Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 131 - Chapter 140

526 Chapters

bab 131

Arya menyerahkan Danu pada Raja, bocah itu tetap tertidur lelap meski sudah digendong Arya, lalu berpindah pada ayahnya. Terlalu senang bermain, Danu terlihat sangat kelelahan. Membawa baju bayi sebagai kado untuk Dhaka, Seruni memasuki rumah Raja. Di belakangnya, Arya membawa skuter yang tadi sempat diminta Danu, saat melewati toko mainan. "Skuter?" tanya Sukma menatap heran pada barang yang dibawa Arya. Denni dan Mukta sudah kembali ke rumah mereka, bahkan sempat mengajak adiknya itu untuk menginap di sana, tapi karena Sukma masih gemas dengan si kecil Dhaka, maka besok malam Tirta menjanjikan akan menginap di rumah kakaknya. "Permintaan Danu," jawab Seruni sambil duduk di dekat Sukma. "Uwa kemana, Bu?!" tanya Seruni yang tidak melihat Mukta ataupun Denni. "Sudah pulang," jawab Sukma sambil menatap Seruni. Karena gadis inilah hampir saja ikatan adik kakak di antara anaknya terkoyak. Karena pesona menantunya ini, seorang anaknya akan pergi jauh membawa luka hati. Tapi karena gad
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

bab 132

Arya terus memikirkan apa yang menyebabkan perubahan pada Tirta dan Sukma tadi. Dia jelas tidak bisa dibohongi, melihat sikap kedua orang tuanya yang seakan menghalangi dia untuk datang ke tempat Aji. Bahkan tanpa Arya sadari, Seruni pun merasakan perubahan sikap mertuanya, begitu juga dengan sikap Raja dan Cahaya. Mereka semua kompak menghalangi niatnya untuk bertemu dengan Aji, yang menjadi tujuan utama mereka pergi ke Bandung hari ini. Namun hingga malam menjelang, orang yang menjadi tujuan tak berhasil mereka temui. "Apa Aa menyadari sikap ayah dan ibu tadi sedikit berbeda? Berubah gitu?!" tanya Seruni memecah kesunyian di antara mereka. Arya menoleh sekilas, lalu kembali fokus menatap lurus ke depan. Suasana kota Bandung malam hari tetap padat oleh kendaraan. "Aku nggak merasa begitu. Yang dikatakan ayah benar, sudah malam sekarang. Kita bisa sampai rumah larut malam kalau harus mampir ke kostan Aji dulu, Sayang." Arya berusaha bersikap biasa, meski apa yang dikatakan Seruni
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

bab 133

Seruni melangkah ragu, namun tak urung dia ikut melangkah di samping Arya. Meski hotel yang mereka datangi tidak semewah hotel-hotel yang dilihatnya di TV, Seruni cukup kaget, melihat harga yang harus dibayar oleh Arya hanya untuk semalam menginap saja.Kalau tahu akan semahal itu, Seruni akan menolak usulan Arya menginap di sana. Apalagi tadi dia sempat merasa risih dengan tatapan pegawai hotel padanya dan Arya, entah apa yang ada dalam benak mereka, mungkin saja menganggap dia dan Arya paman dan keponakan seperti pelayan toko tadi petang. Apa perlu Seruni menulis di keningnya kalau mereka adalah suami istri? Begitu masuk, Seruni memindai ruangan yang akan menjadi tempat peraduan mereka malam ini, ranjang yang sama besarnya dengan tempat tidur milik mereka di rumah Arya, terbungkus rapi dengan sprey warna putih seakan memanggil Seruni untuk segera berbaring di sana.Melangkah lebih dulu, Seruni mendudukan diri di tepi ranjang, melihat pada Arya yang sedang mengunci pintu kamar.Pap
last updateLast Updated : 2022-11-09
Read more

