Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 101 - Chapter 110

526 Chapters

bab 101

"Teteh! Ayo, ikutan mungut saweran!" Rara datang tergopoh dari depan, menarik tangan Seruni yang sedang duduk berdampingan dengan Arya. ''Eh, apaan sih, Ra?''"Buruan ikut, mau disawer itu pengantinnya!" kata Rara tak sabar. Seruni menoleh pada Arya, seakan meminta izin suaminya untuk melihat prosesi tersebut. Memahami arti tatapan istrinya, Arya mengangguk sambil tersenyum. "Tuh, udah diizinin sama Aa juga. Ayo, cepet." Tak sabar, Rara menarik lagi tangan Seruni mengajak pergi. "Bentar atuh, Rara. Kamu duluan aja sana! Nanti nggak kebagian tempat lagi." Seruni menahan tangan Rara. "Rara udah pesen tempat sama Robi,'' ujar Rara semangat. Dia pikir pesen tempat nonton konser, yang tempatnya tidak akan digantikan oleh orang lain?"Udah kamu duluan saja, nanti Teteh nyusul sama aa. Pesen tempat juga, ya?!" goda Seruni mengikuti kata-kata Rara tadi. "Oke deh, sip! '' ujar Rara dengan mengacungkan jempolnya, dia segera berlalu kembali ke luar menuju tempat acara berlangsung. Arya t
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

bab 102

Selepas jam satu siang Arya dan Seruni pamit pulang. Untuk Soleh dan yang lainnya, nanti sore Arya akan meminta Ade untuk menjemput mereka kembali. Kalau tidak mengingat harus memeriksa laporan harian, mungkin Arya juga akan tinggal di tempat hajatan sampai sore, sedang Seruni yang memang tidak ingin tinggal karena Arya pulang, tentunya tidak bisa dipaksa untuk pulang bersama Lastri nanti. Meski kerabatnya mengatakan, masih ingin berbincang dengannya. Seruni tahu, mereka pasti akan bertanya-tanya tentang Arya, dan dia belum bisa merangkai kata, untuk menutupi status sebenarnya antara dia dan Arya. Takut salah bicara tepatnya. Jadi menghindar, itu pilihan yang benar tentunya. Menurutnya. Mobil Arya berhenti di depan rumah, keduanya turun tanpa menyadari ada Maya yang tengah berdiri di depan pintu. Mendengar suara mobil berhenti, Maya langsung menoleh. Dia hafal mobil itu. Beberapa kali melihat. Semua di rumah ini. Apa ini ada kaitannya dengan cincin yang melingkari jari manis Serun
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

bab 103

"Apa?!" Maya memekik kaget, "Kamu serius kan, Runi?" "Seperti yang kamu dengar barusan , May. Dia calon suamiku." Seruni menjawab tegas dengan jantung berdebar cepat. "Astagfirullah, Runi. Ini, tuh ...." Maya menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Dia masih belum percaya, dengan apa yang sudah Seruni akuinya barusan. "Kenapa?" Seruni menatap Maya malas, terlalu berlebihan menurutnya respon yang Maya tunjukan, dengan pengakuan yang dia berikan. Bagaimana kalau Maya tahu status yang sebenarnya di antara dia dengan Arya? Bisa-bisa Maya langsung pingsan. "Aku tuh nyangkanya kamu ada hubungan sama kak Seta, Runi. Bukan hanya aku, tapi teman-teman juga berpikir seperti itu. Tapi ini, ternyata kamu malah jadi calon istri kakaknya. Gila, tahu nggak, sih?!" Seruni menghembuskan napas panjang. Maya saja sudah tahu kalau Arya dan Aji adalah adik kakak, kenapa dia yang jelas-jelas anak pegawai orang tua keduanya, justru tidak mengetahui itu? "Kamu tahu, kalau Aji … maksudku, Kak Se
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

