Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Juragan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Jerat Cinta Sang Juragan : Chapter 81 - Chapter 90

526 Chapters

bab 81

"Mau kemana, A?" tanya Sukma saat melihat Arya bergegas hendak keluar rumah."Pulang, Bu." Arya menghentikan langkahnya."Ke mana?""Rumah bapak." Arya menoleh ke belakang, khawatir Aji keluar kamar tanpa dia ketahui."Bagus. Pokoknya Ibu nggak setuju kalau kalian harus berjauhan seperti ide ayahmu itu. Pokoknya, nggak boleh berjauhan!" tegas Sukma tak ingin terbantah."Iya, sepertinya memang harus seperti itu. Nanti Arya coba bicarakan dengan dia, tadi aja waktu Arya pergi dia marah. Sekarang hp-nya malah nggak aktif," keluh Arya menghembuskan napas panjang."Syukurin, biar nggak dikasih jatah aja! Gegayaan pake mau saling berjauhan. Setuju Ibu mah kalau kamu dibiarin sama istri kamu, biar tahu rasa." Sukma malah terlihat senang mendengar Arya dan Seruni tidak baik-baik saja."Bukan soal jatah, Bu. Hanya nggak nyaman aja dibiarin begini," elak Arya yang tidak mungkin juga jujur dengan keadaan, kalau dia dan Seruni terikat satu perjanjian.Entah apa lagi protes yang akan Sukma berikan
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

bab 82

Perlahan Arya menekan pegangan pintu, hingga terdengar suara Seruni yang tengah melafalkan kalam ilahi, duduk di atas sajadah dengan membelakangi pintu. Rasa nyaman menyelimuti hati Arya saat suara merdu Seruni begitu fasih membaca Al- Quran. Melangkah pelan dan kembali menutup pintu kamar setelah tubuhnya menyelinap masuk. Seruni yang mendengar pintu ditutup lagi, menoleh ke arah pintu. Dia kenal dengan baik aroma yang kini terhidu penciumannya. Meski tak sekuat tadi siang saat mereka bersama, tapi Seruni bisa menebak siapa yang pastinya sedang menatapnya dari belakang sekarang. Seruni tak ingin berharap kalau itu benar, atau bisa saja hanya imajinasinya yang terlalu berharap, Arya akan datang dan mengubah semua keputusan sepihak, yang dianggap suaminya itu adalah hal terbaik untuknya. Dia pun menoleh perlahan dengan jantung berdegup kencang, menunggu bukti hasil pemindaian matanya akan sosok suami--yang sangat diharapkan benar ada di sana--tengah menatapnya dengan sorot rindu ju
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

bab 83

Suara detak jarum jam menjadi pengisi kebisuan di dalam kamar itu. Bahkan sepasang cicak yang saling berkejaran, lebih terlihat romantis daripada sepasang anak manusia yang sedang berpelukan di atas peraduan mereka. Memilih bercengkrama dengan segala pemikiran sendiri, dari pada mencoba mengembalikan romansa indah yang beberapa hari lalu, membuat keduanya merasakan manisnya madu pernikahan.Hanya usapan lembut tangan Arya, sesekali mengusap punggung Seruni yang masih menggunakan mukenah, tanpa berniat membukanya. Meski Arya sudah meminta maaf, tetap saja ada rasa kesal bercokol dalam hatinya. Merasa diabaikan, tak diharapkan.Bukan belum memaafkan, hanya sedang ingin meresapi semua rasa yang bisa hadir dalam pernikahan mereka. Selain cinta tentunya. Karena nanti, akan banyak rasa yang akan mewarnai perjalanan rumah tangga mereka. Selain manis dan kesalahpahaman seperti sekarang.Jadi, biarkan dia belajar tentang itu.Hanya saja Seruni terus mencoba menanamkan dalam hati, meski Arya tel
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

