Share

bab 132

Penulis: Pusparani Surya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-09 19:22:07

Arya terus memikirkan apa yang menyebabkan perubahan pada Tirta dan Sukma tadi. Dia jelas tidak bisa dibohongi, melihat sikap kedua orang tuanya yang seakan menghalangi dia untuk datang ke tempat Aji.

Bahkan tanpa Arya sadari, Seruni pun merasakan perubahan sikap mertuanya, begitu juga dengan sikap Raja dan Cahaya. Mereka semua kompak menghalangi niatnya untuk bertemu dengan Aji, yang menjadi tujuan utama mereka pergi ke Bandung hari ini. Namun hingga malam menjelang, orang yang menjadi tujuan tak berhasil mereka temui.

"Apa Aa menyadari sikap ayah dan ibu tadi sedikit berbeda? Berubah gitu?!" tanya Seruni memecah kesunyian di antara mereka.

Arya menoleh sekilas, lalu kembali fokus menatap lurus ke depan. Suasana kota Bandung malam hari tetap padat oleh kendaraan.

"Aku nggak merasa begitu. Yang dikatakan ayah benar, sudah malam sekarang. Kita bisa sampai rumah larut malam kalau harus mampir ke kostan Aji dulu, Sayang." Arya berusaha bersikap biasa, meski apa yang dikatakan Seruni
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 133

    Seruni melangkah ragu, namun tak urung dia ikut melangkah di samping Arya. Meski hotel yang mereka datangi tidak semewah hotel-hotel yang dilihatnya di TV, Seruni cukup kaget, melihat harga yang harus dibayar oleh Arya hanya untuk semalam menginap saja.Kalau tahu akan semahal itu, Seruni akan menolak usulan Arya menginap di sana. Apalagi tadi dia sempat merasa risih dengan tatapan pegawai hotel padanya dan Arya, entah apa yang ada dalam benak mereka, mungkin saja menganggap dia dan Arya paman dan keponakan seperti pelayan toko tadi petang. Apa perlu Seruni menulis di keningnya kalau mereka adalah suami istri? Begitu masuk, Seruni memindai ruangan yang akan menjadi tempat peraduan mereka malam ini, ranjang yang sama besarnya dengan tempat tidur milik mereka di rumah Arya, terbungkus rapi dengan sprey warna putih seakan memanggil Seruni untuk segera berbaring di sana.Melangkah lebih dulu, Seruni mendudukan diri di tepi ranjang, melihat pada Arya yang sedang mengunci pintu kamar.Pap

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 134

    Tirta menghitung kemungkinan Arya sudah sampai di desa mereka, sudah jam sepuluh malam, namun anak sulungnya itu belum ada memberikannya kabar tentang di mana keberadaan mereka. Aji masih bermanja pada ibunya, di ruang TV rumah Raja, mereka lebih memilih tidur bersama di sana, dengan kasur yang sengaja digelar untuk mereka bertiga. Sukma terus mendengarkan rencana kepergian Aji, dia tidak sedikitpun menyinggung soal Arya pada anak bungsunya. Dia biarkan Aji membahas apapun yang dia mau, si manja Aji sudah kembali merasa nyaman bercerita padanya. Aji-nya. Aji sudah menguap berkali-kali, rasa lelah jiwa raga atas segala kejadian hari ini, membuatnya otak dan matanya butuh istirahat secepatnya, ditambah usapan tangan Sukma pada kepalanya membuat mata Aji semakin berat saja, meski telinganya masih bisa mendengar saat Sukma bertanya pada ayahnya. "Kenapa, Yah? Seperti yang bingung," tanya Sukma sambil melihat Aji yang sudah memejamkan mata, meski dia sudah bisa menebak apa yang sedang

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 135

    Seruni tersenyum saat memasuki kamar barunya, merasa puas karena sekarang ukuran kamarnya sudah lebih besar, semua perlengkapan terlihat tertata rapi tidak sesak seperti di kamar lamanya.Terbersit rasa bersalah dalam hati, mengingat Lastri dan keluarganya yang sudah merapikan kamar itu, sedang dia pergi sejak dua hari lalu. Dan kini setelah dia kembali, ruangan itu sudah siap untuk ditempati dengan sangat nyaman."Suka kamarnya?" tanya Arya yang baru menyusul masuk.Seruni menoleh lalu mengangguk dengan semangat."Suka. Suka sekali! Makasih, Sayang ... makasih untuk semua yang sudah kamu lakukan buat aku dan keluarga ini. Terima kasih banyak." Seruni mendekat, lalu memeluk Arya erat. Sungguh dia sangat beruntung menjadi wanita yang dipilih Arya untuk menjadi pendampingnya, meski di awal tidak seperti itu ceritanya."Sama-sama, Sayang. Kamu adalah hidupku. Apapun akan aku lakukan untuk membuat kamu bahagia, membuat kamu selalu tersenyum selama menjadi istriku.""Runi cinta, Aa. Sangat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-10
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 136