bab 104

Maya bisa melihat sorot memuja penuh rindu dalam tatap mata Aji pada Seruni. Sorot mata yang menunjukkan, betapa lelaki yang memiliki darah yg sama dengan Arya itu juga mencintai Seruni. Apa benar seperti yang Rizal katakan, kalau Seruni tebar pesona, hingga hati kedua anak orang kaya itu mencintainya? "Ini sedikit rumit awalnya, May. Sangat rumit malah. Aku juga tidak mengerti, kenapa bisa seperti ini? Aji … maksudku kak Seta, dia dan aku pernah ada janji untuk bersama."Maya terkesiap mendengar jawaban Seruni. Lagi-lagi dia dibuat tercengang oleh kenyataan tentang sahabatnya. Benar adanya, sebagai sahabat Seruni, ternyata dia belum mengetahui apapun tentang gadis cantik di depannya. Cantik? Tentu saja. Kalau Seruni tidak dianugrahi rupa menawan, tak akan kakak beradik orang terpandang itu, menyimpan rasa padanya. Belum lagi Rizal yang kini sudah patah hati dan terluka cinta, oleh penolakan tanpa kata dan harus menyingkir dari daftar calon pendamping gadis itu. "Sejak kapan kam
last updateLast Updated : 2022-10-30
Read more

bab 105

Seruni. [Kapan pulang?] Arya tersenyum saat membaca pesan dari istrinya. Dua jam lalu, Seruni mengeluhkan tenang Maya yang terus mencecarnya dengan banyak pertanyaan, bisa dia bayangkan bagaimana gugup juga bingungnya Seruni menghadapi pertanyaan sahabatnya itu. Arya. [Seperti biasa, Sayang. Menjelang sholat isya. Kenapa? Kangen, ya?] Arya tersenyum setelah menuliskan pesannya. Terlihat istrinya sedang mengetik balasan. Ternyata berbalas pesan bisa semenyenangkan ini, bahkan sejak melihat nama Seruni yang mengirim pesan tadi, lengkungan bibirnya terus saja tak bisa ditahan. Dia jadi ingin segera pulang dan bertemu pemilik hatinya itu sekarang juga. Seruni. [Iya.] Pesan langsung dihapus. Padahal Arya sudah membaca pesan itu. Menunggu sekian lama, tiga huruf yang sudah dikirim Seruni, sampai harus menghilang lagi.Senyum Arya semakin lebar, mengetahui Seruni malu mengakui tentang pertanyaannya barusan. Arya. [Kenapa dihapus? Aku udah baca, Sayang.] Seruni. [Malu.] Seruni me
last updateLast Updated : 2022-11-01
Read more

bab 106

"Terima kasih sudah datang dan membantunya acara kami ya, Kang. Maaf kalau tidak bisa menjamu dengan baik."Mardi kerabat Lastri menyalami Soleh begitu keluarga itu pamit pulang. Tak lupa makanan juga kue dibekalkan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan. "Iya, Kang, sama-sama. Hanya seperti ini bantuan yang bisa kami berikan." Soleh tersenyum, "Ini banyak amat oleh-olehnya?!" "Nggak apa-apa. Tadi Seruni pulang nggak dibekali apa-apa. Nanti kalau nikahan dia, jangan sampai lupa untuk beritahukan, pas tunangan kami sampai tidak diberi kabar. Tahu-tahu sudah jadi calon istri juragan," ujar Mardi membuat Soleh tertawa. "Iya, nanti kami kabarkan. Kemarin acaranya mendadak.""Iya, ditunggu saja undangannya."Soleh mengangguk. "A, ayo ... kasihan mang Ade nungguinnya kelamaan. Takutnya dia juga ada keperluan lain." Lastri datang menghampiri. Suasana sudah tidak seramai tadi, acara memang hanya sampai jam tiga saja. Adat daerah setempat, acara inti hanya kh
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 107

"Aww!"Dugh!"Sakit!""Duh, maaf, Sayang!""Aww, sakit ... shh!"Tergesa Arya membaringkan Seruni, kamar yang kecil dengan tempat tidur lebar, tentu saja tidak bisa membuat dia leluasa bersikap romantis pada istrinya.Niat hati ingin bercumbu dengan diawali adegan gendong-gendongan, berakhir dengan terkantuknya kaki Seruni ke lemari. Hasrat yang tadi memuncak, padam sudah mendengar rintihan juga desis kesakitan dari bibir istrinya. Arya yang tak melihat jalan dan juga tak melepas bingkai manis istrinya, membuat situasi mesra mereka berakhir sudah. Gagal total! "Mana yang sakit?" tanya Arya mengamati seluruh tubuh Seruni."Kaki, mata kakinya kepentok lemari." Seruni meringis dan beranjak duduk, mengusap bagian kaki yang barusan disebut sebagai tempat dia merasakan sakit. "Ya Allah, niat pengen romantis berakhir tragis. Maaf ya, sini aku usap.""Udah tahu kamarnya kecil, risbang sama lemari aja sudah bikin kamar ini sempit, laga-lagaan mau gendong-gendongan." Seruni merajuk, karena
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 108

