Sepeninggal Pak Effendi, Saptono langsung masuk ke kantor. Wajahnya lebih khawatir dari Wira. “Edan kamu, Wir. Udah siap betul kayanya nerima murkanya Pak Effendi. Apa enggak takut dia malah bikin macam-macam?”Wira yang sedang mengernyit berpikir hanya mengangkat bahu untuk menjawab Saptono. “Timnya pengacara … Bu Yulia maksudnya, datang jam berapa? Seperti biasa?” tanya Wira pada seorang pria yang menenteng helm proyek di tangan kanannya.“Seperti biasa, Pak. Mungkin sebentar lagi datang,” jawab pria itu.“Wira, semua buruh tukang tiba hari ini. Seperti yang kamu instruksikan kemarin, aku sudah membagi di mana mereka menginap. Sebagian di paguyuban, di kantor ini, juga tiga rumah warga yang kita kontrak. Sebagian buruh pekerja juga memakai warga sini. Untuk catering pekerja, aku limpahkan ke Mbak Ajeng, tapi katanya dia enggak sanggup ambil semua, jadi bakal pakai catering tambahan. Ternyata Mbak Ajeng punya sub-kontraktor juga, ya Wir. Dan sepertinya aku udah bisa jadi sekretaris k
Terakhir Diperbarui : 2022-09-21 Baca selengkapnya