Beranda / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 134. Tawaran Pak Gagah

Share

134. Tawaran Pak Gagah

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-17 22:53:36

Dua orang pegawai koperasi masih duduk di kursi teras dan menatap majikannya seakan menunggu perintah.

“Kalian cari tahu siapa penanggung jawab pembangunan vila di ujung desa itu. Apa orang desa ini juga? Saya bakal menghubungi perangkat desa buat nanya siapa pemilik asli proyek itu. Saya penasaran kenapa proyek itu dimulai bersamaan dengan petani-petani itu membayar hutangnya.” Pak Effendi menatap sepeda motor yang menghilang di kegelapan malam.

“Dua orang aja yang bayar hutangnya, Pak?” tanya salah seorang pegawai koperasi.

“Pakai ‘saja’ kamu ngomong? Yang dua itu saja mungkin bakal bikin petani lain berani berbuat hal yang sama. Kalian cari tahu itu aja. Kalau sampai ada warga desa yang terlibat di proyek itu dan ada hubungannya dengan pendana petani-petani itu, saya bakal habisi sekalian. Kalau perlu kita bakar proyeknya. Pengkhianat memang harus diperlakukan begitu. Mau untung dari petani, tapi menikung usaha saya.”

Kedua pegawai koperasi tersentak mendengar kata ‘bakar’. “Apa en
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (54)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
bpk mertua yg the best
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
waduuuhh entar dia ketemu lagi sama si effendi.. trs ketahuan deh kalo itu proyekne si wira
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
akhirnya...Sulis up juga. makasih njuss....sehat2 ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Nakal Mas Petani   135. Permulaan Seteru

    “Wir, kamu dengar apa yang aku bilang tadi, kan? Soal Pak Effendi yang uring-uringan. Dua petani udah menerima uang dari perusahaan dan membayar hutang beserta bunganya ke Pak Effendi. Dua bagian kebun aren petani udah berhasil bebas. Sekarang surat-suratnya ada di tangan pengacara perusahaan.” Saptono bicara saat motor menuju ujung desa. “Sudah, Sap. ternyata baru dua orang yang berani mengalihkan pinjamannya ke perusahaan. Yang lain masih belum. Alasannya, pikir-pikir dulu. Padahal, sudah jelas mereka pasti takut sama pak Effendi.” Wira menjawab dari boncengan. “Kalau pergerakannya lambat begini, rencana kamu bisa berantakan, Wir,” sambung Saptono. “Engak apa-apa kalau petani menimbang matang keputusan mereka. Proyeknya juga sedang berjalan. Alat-alat berat sudah lengkap, kantor sementara juga sudah berdiri. Selama menunggu bahan bangunan, petani bisa berpikir dengan tenang.” Perjalanan menuju proyek itu kemudian diwarnai dengan keduanya yang diam melewati jalanan naik-turun berb

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Istri Nakal Mas Petani   136. Kekecewaan Sully

    Sepeninggal Pak Effendi, Saptono langsung masuk ke kantor. Wajahnya lebih khawatir dari Wira. “Edan kamu, Wir. Udah siap betul kayanya nerima murkanya Pak Effendi. Apa enggak takut dia malah bikin macam-macam?”Wira yang sedang mengernyit berpikir hanya mengangkat bahu untuk menjawab Saptono. “Timnya pengacara … Bu Yulia maksudnya, datang jam berapa? Seperti biasa?” tanya Wira pada seorang pria yang menenteng helm proyek di tangan kanannya.“Seperti biasa, Pak. Mungkin sebentar lagi datang,” jawab pria itu.“Wira, semua buruh tukang tiba hari ini. Seperti yang kamu instruksikan kemarin, aku sudah membagi di mana mereka menginap. Sebagian di paguyuban, di kantor ini, juga tiga rumah warga yang kita kontrak. Sebagian buruh pekerja juga memakai warga sini. Untuk catering pekerja, aku limpahkan ke Mbak Ajeng, tapi katanya dia enggak sanggup ambil semua, jadi bakal pakai catering tambahan. Ternyata Mbak Ajeng punya sub-kontraktor juga, ya Wir. Dan sepertinya aku udah bisa jadi sekretaris k

