Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 111 - Chapter 120

526 Chapters

bab 111

"Nelpon siapa, Sayang?" tanya Seruni yang baru selesai mencuci piring bekas mereka makan.Arya mengajaknya ke rumah mereka, dengan alasan ingin berduaan saja dengan istrinya. Karena di rumah Soleh tentu saja tidak bisa. Selain kotor karena pengerjaan tukang yang kini sedang tahap penyelesaian, banyaknya orang yang juga tidak akan membuat mereka nyaman di dalam kamar tentunya.Rencana awal yang akan memperluas kamar milik Seruni, jadi berganti dengan sengaja membuat kamar baru untuk mereka tempati, dan nantinya kamar bekas Seruni akan ditempati oleh Robi.Kusen, jendela, dan pintu yang sudah sekiranya pantas diganti, sudah rapi dengan tampilan baru yang lebih bagus tentunya, lantai semen pun telah berganti dengan keramik.Arya mengangkat tangan menyambut kedatangan Seruni, menarik istrinya hingga terduduk di pangkuan. Dia sangat rindu momen mereka berduaan seperti sekarang. Memeluk dan menghirup aroma khas tubuh istrinya yang sudah seminggu ini dia abaikan secara sengaja.Seruni terkik
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 112

Arya mengusap pelan rambut Seruni. Istrinya itu sangat lelap tidur, kalau saja tidak mengingat Seruni belum melaksanakan lima waktunya, Arya pasti membiarkan Seruni tidur sepuasnya. "Sayang ... bangun, sudah jam setengah lima. Kamu belum sholat. Yuk, bangun!" Arya berbisik, dikecupnya pipi yang tadi siang terus merona itu berulang, menarik si pemilik hati kembali ke alam nyata. Karena ada dia yang bisa mewujudkan apapun impian gadis ... ah, bukan, Seruni sudah tidak gadis lagi. Dia yang tadi membuat istrinya itu menjadi mantan gadis. Dia ... wanitanya sekarang. Sampai selamanya. Sampai nyawanya terpisah dari raga, sampai dia tidak bisa lagi bernapas. "Sayang ...!" "Hmm," gumam Seruni perlahan menggeliat. "Bangun, udah sore. Sholat dulu." Arya mengusap pipi Seruni.Mata Seruni terbuka perlahan. Wajah tampan Arya yang menjadi hal pertama yang dilihatnya. Mengerjap, Seruni menarik ingatan, saat melihat kalau ruangan tempatnya berada sekarang, bukan kamarnya di rumah Soleh. Keping
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 113

Dering ponsel menghentikan gerakan Arya yang akan kembali mencium Seruni, geraman tertahan terdengar dari Arya yang merasa kesenangannya terganggu. Seruni terkikik puas, membuat Arya yang akan mengambil ponsel dari saku celananya, batal.Mengabaikan suara ponsel yang masih terdengar, Arya kembali merangsek mencumbu istrinya yang lagi-lagi harus pasrah dibawah kekuasaannya.Namun deringan itu ternyata terus saja terdengar, hingga Seruni merasa terganggu dan menahan dada Arya."Angkat dulu! Siapa tahu penting," ujar Seruni membuat Arya mendengus kesal, namun tak urung dia beranjak dari atas tubuh istri dengan tak rela.Seruni menggeleng, dengan cepat dia pun duduk, kalau harus kembali melayani hasrat Arya sekarang, rasanya dia tak sanggup. Sisa dari percintaan tadi saja, bagian inti tubuhnya itu masih berdenyut nyeri. Namun untuk menolak pun, dia tak mampu.Seruni segera memakai bajunya lagi, gawat kalau sampai Arya yang kini mulai berbicara di telpon, menyerangnya lagi setelah panggila
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