bab 134

Tirta menghitung kemungkinan Arya sudah sampai di desa mereka, sudah jam sepuluh malam, namun anak sulungnya itu belum ada memberikannya kabar tentang di mana keberadaan mereka. Aji masih bermanja pada ibunya, di ruang TV rumah Raja, mereka lebih memilih tidur bersama di sana, dengan kasur yang sengaja digelar untuk mereka bertiga. Sukma terus mendengarkan rencana kepergian Aji, dia tidak sedikitpun menyinggung soal Arya pada anak bungsunya. Dia biarkan Aji membahas apapun yang dia mau, si manja Aji sudah kembali merasa nyaman bercerita padanya. Aji-nya. Aji sudah menguap berkali-kali, rasa lelah jiwa raga atas segala kejadian hari ini, membuatnya otak dan matanya butuh istirahat secepatnya, ditambah usapan tangan Sukma pada kepalanya membuat mata Aji semakin berat saja, meski telinganya masih bisa mendengar saat Sukma bertanya pada ayahnya. "Kenapa, Yah? Seperti yang bingung," tanya Sukma sambil melihat Aji yang sudah memejamkan mata, meski dia sudah bisa menebak apa yang sedang
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more

bab 135

Seruni tersenyum saat memasuki kamar barunya, merasa puas karena sekarang ukuran kamarnya sudah lebih besar, semua perlengkapan terlihat tertata rapi tidak sesak seperti di kamar lamanya.Terbersit rasa bersalah dalam hati, mengingat Lastri dan keluarganya yang sudah merapikan kamar itu, sedang dia pergi sejak dua hari lalu. Dan kini setelah dia kembali, ruangan itu sudah siap untuk ditempati dengan sangat nyaman."Suka kamarnya?" tanya Arya yang baru menyusul masuk.Seruni menoleh lalu mengangguk dengan semangat."Suka. Suka sekali! Makasih, Sayang ... makasih untuk semua yang sudah kamu lakukan buat aku dan keluarga ini. Terima kasih banyak." Seruni mendekat, lalu memeluk Arya erat. Sungguh dia sangat beruntung menjadi wanita yang dipilih Arya untuk menjadi pendampingnya, meski di awal tidak seperti itu ceritanya."Sama-sama, Sayang. Kamu adalah hidupku. Apapun akan aku lakukan untuk membuat kamu bahagia, membuat kamu selalu tersenyum selama menjadi istriku.""Runi cinta, Aa. Sangat
last updateLast Updated : 2022-11-10
Read more

bab 136

Seruni menatap kesal pada Arya yang terus tersenyum puas di sebelahnya. Dia jadi semakin terlambat berangkat ke kampus, karena Arya malah kebablasan menggodanya. Kalau saja tidak mengingat mungkin ada pengumuman penting, sepertinya Arya juga tidak berniat melepaskan Seruni pergi. Dan sekarang saat perjalanan mengantarkan Seruni, istrinya itu terus saja menggerutu. "Terus aja senyum!" ujar Seruni kesal. Arya hanya mengendikkan bahu acuh, dia terus menatap ke depan fokus mengemudi. Melihat itu Seruni tentu saja semakin berang. "Aa!" "Apa, Sayang?!" "Ih, nyebelin tahu, nggak?!" "Nyebelin gimana? Tadi sama-sama keenakan," kata Arya dengan tampang tak merasa bersalah sama sekali. "Runi jadi telat ini!" "Tenang saja, Sayang. Nggak papa. Yakin deh." Arya berucap yakin. "Iya, alhamdulillah kalau seperti itu. Tapi datang telat kan pasti malu.""Nggak papa. Kalau malu nanti aku temenin masuk ke kelas. Terus aku bantu bilang juga kenapa kamu bisa datang telat, Sayang. Tenang saja.""Id
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

bab 137

"Maafkan aku ya, Runi ... maaf kalau perkataan aku menyinggung perasaan kamu, aku nggak ada maksud lain, hanya beneran kagum sama kamu yang sudah berhasil menaklukkan hati Raden Arya. Ya, aku tahu kamu mengerti kemana arah pembicaraan aku. Sebelumnya kan--""Iya, aku tahu. Aa pernah trauma, bahkan aku juga punya pemikiran yang sama dengan kamu, May," ujar Seruni memotong perkataan Maya, entah kenapa dia merasa tidak nyaman mendengar Maya mengungkit masa lalu Arya. Apalagi dia sudah melihat wanita yang sudah berani menolak Arya, wanita yang cantik dan tentunya kaya sebanding dengan keluarga mertuanya. Jauh ... sangat jauh berbeda dengannya."Tapi melihat bagaimana Raden Arya mencintaimu, aku yakin kamu akan sangat berbahagia dengannya, Runi."Seruni mengangguk setuju, yang dikatakan Maya sangat benar. Dia bahagia bersama Arya. Sangat, sangat bahagia."Aku bahagia bersama aa, May. Sangat.""Aku tahu. Terlihat jelas dari mata kamu, kalian serasi. Semoga kamu bahagia selamanya," doa May
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