    Seruni menatap kesal pada Arya yang terus tersenyum puas di sebelahnya. Dia jadi semakin terlambat berangkat ke kampus, karena Arya malah kebablasan menggodanya. Kalau saja tidak mengingat mungkin ada pengumuman penting, sepertinya Arya juga tidak berniat melepaskan Seruni pergi. Dan sekarang saat perjalanan mengantarkan Seruni, istrinya itu terus saja menggerutu. "Terus aja senyum!" ujar Seruni kesal. Arya hanya mengendikkan bahu acuh, dia terus menatap ke depan fokus mengemudi. Melihat itu Seruni tentu saja semakin berang. "Aa!" "Apa, Sayang?!" "Ih, nyebelin tahu, nggak?!" "Nyebelin gimana? Tadi sama-sama keenakan," kata Arya dengan tampang tak merasa bersalah sama sekali. "Runi jadi telat ini!" "Tenang saja, Sayang. Nggak papa. Yakin deh." Arya berucap yakin. "Iya, alhamdulillah kalau seperti itu. Tapi datang telat kan pasti malu.""Nggak papa. Kalau malu nanti aku temenin masuk ke kelas. Terus aku bantu bilang juga kenapa kamu bisa datang telat, Sayang. Tenang saja.""Id

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 137

    "Maafkan aku ya, Runi ... maaf kalau perkataan aku menyinggung perasaan kamu, aku nggak ada maksud lain, hanya beneran kagum sama kamu yang sudah berhasil menaklukkan hati Raden Arya. Ya, aku tahu kamu mengerti kemana arah pembicaraan aku. Sebelumnya kan--""Iya, aku tahu. Aa pernah trauma, bahkan aku juga punya pemikiran yang sama dengan kamu, May," ujar Seruni memotong perkataan Maya, entah kenapa dia merasa tidak nyaman mendengar Maya mengungkit masa lalu Arya. Apalagi dia sudah melihat wanita yang sudah berani menolak Arya, wanita yang cantik dan tentunya kaya sebanding dengan keluarga mertuanya. Jauh ... sangat jauh berbeda dengannya."Tapi melihat bagaimana Raden Arya mencintaimu, aku yakin kamu akan sangat berbahagia dengannya, Runi."Seruni mengangguk setuju, yang dikatakan Maya sangat benar. Dia bahagia bersama Arya. Sangat, sangat bahagia."Aku bahagia bersama aa, May. Sangat.""Aku tahu. Terlihat jelas dari mata kamu, kalian serasi. Semoga kamu bahagia selamanya," doa May

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 138

    Kesadaran Seruni pulih, dia ingat kalau tadi tengah bermain volly. Dan saat akan menerima smash dari lawan dia mundur dengan kepala mendongak, sinar matahari yang menyilaukan matanya membuat dia tidak bisa menerima pukulan itu, bahkan wajahnya yang menjadi tempat mendarat sempurna bola kuat."Ada yang sakit?" tanya Maya begitu Seruni mencoba duduk."Nggak, hanya pusing. Hidung aku sih, sakit!" Seruni mengusap hidungnya, wajahnya masih tampak memerah."Eh, kok kerudung aku kebuka?" tanya Seruni kaget mendapati penutup kepalanya sudah tidak rapi menutup, dengan tergesa Seruni menyatukan lagi kerudungnya, menyembunyikan sesuatu yang sudah jelas dilihat oleh Maya."Iya, tadi aku yang buka biar kamu bisa mendapat udara dengan nyaman.""Eh, emm ... i-iya. Makasih sudah menjaga aku," kata Seruni gugup. "Jarum pentulnya mana, May?"Maya menyerahkan benda kecil tajam yang tadi dilepasnya, memperhatikan gerak canggung Seruni yang kembali memakai kerudungnya."Jangan tatap aku seperti itu, May,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 139

