Semua Bab Jerat Cinta Sang Juragan : Bab 141 - Bab 150

526 Bab

bab 141

Seruni pun melakukan hal yang sama. Hingga arah pandang Seruni terhenti pada tembok yang ada di depannya."Di sini saja, jadi saat kita tidur dan bangun akan langsung melihat photo itu. Jadi setiap hari kita akan terus menatap photo itu sebelum dan sesudah tidur. Bagaimana?" Seruni menoleh pada Arya yang ternyata tengah menatapnya penuh puja."Manis banget sih, istriku! Makin sayang deh.""Ih, gombal melulu!""Serius! Jadi pengen--""Stop! Runi lagi datang bulan, dan sekarang wajah Runi masih sakit karena dicium bola tadi!" Seruni menjauhkan wajahnya dengan tangan menahan wajah Arya yang mendekat.Arya menghembuskan napas panjang, dengan pasrah dia menarik diri menjauh."Cepat sembuh, Sayang. Pengen nyium aja jadi susah." Arya menghiba.Cup!Seruni mencium pipi Arya mengobati rasa kecewa suaminya."Jangan merajuk! Nggak pantes."Arya terkekeh pelan. "Ya sudah, nanti photo kita pasang di sini. Sekarang simpan dulu ya, nanti dipasangnya. Aku harus segera ke ladang untuk melihat panen sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

bab 142

"Maya? Ayo, masuk! Sama siapa?" tanya Lastri begitu membukakan pintu setelah mendengar suara orang yang mengucap salam.Awalnya dia berusaha abai, karena berpikir masih ada Arya di depan, tapi suara ketukan pintu yang mengiringi suara seseorang itu kembali terdengar, hingga dia pun menghentikan sementara kegiatannya dan berlalu melihat ke depan."Bu?! Iya, mau lihat Runi," ujar Maya setelah dipersilakan masuk. Maya memperhatikan ruang tamu rumah Runi sekarang, tak ada lagi sofa lusuh yang sudah sobek di beberapa bagian di sana, yang ada sekarang adalah sofa baru dengan warna yang begitu kontras dengan warna cat ruangan paling depan tersebut.Bufet yang jadi penyekat ruangan pun sudah berganti dengan yang baru, meski bukan bufet kristal seperti milik orang tuanya di rumah, tapi Maya tahu itu adalah peralatan baru lainnya di rumah Seruni.Lantai rumah yang beberapa minggu lalu masih peluran semen yang sebagian sudah mengelupas, kini sudah berganti dengan keramik putih hingga terlihat l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

bab 143

Mata Seruni melirik takut-takut pada Maya, rahasianya terbongkar sudah. Dia berpikir untuk memberikan keterangan yang bisa Maya pahami dengan statusnya kini."Oh, iya, Den. Mamang masuk, ya?! Punten.""Iya, Pak, masuk saja."Setengah karung yang dikatakan pembawa kiriman itu adalah berisi buah manggis, dibawa masuk ke ruang tengah. Dari sikapnya yang sangat sopan pada Seruni, semakin menegaskan siapa gadis belia di depan Maya kini. Tentunya, Seruni akan mendapat perlakuan seperti itu dari para pekerja suaminya. Dan haruskah Maya juga bersikap seperti itu pada Seruni mulai saat ini?"Jangan tatap aku seperti itu, May!" kata Seruni dengan kikuk. Tatapan tajam Maya yang meminta penjelasan seakan mengulitinya. "Tunggu sebentar, aku mau menghubungi dulu a Arya.""Suamimu?"Seruni menghela napas panjang."Nanti aku jelaskan. Tunggu sebentar, minum dulu."Seruni melangkah lesu ke kamarnya, tujuannya sekarang adalah menghubungi Arya, selain mengatakan kalau kirimannya sudah sampai, juga ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