Karin memandang Aji yang sejak kembali dari kampung halamannya lebih banyak diam, sahabat rasa gebetannya itu hanya berbicara seperlunya saja, bahkan kadang seperti tengah melamun dengan tatapan kosong. Jelas sekali, ada hal yang membuat pemuda tampan di depannya itu tidak bersikap seperti sebelumnya. Sering Karin mendapati Aji menghela napas dalam, lalu menunduk menyembunyikan kegalauan. Tapi Karin tentu tidak salah menebak, dia bisa merasakan kalau Aji tengah patah hati. Benarkah? Apa dia sudah salah mengira kalau Aji tidak punya seseorang yang dia cinta? "Kamu lebih banyak diam sejak pulang, Ta. Seperti yang sedang banyak pikiran," kata Karin saat mereka baru selesai kuliah, sengaja Karin meminta Aji mengantarnya untuk mampir sebentar ke toko buku. Aji menoleh pada Karin, Ditatapnya wajah Karin lembut. Dia salut dengan kepekaan Karin atas perubahan sikapnya. Haruskah dia berkata jujur pada Karin kalau dia tengah patah hati? Menceritakan semua hal yang terjadi dalam keluargany
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 109

"Rara? Robi? Kalian dari mana? Jam segini baru pulang? Nggak cukup seharian main di tempat hajatan tadi?" tanya Seruni menatap adik kembarnya bergantian. Rara dan Robi saling pandang, padahal mereka kembali setengah jam sebelum batas waktu yang Soleh tentukan, tapi kakaknya tercinta sudah berang saja melihat mereka pulang. "Ih, Teteh, kami itu pergi juga diminta bapak. Kami baru dari rumah Arsa, nanyain ada tugas nggak," jelas Rara sedikit cemberut. Robi hanya diam mendengar kedua kakaknya berbicara. Dia memang lebih mengandalkan Rara kalau urusan berdebat dengan seruni, cari aman. "Disuruh bapak?" "Iya, tadi kan pas pulang denger suara Teteh merintih kayak kesakitan gitu, bapak malah minta kami pergi main. Ya udah, kita pergi ke Arsa ya, Bi?"Robi mengangguk cepat. Seruni menoleh pada adik lelakinya. "Terus, tadi Teteh kenapa? Sakit?" tanya Rara tak bisa menahan rasa penasarannya. Bukannya menjawab, Seruni malah membuang pandangan. Dia merasa malu dengan apa yang sudah terjadi
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more

bab 110

Hari ini terakhir ujian, Seruni tengah menunggu suaminya menjemput, disebelahnya Maya juga tengah menemani, dengan Didi yang duduk menunggu di atas motornya. Orang yang ditunggu datang, Arya menyungging senyuman begitu motornya berhenti di dekat Seruni dan Maya, kedua gadis belia itu membalas senyuman Arya. "Maaf, telat. Tadi ada perlu sedikit," kata Arya mengucap sesal. Dia terlambat sepuluh menit dari waktu biasanya. "Iya, nggak papa." Seruni menoleh pada Maya yang juga sudah mendekat pada Didi yang tersenyum tipis menatap Arya. "Makasih sudah menemani ya, May, Di."Maya dan Didi mengangguk bersamaan. Mereka terlihat masih sungkan pada Arya. "Iya, Runi. Sama-sama." "Makasih ya, Maya, Didi. Sudah mau nemenin Runi. Kapan-kapan kita pergi bareng, ya?!" kata Arya diakhiri ajakan, dia tahu kedua teman istrinya itu masih tidak nyaman dengannya, jadi dengan berencana pergi bersama bisa mendekatkan mereka. Mendengar ajakan Arya, Didi dan Maya saling pandang, lalu melihat kembali pada
last updateLast Updated : 2022-11-03
Read more
PREV
1
...
910111213
...
53
DMCA.com Protection Status