    Seruni merebahkan kepalanya di pundak Arya, hempasan bola yang dengan telak pada wajahnya, meninggalkan bekas berdenyut juga panas yang membuat kepalanya pusing."Pusing banget ya, Sayang?" tanya Arya sambil memijat lembut kening Seruni.Seruni mengangguk, memejamkan mata untuk mengurangi mual saat menahan rasa pusing yang menderanya. Ade melirik sekilas pada keduanya dari kaca spion."Perlu ke dokter nggak, Gan?" tanya Ade menyela."Bo--""Nggak perlu, Sayang!" Seruni memotong cepat, dia hanya butuh tidur sekarang."Tapi, Sayang ... kamu harus diperiksa," kata Arya yang menginginkan Seruni mendapatkan penanganan dokter."Aku hanya butuh istirahat, ini bukan pusing karena aku sakit, Sayang.""Lalu?" Arya sedikit menjauhkan badan agar bisa menatap istrinya."Aku kena senter bola tadi--""Apa?! Coba aku lihat!" kata Arya panik, dengan teliti dipindainya wajah Seruni, dia baru menyadari kalau wajahnya istrinya memerah. Ditangkupnya kedua sisi wajah Seruni dengan cemas. Ade yang mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13
  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 140

    Maya kembali ke kelasnya, bayangan penampakan leher dan dada bagian atas Seruni terus mengganggunya. Dia tak tahu apa harus mengingatkan sahabatnya itu, atau mendiamkan.Menghempaskan diri pelan di kursi, Maya mengambil ponselnya, mengotak-atik benda itu dengan nomor Seruni yang terpampang jelas di layarnya. Haruskah dia bertanya? Sedang tadi dia sudah mengatakan tidak akan bertanya apapun pada Seruni. Tapi sungguh dia juga tidak bisa acuh begitu saja. Dia sayang pada Seruni, tak ingin hal-hal buruk menimpa sahabatnya. Apa ... Seruni masih perawan? Apa Seruni dan Arya sudah melakukan hal itu? Apa ada hal lain yang disembunyikan Seruni darinya? Atau sebenarnya mereka sudah menikah diam-diam? Mengingat waktu itu ada pelaminan di rumah Seruni saat dia berkunjung dengan Didi dan Rizal. Maya menggeleng, berbagai pertanyaan dalam benaknya membuat kepalanya pusing."Maya, Seruni nggak papa kan?" Didi datang tergesa, dia duduk di bangku di depan kekasihnya."Nggak papa, kamu kemana aja

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-13

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Juragan    Tamat

    Menuju meja yang kosong, Oppa lalu menarik kursi untuk aku duduk. Sungguh sejak bersama dia, aku serasa jadi pemeran drama korea atau sinetron yang pernah aku tonton! Segala keromantisan dalam tayangan televisi, aku rasakan dari perlakuan Oppa. Iya, suamiku seromantis itu. Kalian bisa bayangin kan gimana? "Mau pesan apa?" tanyanya tanpa duduk di kursi kosong di depanku. "Apa aja, Rara ikut," sahutku cepat. Sekilas aku lihat menunya sama saja. Kalau tidak burger, ya ayam goreng. Jadi aku pasrahkan saja pilihan padanya. "Ayam goreng sama kentang saja, ya?" usulnya. Aku mengangguk. "Emm, burger juga," tambahnya, sambil menunjuk pada menu yang ada dibawah kaca meja. Lagi-lagi kepalaku bergerak ke bawah. "Ini, mau juga nggak?" tanyanya menunjuk pada satu menu. "Apa ini?" "Hotdog," jelasnya. Matanya kini menatapku lekat, menunggu jawaban atas tawarannya. "Oppa mau? Rara itu aja cukup. Takut nggak habis nanti," tolakku yakin. "Ya sudah, itu nggak perlu. Minumnya cola saja, ya?"

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 525

    Menatap ke luar jendela dari lantai tiga kamar Lee, Rara menikmati suasana malam negeri asal suaminya. Belum terlalu larut, tapi keheningan sudah menyelimuti tempat tinggal yang kini ditempatinya. Dari daun yang bergoyang dihempas angin, Rara bisa menebak kalau di luar sana sang bayu sedang bertiup cukup kencang. Lambaian helaian daun yang berguncang, meliuk indah dari bias terang lampu yang terpasang di setiap sudut di bawah sana. Satu dekapan hangat terasa, disusul dengan kecupan di belakang kepalanya. "Lihat apa?" tanya Lee, setelah perlakuan romantis yang dia berikan. "Lihat luar, sepertinya di sana sangat dingin. Angin juga kayaknya bertiup kencang," sahut Rara, dengan bersandar nyaman pada tubuh kekar suaminya. "Memang dingin. Tertarik untuk pergi keluar malam?" tanya Lee, dia pun turut melihat ke bawah sana. "Boleh?" tanya Rara dengan harapan bisa keluar menikmati tempat barunya. "Kenapa tidak? Baru jam delapan. Kalau mau kita bisa pergi." "Kemana?" Rara menoleh, hingga