bab 144

"Jangan tatap aku seperti itu, May!" Seruni tertawa canggung, Maya terus menatapnya bergantian pada photo yang menampilkan dia dan Arya saat selesai akad nikah. Maya menyimpan bukti status baru yang sudah disandang Seruni beberapa minggu lalu. Sungguh dia tidak percaya, kalau Seruni sudah menikah. "May!" "Aku nggak bisa komentar apa-apa, Runi. Ini tuh ... kejutan banget buat aku.""Jangankan kamu, May, aku aja yang menjalaninya kadang masih tidak percaya kalau aku sudah menikah. Saat aku terbangun tengah malam, ada seseorang yang tidur di sebelahku. Aku tidak percaya, bahkan aku sempat menangis waktu pertama kali aa bilang, kalau kami akan menikah dua hari lagi," kenang Seruni mengingat bagaimana awal semua yang terjadi padanya bermula. "Beneran?!" tanya Maya tidak percaya. "Iyalah, memangnya kamu pikir aku senang, saat mendengar kalau harus menikah tiba-tiba? Tidak sama sekali!""Lalu apa yang menyebabkan kamu akhirnya mau menikah dengan Raden Arya? Kamu tidak dipaksa kan? Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

bab 145

Maya pulang setengah jam kemudian, bertepatan dengan Rara dan Robi yang kembali dari sekolah. Seperti yang dikatakannya tadi, Maya pulang membawa satu kantong plastik manggis dan alpukat, meski diikuti gerutuan kesal pura-pura dari Seruni.Seruni menolak ajakan makan siang bareng Lastri dan yang lainnya, sedang Soleh belum pulang dari ladang milik Tirta karena ikut membantu panen di sana. Meski sudah berganti status menjadi mertua seorang Arya, juga besan dari juragan tanah di desanya, Soleh tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Lagi pula yang kaya itu Tirta, bukan dia. Walau tentu saja, baik Arya ataupun Tirta sudah melarang Soleh bekerja, seperti sebelum ada ikatan keluarga di antara mereka.Seruni memilih menunggu Arya, meski saat dihubungi suaminya itu tidak mengangkat telepon. Lastri yang baru selesai membereskan lagi bekas makan mereka dibantu Rara, mengetuk kamar Seruni saat teringat akan percakapan yang tadi dibicarakan oleh Maya dan anaknya.Lastri harus menanyakan kebe
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

bab 146

"Masih ada kan manggisnya?" tanya Seruni menghempaskan bokongnya di kursi bekas Robi tadi, mengambil buah manggis yang ada di sana, lalu mengupasnya. "Nggak tahu, ini dikasih ibu. Katanya khusus buat Rara sama Robi, dan sekarang jatah Rara berkurang satu karena diambil Teteh," ujar Rara sedikit kesal. "Iya kah?! Ya udah nanti Teteh ganti. Ibu kemana? Bapak belum pulang?" tanya Seruni bersikap abai dengan protes yang dilayangkan Rara. Dengan santai dia kembali mengambil buah manggis jatah Rara. "Dua," kata Rara membuat Seruni mengernyit heran. "Kamu kenapa, Ra? Apanya yang dua?" "Ya itu, Teteh sudah ambil dua manggis Rara. Biar jelas nanti balikinnya berapa," kata acuh, padahal dia merasa cemas juga kalau ternyata buah manggis jatahnya habis tanpa diganti oleh Seruni. "Tenang, nanti Teteh ganti dua kali lipat.""Beneran, ya?! Awas aja kalau bohong!" "Heem, beres!" "Ini plastiknya, Teh," ujar Robi yang baru kembali dari mengambil plastik untuk sampah kulit manggis. "Masukin sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

bab 147

Pagi kembali datang, kesibukan rumah kecil Soleh dimulai seperti biasa. Lastri yang bersikukuh dengan tetap menggunakan tungku kayu bakar untuk memulai harinya, meski hal itu dilakukan hanya untuk menjerang air dan menanak nasi saja, karena Soleh tidak menyukai nasi yang dimasak menggunakan alat masak modern seperti kebanyakan orang. Kurang sedap katanya. Meski sebagian besar ibu rumah tangga lebih memilih menggunakan alat tersebut, karena kepraktisan juga sangat mudah digunakan.Soleh tak membebankan Lastri untuk memasak nasi itu ditungku, asal prosesnya saja yang sama, namun lagi Lastri bilang hangat kalau pakai tungku di pagi buta seperti biasa. Aroma kayu bakar, asap yang mengepul dari ruangan paling belakang rumah itu, memenuhi ruangan sampai ke dekat kamar baru Seruni. Kamar yang memang sengaja dibangun di sisa tanah milik Soleh. Rara sudah bangun, dan sudah siap membantu ibunya menyediakan sarapan untuk mereka, sedang Seruni belum nampak keluar dari kamarnya. Begitu juga deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