bab 114

Sukma langsung berdiri saat melihat siapa yang berjalan di samping putranya. Begitu juga Tirta yang tidak menyangka kalau Arya justru datang bersama menantunya. Dia menyesal tidak berkata, kalau Arya harus datang sendiri saja."Wa'alaikumussalam, Runi ... apa kabar, Sayang? Kamu sehat?" Sukma memburu menantunya, memeluk penuh sayang. Membuat dua orang tamunya menatap iri. Seharusnya, Sukma bersikap seperti itu pada mereka. Bukannya terus bersikap ketus seperti tadi. "Alhamdulillah, Runi sehat, Ibu. Bagaimana keadaan Ibu? Maaf Runi baru mengunjungi, Aa nggak pernah ngajak Runi soalnya." Seruni mengadu pada Sukma. Dia belum menyadari, kalau wajah suaminya sudah mengeras menahan rasa, saat menyadari orang yang dikatakan Tirta menunggunya adalah orang yang sudah mencampakkannya dulu. "Ibu sehat, Nak. Nggak papa. Ibu paham dengan kesibukan Runi." Sukma mengusap kepala Seruni, ekor matanya melihat pada Arya yang mematung di dekat Seruni. Tatapan anaknya tak beda jauh dengannya, saat meli
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

bab 115

Lastri sesekali melirik penunjuk waktu yang tergantung di tembok ruang makan, sudah mendekati jam sembilan malam menantu dan anaknya belum kembali. Apa memang Arya dan Seruni tidak akan pulang?Robi yang mendapat warisan kamar Seruni sudah masuk kamar, biasanya anak bujangnya itu sedang berbaring mengantuk sambil menonton TV, hingga akhirnya siaran TV yang melihatnya tertidur pulas. Sedang Rara yang sempat merengek pada Robi untuk bertukar kasur dengannya, sudah sejak magrib mengunci diri. Marah mungkin, karena saudara kembarnya itu tidak memenuhi keinginannya. Melihat itu Lastri berjanji dalam hati, akan membelikan kasur baru untuk Rara dari uang yang diberikan Arya.Iya, tanpa sepengetahuan Seruni, Arya memberikannya uang setiap hari. Untuk biaya makan dia dan Seruni, katanya. Padahal stok beras dan makanan yang Arya kasih lebih dari cukup untuk makan mereka.Soleh yang juga sedang menunggu kedatangan Arya menoleh, melambaikan tangannya agar Lastri datang mendekat."Kalau mau tidur,
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

bab 116

"Arya ada menghubungi Ayah, nggak?" tanya Sukma. Rumah mereka semakin sepi saja saat Arya menikah, kalau malam hanya ada Tirta dan Sukma, karena bi Asih tidak tidur di sana setiap jam tujuh malam, anaknya akan datang menjemput, dan subuh jam lima akan datang lagi. Tirta menggeleng, sejak kepergian Arya yang marah karena kedatangan Novi dan ibunya, Arya memang tidak ada menghubungi, dia pun sengaja tidak menelepon Arya. Hal itu dilakukannya untuk memberikan waktu pada Arya menenangkan hati, juga memberi penjelasan pada Seruni tentang siapa wanita yang menjadi tamu mereka. Meski tanpa Seruni bertanya pun, Tirta yakin menantunya itu bisa paham, siapa Novi untuk keluarganya di masa lalu. Ya, masa lalu. Karena masa depan Arya sudah jelas bersama siapa. Gadis Pilihan hatinya. "Nggak ada. Ayah juga belum menghubungi.""Ibu beneran tidak mengerti jalan pikiran Asri, kenapa dia harus membawa Novi untuk bertemu Arya setelah bertahun lamanya? Sedang dulu, mereka berlaku abai tanpa pernah sek
last updateLast Updated : 2022-11-04
Read more

bab 117

Arya jelas tak tenang setelah mendengar kabar dari Tirta. Dia mulai bisa menebak, apa yang akan Aji katakan padanya kemarin sore. Rupanya ini yang Aji bilang dia mengharapkan bantuannya. Adiknya itu akan pergi jauh, dengan alasan mencari ilmu.Apa salah kalau Arya mengira itu hanya akal-akalan Aji saja?Aji pergi bukan tanpa sengaja, adiknya itu pergi untuk menghindarinya!'Sedalam itukah luka yang Aa torehkan di hatimu, Ji?' Arya menatap ponselnya yang tidak bisa menghubungkan dirinya dengan sang adik. Lagi prasangka meliputi hati, Aji sengaja mematikan ponselnya. Karena pastinya dia tahu, kalau Arya pasti akan menghubungi pagi ini, setelah Tirta mengatakan semua tentang kabar yang disampaikannya semalam.Semalam Arya seakan lupa dengan janjinya untuk menelepon Aji, kedatangan orang yang sudah menjadi penyebab luka hatinya dulu, juga undangan menggiurkan dari sang bidadari, membuat Arya tentu saja tidak bisa mengabaikan sama sekali.Malam tadi mereka kembali bagai musafir di padang
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