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 524

    Arya keluar dari kamar setelah bertukar kabar dengan Lee, sudah dipastikan mereka harus berangkat ke Korea besok lusa, menggunakan pesawat sewaan bersama ketiga teman Lee. "Zahra, Aruna sudah bangun?" tanya Arya saat melihat Zahra datang dari arah dapur. "Eh, tadi sih belum, A. Ini baru mau Zahra lihat," sahut Zahra dengan sungkan, meski Arya sudah menganggapnya seperti saudara, tak serta merta gadis itu bisa bersikap lebih akrab. "Nanti siapkan keperluan Aruna, terus bantuin teh Runi untuk mengepak keperluan Arash dan Aisha. Kita akan berangkat ke Korea besok lusa. Jangan lupa, siapkan keperluan kamu juga," titah Arya membuat Zahra terdiam untuk beberapa saat. Pikiran Zahra sontak teringat pada Ji Hun, sejak kepulangan lelaki baik itu, Ji Hun seakan telah melupakan Zahra. Tak sekalipun seseorang yang sudah mengatakan kalau dia adalah calon suaminya, mengirim pesan alih-alih menelpon. Dia seolah dilupakan, sedang untuk menghubungi lebih dulu Zahra juga malu. Bisa saja semua yang

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 523

    Rara[Assalamua'aikum, apa kabar semuanya?] Sapa Rara di grup percakapan keluarga. Seruni [Wa'alaikumussalam. Cieee, pengantin baru baru nongol di grup? Gimana, Ra?] Balas Seruni yang kebetulan sedang memegang ponsel jadi langsung membalas. Rara[Apanya, Teh? Dingin di sini.] Rara menambahkan emot menggigil di akhir kata. Seruni [Kan ada penghangat, Ra. Tinggal peluk!] Rara terkekeh sendiri, dia menoleh ke arah Lee yang masih terlelap imbas pertempuran mereka tadi. Rara [Idih, Teteh ….] Robi [Wa'alaikumussalam. Duh, emak-emak lagi bahas apaan, sih? Pake ngobrolin penghangat segala. Kompor bukan, sih? Salju udah turun belum, Ra?] Seruni [Jomblo masih polos @Robi.] Robi tertawa membaca balasan kakaknya, belum tahu saja Seruni kalau adiknya baru bertemu dengan seseorang. Rara[Dia pura-pura polos, Teh. Hihihi!] Robi [@Rara aku beneran polos loh, belum ternodai apapun otakku, jadi nggak paham yang dibahas sama emak-emak seperti kalian.] Seruni [Iya, deh @Robi biar cepe

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 522

    Rapat sudah selesai, besok Rara dan Lee akan meninjau gedung yang akan dipakai untuk pesta nanti. Awalnya keluarga pihak ibu Lee heran, mengapa pesta dirayakan saat musim dingin. Namun setelah mendengar penjelasan nenek Han, mereka pun langsung paham. "Besoknya kita akan latihan dansa, Sayang," kata Lee begitu mereka sudah kembali ke kamar, Rara melepas penutup kepalanya, dan menyimpannya di pinggir tempat tidur. "Latihan dansa? Untuk apa?" tanya Rara, "Rara nggak bisa," lanjutnya. "Ya makanya latihan dulu, belajar." Lee mencolek ujung hidung Rara. "Harus, ya? Nggak bisa tidak? Apa Rara tidak akan membuat malu nanti?" tanya Rara sudah ketakutan, merasa dirinya memang bukan dari kelas yang sama dengan Lee. "Ngomong apa sih istriku ini? Mana ada bikin malu? Kan nanti belajar dulu," balas Lee sambilan mendekap Rara, mengecup pipinya. "Takut nggak bisa," elak Rara. "Kan belajar, Sayang. Apa mau coba sekarang?" tanya Lee melepas pelukannya, menatap Rara yang terlihat kembali tak per