bab 84

Rara berjalan cepat menuju kamarnya, setelah menutup kembali pintu kamar Seruni dengan kencang. Dia merutuki kecerobohannya yang tanpa mengetuk pintu, membuka begitu saja pintu kamar kakaknya.Dia yang tidak tahu Arya sudah kembali, diminta Lastri untuk memanggil Seruni yang belum makan malam.Jantung Rara serasa akan melompat keluar. Dia takut, karena Seruni pasti akan marah atas kelancangannya."Rara, kenapa?" tanya Lastri saat melihat Rara memburunya lalu memeluk erat."Ibu, kenapa nggak bilang kalau ada aa di kamar teteh?" tanya Rara terdengar ketakutan."Loh, memangnya kenapa? Ibu lupa bilang. Kamu … ketuk pintu dulu kan saat manggil kakakmu?" tanya Lastri melihat pada kamar Seruni yang pintunya masih tertutup."Nggak. Rara nggak ketuk pintu. Maaf!" Rara semakin mengeratkan pelukannya. Dia masih mencoba mengusir kilasan yang baru saja dilihatnya, di dalam kamar Seruni."Rara, kamu ini bagaimana, sih? Lain kali, kalau mau masuk kamar si teteh harus ketuk pintu. Sekarang ini si tet
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

bab 85

"Sayang." "Hmm?" "Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Arya dengan tangan terus mengusap lengan Seruni, yang mengenakan baju tidur berlengan pendek. Meski malam belum beranjak larut, namun kesunyian sudah menyelimuti kediaman Soleh. Suara serangga malam, juga burung hantu yang singgah di pepohonan yang ada di sekitar, terdengar mengisi keheningan. Angin malam berhembus dingin, menyelinap dari ventilasi kamar, menyusup. Hingga Seruni menaikkan selimut yang menutupi tubuhnya dan Arya, sampai sebatas leher. "Apa?" "Janji tidak akan marah?" Seruni mendongak, menatap manik hitam Arya yang kini setengah menunduk, agar mata mereka bisa saling menatap. Ada kecemasan dalam hati Seruni, melihat Arya terlihat ragu menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya. Dia tak ingin ada kesalahpahaman lagi antar dirinya dengan Arya, yang akan menyebabkan mereka tidak nyaman seperti beberapa saat lalu. "Ada apa, sih? Runi malah jadi takut kalau Aa berbicara seperti itu," kata Seruni dengan rasa penasar
last updateLast Updated : 2022-10-19
Read more

bab 86

Keesokan harinya Seruni dan Maya sudah sampai di sekolah SMA-nya dulu. Lapang basket sudah ramai oleh siswa dari sekolah yang mengadakan pertandingan persahabatan dengan sekolah Seruni, bahkan nampak Rizal dan Didi ditepi lapangan lain. "May, kok sudah ramai gini, sih? Bukannya nanti siang ya, pertandingannya?" "Sekarang semifinal katanya, besok final, jadi dari pagi," terang Maya. Dia melambai pada Didi dan Rizal yang kebetulan melihat padanya dan Seruni. "Tuh, lihat ada Rizal sama Didi. Si Rizal sampai bengong gitu lihat kamu, Runi." Seruni mengikuti arah pandang Maya. Entah apa yang membuat lelaki yang kata Maya mencintainya itu, bersikap seperti itu. Seruni tidak ingin ambil pusing. "Loh, Rizal kok dingin gitu sih, Runi? Tidak seperti biasanya dia senyum sama kamu," ujar Maya heran melihat Rizal memalingkan pandangan. Seruni mengendikkan bahu tanpa mau ambil pusing dengan perubahan sikap Rizal padanya. Meski begitu, tak urung dia sedikit berpikir, mengingat pertemuannya
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

bab 87

POV Aji Seta"A, nama kakak ipar Runi?" kutatap wajah a Arya lekat. Entah kenapa hati ini gelisah, mendengar nama yang disebutkan oleh mang Ade tadi. Jantung berdebar tak nyaman menunggu jawaban dari kakakku yang malah lekat menatap. Runi … apa itu nama asli atau nama panggilan dari istrinya, yang sampai detik ini belum juga aku temui seperti apa sosoknya. Ada yang janggal sebenarnya. Sejak aku datang, belum pernah sekalipun kulihat a Arya datang ke rumah Ibu dengan membawa istrinya, dia selalu sendiri saat datang. Di rumah pun, ibu atau ayah tidak pernah membicarakan tentang wanita yang sudah menjadi menantunya. Semua seakan tidak ingin membahasnya. Sering aku mencoba membuka pembicaraan tentang sosok kakak iparku itu, tapi dengan cepat diganti oleh ibu dengan membicarakan hal yang lain. Dan seringnya, malah menjadikan Karin sebagai bahan perbincangan di antara kami. Ibu bilang, aku dan Karin cocok. Ah, padahal aku sedang menunggu waktu yang tepat, untuk mengikat gadis yang sud
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

