamaanmu dengan seseorang yang sudah membuat kamu patah hati itu," kata Raja mencoba membuka pikiran Aji lagi. Memberikan dukungan juga semangat, agar Aji sekarang ini benar-benar fokus untuk menata masa depannya. Memulai satu hubungan dengan gadis yang benar-benar bisa memalingkan hatinya dari istri kakaknya."Baiklah, A, Aji akan coba bicarakan hal ini dengan ayah dan ibu dulu, apa mereka setuju kalau ber-menantukan orang Turki," kekeh Aji, membayangkan dia dan Aylin terikat satu hubungan saja tidak pernah melintas dalam benaknya. Namun setelah mereka jauh terpisah, justru kini ada keinginan seperti itu."Bicarakan saja dulu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 275

    Perjalanan tak terasa dilewati Aji, gapura yang menjadi penanda desanya sudah terjangkau, menyambut kedatangan. Laju motornya melambat saat akan melewati gang yang akan menuju rumah Arya, bahkan dia meminggirkan motornya untuk berpikir apakah akan datang mampir atau tidak. Dulu dia pernah datang ke sana saat pembangunan rumah itu, berarti sudah sangat lama dia tidak bermain ke sana. Tidak ada salahnya kan, kalau sekarang dia mampir sebentar untuk menyapa juga melihat secara langsung, kebahagiaan lain yang menaungi hidup seseorang yang dulu dia janjikan cinta suci? Aji melihat penunjuk waktu yang melingkari pergelangan tangan kirinya, menghitung waktu apakah sudah Arya ada di rumah atau tidak. Dia tentu tak ingin berkunjung saat kepala rumah tangga itu sedang di luar, namun mengingat kebiasaan Arya setelah beberapa hari dia kembali, selepas makan siang Arya selalu pulang, dan tidak kembali ke rumah ayahnya lagi. Itu artinya, sekarang pun Arya pasti ada di rumah, apalagi di jam tiga s

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-07
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 276

    Sementara Aruna terus menarik Aji ke belakang rumah untuk menunjukkan kolam ikan miliknya, Seruni mencari ponsel untuk menghubungi Arya untuk mengabari kalau Aji datang ke rumah, Seruni tidak ingin Arya kembali meragukan cintanya. "Teh," panggil Zahra mendekat. "Aruna mana? Maaf tadi Zahra sedang di kamar mandi," ujarnya, sejak hubungannya dengan Robi terbuka, Seruni memintanya memanggil dengan panggilan yang sama dengannya adiknya itu. "Iya, nggak apa-apa. Kamu susul Aruna ke belakang, bawa buku yang sudah tak terpakai untuk dibuat perahu. Ada Aji bersama Aruna," titah Seruni. "Ada den Aji?" Seruni mengangguk, "Iya. Sudah kamu susul Arun sana. Nanti Teteh juga ke sana, mau nelpon Aa dulu." "Baik, Teh." Zahra berlalu dengan membawa apa yang Seruni titahkan tadi. Agak lama Seruni menunggu panggilannya diangkat Arya, hingga kemudian terdengar suara suaminya menjawab. "Halo, Sayang?" "Ayah di mana?" tanya Seruni langsung. "Lagi di desa sebelah bareng ayah. Kenapa, Sayang? Kamu b

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 277

    "Ehem, katanya tadi di Bandung, Ji?" Seruni membuka percakapan. Tak biasa, hanya dia mencoba bersikap akrab, tanpa membawa semua romansa masa lalu keduanya."Iya, Teh. Langsung ke sini, Aji kira aa sudah pulang," jawab Aji menatap sekilas."Tadi selepas makan siang pergi lagi, ayah mau beli tanah di desa sebelah, jadi butuh ditemankan." Seruni menjelaskan alasan Arya tidak ada di tempat."Oh, ya? Sawah atau kebun?" tanya Aji yang tentu tidak mengetahui hal itu."Kurang tahu, Ji. Aa tadi belum bilang. Barusan Runi juga sudah nelpon aa, bilang kalau ada Aji datang," ujar Seruni yang secara tidak langsung mengatakan pada Aji, kalau keberadaannya sudah diketahui oleh kakaknya."Iya, Teh. Salah Aji juga sih, nggak nelpon aa dulu untuk memastikan dia ada di rumah atau tidak. Kalau tahu lagi pergi, mungkin Aji mampir ke sini nanti lagi kalau aa ada," kata Aji merasa kalau Seruni tidak nyaman dengan kedatangannya."Nggak apa-apa, Ji. Main saja kalau mau main, Aruna kadang bosen main sama Zahr

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 278

    Seruni mengulum senyum melihat Aruna yang begitu akrab dengan Aji. Diam-diam dia mengarahkan mata kamera ke arah paman dan keponakan itu, dua bidikan dia ambil gambarnya, dan langsung dikirim pada Arya, ada penampakan Zahra juga di sana, seakan menyampaikan pada Arya kalau dia tidak hanya bersama Aruna menemani Aji yang berkunjung ke rumah mereka.Seruni [Arun sangat senang bermain dengan Aji, Sayang. Kapan pulang? Apa masih lama beres urusannya?]Arya yang merasakan getaran ponselnya, sigap mengambil benda itu dari saku celana. Dia tersenyum tipis melihat gambar yang dikirim Seruni, hatinya yang beberapa saat lalu tak tenang, kini terasa sangat lega. Dua orang yang dikhawatirkan akan mengulang romansa masa lalu, ternyata sangat bisa menjaga hubungan keduanya sekarang. Jahat sekali memang rasa cemburu. Tak mengenal siapapun dijadikan alasan untuk merajuk, menyiksa hati dengan sangkaan yang tak pasti. Maafkan aku, Sayang. Masih sempat tak percaya akan hati dan cintamu padaku. Arya

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-08

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status