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 521

    Lee terus mengejar Ji Hun, keduanya seperti mengulang masa kecil mereka, saling mengejar tanpa peduli kelakuan itu membuat kursi dan meja bergeser. Suara tawa memenuhi ruangan, para pelayan yang melihat, apalagi yang mengabdi sejak kedua pangeran itu masih kecil, merasa terharu. Mereka tersenyum sambil menggelengkan kepala, turut bahagia kehangatan juga keceriaaan di keluarga majikannya akhirnya kembali setelah sekian tahun tidak terasa.Rara yang menunggu Lee kembali tapi tidak mendapatkan sang suaminya menampakkan diri, dengan ragu melangkah menuju pintu, tangannya terulur menekan pegangan pintu. Dia pasti masih asing di sana, tapi tentunya harus membiasakan diri juga, bukankah ini adalah rumahnya juga sekarang?Sungguh Rara tidak akan menyangka, akan menjadi salah satu penghuni rumah seperti layaknya istana tersebut.Seorang pelayan yang Lee tugaskan untuk menemani Rara, segera bangun dari duduknya begitu mendengar suara pintu yang dibuka. Dengan membungkukan badan, dia menyapa nyo

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 520

    Ji Hun tersenyum tipis, jelas sudah tak ada sisa cinta untuk Eun Sook di hati Lee, perlakuan lembut Lee pada Rara menyiratkan begitu banyak cinta di sana. Semoga saja hal itu tetap akan berlaku, saat Lee bertemu dengan wanita di masa lalu mereka nantinya. Nenek Han berdiri, memeluk Rara yang sudah mencium punggung tangannya penuh hormat. "Nenek apa kabar?" ujar Rara meski hatinya masih belum tenang. Terdengar Min Ra mengartikan perkataan Rara. "Nenek sehat, baik, sangat baik. Kamu baik-baik saja, kan? Anak nakal itu tidak membuat kamu kelelahan kan, Sayang?" nenek Han melirik pada Lee yang sedang bersalaman dengan kerabatnya yang lain, saling menanyakan kabar dengan air mata haru yang keluar. Si anak hilang sudah kembali ke pelukan keluarga. Bahkan datang tak sendiri, ada wanita yang sudah dia ikat dalam ikatan suci. Rara tertawa pelan, menggeleng dengan rona merah yang menjalari pipi. "Tidak, Nenek. Rara baik. Oppa memperlakukan Rara dengan sangat baik juga," jelas Rara dengan

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 519

    Mobil yang saat ini sedang ditungganginya, jelas bukan mobil biasa. Mobil ini sangat mewah, tempat duduknya sangat nyaman, hawa hangat sangat terasa, berbeda dengan cuaca di luar sana yang menggigit tulang. "Sayang, Khumaira Nisa. Aku suamimu, lelaki yang memintamu menjadi istriku pada keluargamu, pada Tuhanmu. Ini aku Ali. Lee Seung Hoo. Kenyataan tentang siapa aku di negaraku, tak merubah apapun tentang cintaku padamu. Ini lah aku di sini. Kamu akan mengetahui semuanya sebentar lagi. Kumohon jangan bersikap seperti ini. Maaf kalau aku tidak jujur sepenuhnya, karena aku pikir tak perlu mengatakan semuanya tanpa ada bukti nyata. Jangan berubah, Sayang. Aku tidak nyaman," lirih Lee, dia menghadapkan dirinya pada Rara, menatap lekat wajah yang sudah dengan mudah membuatnya melupakan luka cinta. Dia sedih saat melihat sorot tak semangat di binar mata Rara, mata indah itu tak bersinar seperti sebelumnya. "Allah, Rara seperti sedang bermimpi. Rara belum mengenalmu ternyata." Rara menggel

  • Jerat Cinta Sang Juragan    bab 518

    "Kamu sudah pergi meninggalkan kakakku, kamu bahkan mengabaikan perasaan aku demi kakakku. Kamu tolak aku, karena lebih memilih Seung Hoo. Kamu tidak peduli dengan kedekatan kita selama dua tahun lamanya. Kamu berpaling. Kamu abai dengan hatiku. Lalu setelah kamu dapatkan kakakku, kamu pun mencampakkan dia. Kamu pergi dengan lelaki lain. Lalu tiba-tiba kamu bilang hamil anak kakakku? Kamu tidak mabuk kan? Siapa yang akan percaya?" bentak Ji Hun setelah empat bulan kepergian Eun Sook dan wanita itu lalu kembali. Sedang saat itu Lee sudah menetap di Indonesia, melupakan semua kepedihan dengan memilih mengabdikan diri di perusahaan cabang keluarga yang baru dibangun di sana. "Tapi ini anak Seung Hoo, Oppa. Anak sepupumu!" "Aku tidak percaya. Sekali jal*ng, kamu akan tetap jal*ng! Semudah itu kamu lemparkan dirimu padaku, lalu kamu pun melemparkan diri pada kakakku. Siapa yang akan percaya kalau anak dalam kandunganmu adalah anak Seung Hoo, kalau kamu pergi dengan lelaki lain akhirnya?"

DMCA.com Protection Status