bab 118

"Ada yang ingin aku sampaikan, Sayang. Penting. Dan harus aku sampaikan saat ini juga." Arya mencoba mencari perhatikan Seruni. Meski istrinya belum sadar sepenuhnya."Apa?" guman Seruni malas. "Harus sekarang kah disampaikannya?""Iya. Harus sekarang. Kamu bisa dengarkan aku bicarakan kan, Sayang?""Hmm, bicaralah."Arya menggeleng tak yakin, melihat Seruni yang terlihat lemas."Aku harus ke Bandung sekarang juga, Sayang.""Hmm?!""Tadi ayah nelpon, kalau Aji akan pergi ke luar negeri karena ikut program beasiswa," terang Arya. Seruni perlahan membuka mata, disebutnya nama Aji berhasil menarik kesadarannya penuh."Kak Seta akan pergi ke luar negeri?" tanyanya tak percaya, bahkan menyebut nama Aji pun mendadak dia lupa panggilannya.Arya mendengus kesal, Seruni membuatnya cemburu, ketika nama Aji disebut dengan panggilan yang dulu pernah membuat keduanya terikat satu harapan. Satu janji, yang akhir terpatahkan olehnya."Aji, Sayang. Aji! Bukan Seta," ralat Arya tak terima.Seruni sem
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more

bab 119

"Ibu ikut juga," kata Sukma saat Arya mengatakan akan pergi ke Bandung untuk menemui Aji, juga sekalian menjenguk Cahaya."Mau tahu alasan sebenarnya, kenapa tiba-tiba tuh anak bilang mau kuliah di luar negeri. Pake bilang dapat beasiswa lagi. Kemarin-kemarin tidak ada dia bicara seperti itu. Ini terlalu aneh," tambah Sukma. Di sampingnya Seruni hanya menyimak pembicaraan."Ya, kan Aji semalam udah bilang, kalau dia sengaja menyembunyikan dulu karena pasti dapat tentangan dari Ibu. Bisa saja kan memang itu impian Aji?" Tirta menyela, dia masih mencoba berpikir positif dengan keinginan si bungsu. Lagi pula, apa salahnya dia mengikuti niat Aji? Mungkin dengan itu Aji bisa melupakan semua perasaannya pada Seruni."Nggak. Ibu seratus persen tidak percaya, Yah. Ibu tahu jelas kalau Aji sedang membohongi kita. Dia pasti punya alasan lain melakukan ini semua." Sukma masih teguh dengan hasil pemikirannya."Arya juga punya pikiran yang sama dengan, Ibu. Aji ... sedang merajuk. Karena ... Arya."
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more

bab 120

Seruni terus terdiam, sedang Arya bersikap acuh dengan semua gerutuan yang Sukma berikan. Tirta yang duduk di sebelah Sukma pun, hanya tersenyum simpul mendengar protes yang keluar dari mulut istrinya. "Runi, kalau Arya ngajak ciuman lagi di luar rumah kayak tadi jangan mau! Teriak saja! Kalau ada yang lihat gimana coba? Aneh Ibu sama kamu, A. Kayak yang nggak ada kamar aja," sungut Sukma pada sang anak yang sedang fokus menyetir. "Kalau mereka di kamar, yang ada akan butuh waktu lama lagi, Bu," timpal Tirta membuat Seruni menahan tawa juga menahan malu. Hatinya membenarkan apa yang dikatakan mertuanya itu. Bisa-bisa sampai sekarang mereka masih berada di rumah besar itu, dari pada sedang melaju di atas aspal menuju ibukota provinsi. "Ayah ini!" omel Sukma. "Loh, emang bener. Coba aja tanya pada Seruni. Kalau mereka di kamar pasti lebih lama, bener kan, Runi?!" tanya Tirta pada Seruni yang duduk di kursi depan samping Arya. Meski tadi Seruni sempat menolak untuk duduk di sana. "
last updateLast Updated : 2022-11-06
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
53
DMCA.com Protection Status