bab 148

Seruni merajuk manja saat Arya mengantarnya ke kampus, apalagi saat Arya mengatakan kalau dia tetap akan pergi sendirian untuk menjemput Sukma dan Tirta. "Kan mang Ade harus jemput kamu pulang sekolah nanti, Sayang." Arya mencoba memberi pengertian, melihat Seruni yang cemberut tak terima keputusannya. "Nggak. Pokoknya kalau Aa tetap pergi sendiri, Runi nggak izinkan. Biar nanti Runi telepon ibu kalau yang jemput orang lain saja." Seruni membuang muka, dia hanya tidak ingin Arya kelelahan harus berkendara lumayan jauh pulang pergi. Arya menghela napas panjang, istrinya tengah memperlihatkan kepemilikan atasnya sekarang, mengatur apa yang menurutnya baik untuk Arya, dan dia merasa senang tentu saja. "Baiklah, Sayang. Nanti aku pergi sama mang Engkos," kata Arya akhirnya, lagi pula benar juga yang dipikirkan Seruni. "Gitu kek, dari tadi. Susah amat! Udah, salim dulu. Jadi lama deh Runi turunnya," gerutu Seruni sambil mengambil tangan Arya, sudah lumayan lama mereka berdebat tak pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

bab 149

Pemilik telinga yang tengah mencuri dengar itu mengusap sudut mata. BUKAN karena kembali menangisi kegagalan cinta pertama, tapi membayangkan bagaimana keluarganya, orang tuanya, sama gelisahnya dengan dirinya. Dia memang sudah bersikap pengecut dengan cara pergi begitu saja, tanpa berani bertanya kenapa dan mengapa waktu itu. Memilih berlari, padahal semua orang tengah berusaha menghindarkan dia dari perihnya luka hati. Terus menghindar, saat sumber semua kesedihan datang untuk berusaha menjelaskan, kenapa dengan sadar mengorbankan perasaan sayang, sebagai kakak yang lama dijadikan panutan. Padahal dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat Arya meradang dalam kubangan nelangsa yang amat dalam. Terjebak. Berusaha bangkit dan beranjak, hingga tangan Tuhan menunjukkan seorang Seruni yang mampu mengobati semua penderitaan. Seseorang yang sudah dia titipi juga hatinya. Seseorang yang sudah bersedia menunggu, untuk disunting saat waktu tepat telah tiba. Seseorang ... yang akhirnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

bab 150

Aji membuka pesan Sukma yang mengatakan kalau Arya sudah ada di rumah Denni. Dengan konsentrasi yang sudah terpecah, Aji berusaha tetap fokus pada mata kuliah yang sedang diikutinya.Tangannya sesekali mencoret pada buku yang terbuka di depannya, namun tetap dia tidak bisa menerima pelajaran yang diberikan dosen di depan kelas.Hingga saat bel tanda berakhirnya pelajaran terdengar, Aji dengan cepat memasukkan buku kedalam tas. Dia seakan tidak ingin membuang waktu lagi untuk segera bertemu dengan Arya. Cukup sudah perang dingin di antara mereka. Perdamaian antara mereka harus segera dikibarkan, Aji ingin bisa dengan leluasa lagi bercerita segala hal pada Arya. Iya, Aji selalu bercerita tentang apapun pada Arya. Hanya tentang Seruni Aji tidak sempat mengatakannya, karena dia pikir belum jelas hubungan di antara mereka. Hingga menunggu sampai Seruni lulus sekolah dipikirnya adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya pada Arya.Tapi kenyataan sungguh di luar perkiraannya, justru kini g
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
53
DMCA.com Protection Status