bab 88

"Sepertinya dia juga suka sama aji.""Sepertinya?'' a Arya semakin gencar bertanya. Bukan, cenderung mencari tahu sih menurutku. Nada bicaranya itu, ketus! ''Iya, karena kan Aji belum banyak bicara sama dia. Hanya titip kata aja, kalau Aji suka dan minta dia nunggu. Gitu aja, sih." A Arya mengangguk. Wajahnya semakin terlihat tenang. Bahkan kalau nggak salah lihat, dia seperti puas dengan jawabanku. "Syukurlah.''''Maksudnya, A? Kok, syukurlah?''''Eh, ya iya, syukur kalau kamu tidak pacaran. Iya, itu. Kan, bagus?'' a Arya sedikit gugup. "Terus, apa gadis itu pernah ada komunikasi dengan kamu?" "Nggak. Duh, sebentar, A. Ada telepon masuk.'' Kata-kataku tertahan saat merasakan getaran dari saku celana, di mana ponselku berada. A Arya mengangguk dan melangkah mendekat pada mang Ade, yang datang dengan membawa satu kantong plastik cabe yang sudah disusun rapi. Nama Andra terlihat di layar. Hmm, baru ingat menghubungi nih, anak. Aku tunggu dari tadi, dia malah baru nelpon sekarang.
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

bab 89

Rasa senang Arya setelah mendengar semua penjelasan Aji tentang hubungannya dengan Seruni, berganti cemas saat Aji mengatakan kalau dia akan pergi ke sekolah. Meski sudah mengetahui dengan pasti hubungan apa di antara mereka, entah kenapa Arya masih saja belum siap, kalau keduanya bertemu dalam waktu yang cepat. Dia masih takut. Tak percaya diri tepatnya. Begitu motor Aji berlalu, dia langsung mengambil ponselnya untuk mengetahui keberadaan Seruni. Dia belum siap kalau aja dan Seruni bertemu, apalagi tanpa ada dirinya yang mengawasi. Dan tempat yang akan Aji datangi, adalah tempat yang sama dengan tujuan Seruni hari ini. Sekolah mereka dulu. Arya harus mencoba menghalangi kemungkinan Aji dan Seruni bertemu di sekolah. Harus! Ade yang ada di dekat Arya terlihat heran, dengan Arya yang seakan gelisah dengan terus menempelkan ponsel ke telinga, menunggu lawan bicaranya menerima panggilan. Meski belum tahu siapa yang dihubungi Arya, Ade yakin kalau Arya tengah panik karena panggilannya
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more

bab 90

Seruni terus merasakan getaran ponsel dalam saku roknya, saat ini dia sedang berbincang dengan temannya, yang sudah menyelamatkannya dari cecaran pertanyaan Maya tadi. Seruni meminta izin untuk ke toilet agar bisa menerima panggilan, yang dia tahu siapa yang menghubunginya. Hanya Arya yang memiliki nomornya selain Maya yang saat ini ada bersamanya. "Aku ke toilet dulu ya, May, Des?" pamit Seruni sedikit tergesa. Dia tak menunggu jawaban dari kedua temannya. Seruni terus melangkah menuju toilet yang suda sangat dihapalmya, getaran ponselnya sudah berhenti. Namun justru dia semakin penasaran, untuk menghubungi Arya segera. Langkahnya sedikit melambat saat dengan jelas dia mendengar pembicaraan beberapa siswa yang berpapasan dengannya. "Emang beneran keren, ya?" "Iya, nggak nyangka aku bisa lihat dia lagi.""Sekarang mereka di mana?"''Tadi sih aku lihat mereka ke kantor, mungkin mau ketemu sama para guru.""Duh, kak Seta makin ganteng!'''Seta? Kak Seta kah maksudnya? Ah, seperti
last updateLast Updated : 2022-10-28
Read more
PREV
1
...
7891011
...
53
DMCA.com Protection Status