bab 138

Kesadaran Seruni pulih, dia ingat kalau tadi tengah bermain volly. Dan saat akan menerima smash dari lawan dia mundur dengan kepala mendongak, sinar matahari yang menyilaukan matanya membuat dia tidak bisa menerima pukulan itu, bahkan wajahnya yang menjadi tempat mendarat sempurna bola kuat."Ada yang sakit?" tanya Maya begitu Seruni mencoba duduk."Nggak, hanya pusing. Hidung aku sih, sakit!" Seruni mengusap hidungnya, wajahnya masih tampak memerah."Eh, kok kerudung aku kebuka?" tanya Seruni kaget mendapati penutup kepalanya sudah tidak rapi menutup, dengan tergesa Seruni menyatukan lagi kerudungnya, menyembunyikan sesuatu yang sudah jelas dilihat oleh Maya."Iya, tadi aku yang buka biar kamu bisa mendapat udara dengan nyaman.""Eh, emm ... i-iya. Makasih sudah menjaga aku," kata Seruni gugup. "Jarum pentulnya mana, May?"Maya menyerahkan benda kecil tajam yang tadi dilepasnya, memperhatikan gerak canggung Seruni yang kembali memakai kerudungnya."Jangan tatap aku seperti itu, May,"
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

bab 139

Seruni merebahkan kepalanya di pundak Arya, hempasan bola yang dengan telak pada wajahnya, meninggalkan bekas berdenyut juga panas yang membuat kepalanya pusing."Pusing banget ya, Sayang?" tanya Arya sambil memijat lembut kening Seruni.Seruni mengangguk, memejamkan mata untuk mengurangi mual saat menahan rasa pusing yang menderanya. Ade melirik sekilas pada keduanya dari kaca spion."Perlu ke dokter nggak, Gan?" tanya Ade menyela."Bo--""Nggak perlu, Sayang!" Seruni memotong cepat, dia hanya butuh tidur sekarang."Tapi, Sayang ... kamu harus diperiksa," kata Arya yang menginginkan Seruni mendapatkan penanganan dokter."Aku hanya butuh istirahat, ini bukan pusing karena aku sakit, Sayang.""Lalu?" Arya sedikit menjauhkan badan agar bisa menatap istrinya."Aku kena senter bola tadi--""Apa?! Coba aku lihat!" kata Arya panik, dengan teliti dipindainya wajah Seruni, dia baru menyadari kalau wajahnya istrinya memerah. Ditangkupnya kedua sisi wajah Seruni dengan cemas. Ade yang mendenga
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more

bab 140

Maya kembali ke kelasnya, bayangan penampakan leher dan dada bagian atas Seruni terus mengganggunya. Dia tak tahu apa harus mengingatkan sahabatnya itu, atau mendiamkan.Menghempaskan diri pelan di kursi, Maya mengambil ponselnya, mengotak-atik benda itu dengan nomor Seruni yang terpampang jelas di layarnya. Haruskah dia bertanya? Sedang tadi dia sudah mengatakan tidak akan bertanya apapun pada Seruni. Tapi sungguh dia juga tidak bisa acuh begitu saja. Dia sayang pada Seruni, tak ingin hal-hal buruk menimpa sahabatnya. Apa ... Seruni masih perawan? Apa Seruni dan Arya sudah melakukan hal itu? Apa ada hal lain yang disembunyikan Seruni darinya? Atau sebenarnya mereka sudah menikah diam-diam? Mengingat waktu itu ada pelaminan di rumah Seruni saat dia berkunjung dengan Didi dan Rizal. Maya menggeleng, berbagai pertanyaan dalam benaknya membuat kepalanya pusing."Maya, Seruni nggak papa kan?" Didi datang tergesa, dia duduk di bangku di depan kekasihnya."Nggak papa, kamu kemana aja
last updateLast Updated : 2022-11-13
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
53
DMCA.com Protection Status