“Jangan ngeledek. Ini masih pagi …. Tehnya diminum dulu.” Wira tidak meladeni perkataan Saptono.“Aku serius, Wir. Kamu lihat wajahku sekarang. Apa aku kelihatan meledek kamu? Meledek karena yang tadi? Ya, enggak, Wir. Aku ini cenderung ke mupeng. Sejak resepsi kemarin, aku baru ketemu istri kamu lagi, ya tadi itu. Setiap malam pasti enak, kan, Wir? Kamu ada minum jamu? Biar tahan lama meski begituan tiap malam. Istriku sering ngambek.” Saptono kembali menoleh ke pintu belakang rumah.Wira ikut menoleh ke belakang rumah. “Kamu lihat apa? Istriku enggak akan keluar lagi. Enggak aku perbolehkan keluar rumah selama ada tamu laki-laki. Jadi, kamu bisa dengan tenang ngomong sama aku,” tutur Wira santai.Saptono meluruskan duduknya. “Ehem! Jadi, memang enggak ada rahasianya?” tanya Saptono keras kepala. “Kalau gitu aku tanya istrimu aja nanti,” sambung Saptono menggoda temannya.“Jangan macam-macam,” gumam Wira santai. Ia kemudian menutup buku dan kembali menyimpannya ke dalam plastik. “Dat
Last Updated : 2022-08-22 Read more