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Istri Nakal Mas Petani   137. Taktik Baru

    “Masakanku ini memang enggak terlalu enak untuk bisa buat suamiku pulang makan siang ke rumah. Tapi kalau karena wanita glowing berpakaian rapi gitu bikin Mas betah dis ini, jangan lupa … aku lebih cantik waktu tiba di desa ini. Aku jadi begini karena ngikut Mas."Perkataan Sully memang tidak cukup keras untuk didengar orang lain. Suaranya teredam oleh alat-alat berat yang sedang bekerja dibarengi teriakan-teriakan mandor proyek. Suara chain saw yang tajam juga cukup membuat tiap orang meringis. Suara Sully memang teredam.Wira tersentak. Refleks menoleh ke bagian sekat triplek tempatnya tadi duduk bersama Saptono dan pengacara wanita bernama Yulia. Ketika mengerling Sully, wajah wanita itu semakin kesal.“Lis, Mas enggak paham maksud kamu. Mas memang ngomong enggak bisa pulang makan siang. Tapi bukan karena Mas duduk betah dengan ibu pengacara itu. Mas belum lama duduk di sana. Kamu cemburu?”“Aku? Cemburu?” Sully menelan ludah menatap Wira lekat-lekat. Ia merasa lututnya lemas. Tang

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Istri Nakal Mas Petani   138. Serangan

    “Dua kali lipat?” ulang Saptono. “Kamu enggak lagi mabuk ayam panggang itu, kan?” Ia melirik sepotong paha ayam yang tersisa dan masih teronggok di rantang.“Enggak usah bawa-bawa ayam panggang. Mau nyobain? Ini benar-benar enak. Lebih enak dari dugaanku. Istriku makin jago masak,” kata Wira, menyodorkan rantang pada Saptono.“Yakin kamu udah kenyang?”“Yakin enggak mau?” Wira menarik rantang.Saptono menahan rantang cepat-cepat. “Ya, mau. Langsung ditarik aja,” kata Saptono, menarik selembar tisu dan mengangkat paha ayam.“Lumayan capek negosiasi sama petani soal pengembalian. Mereka sudah cukup bahagia kalau bunga pinjamannya dibebaskan Pak Effendi. Meski enggak bayar bunga, tanah mereka masih ditahan dan hasil panen tetap harus lewat Pak Effendi kalau mau jual. Tapi buat mereka hal itu sudah cukup menguntungkan. Makanya … aku akan tawarkan pembayaran lunas ke Pak Effendi dan memberi mereka jumlah yang sama sebagai imbalan.”“Mereka sulit mengerti, ya, Wir?”“Sebagian besar sulit me

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Istri Nakal Mas Petani   139. Tumpah Ruah

    Dengan tangan yang masih gemetar, Sully mencari nomor ponsel Rino di daftar kontak. “Telfon Rino. Aku harus tahu apa si tua bangka Effendi itu benar-benar ketemu Rino atau gertak-gertak modal lihat akun gosip.” Saat jarinya berada di atas tombol panggil, Sully terdiam. “Kalau si tua bangka enggak ada ngomong sama Rino, Rino yang enggak tahu persoalan bisa tahu, dong. Nanti malah dikira aku nyariin dia. Ck!” Sully meletakkan ponselnya ke lantai. Ia melipat tangan dan menenggelamkan wajahnya. Setelah menarik napas dalam-dalam, Sully kembali meraih ponselnya. “Aku perlu orang yang ngerti masalah ini buat ngobrol. Aku perlu Oky,” gumam Sully. Dengan tangan yang masih gemetar, Sully menghubungi nomor ponsel Oky.Panggilan itu tak perlu waktu lama untuk tersambung.“Ada apa? Tumben nelfon.” Sambutan dari Oky memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Selama ini pesan-pesannya bertanya kabar dan topik rencana ke depan selalu ditanggapi dengan kata-kata, “Nanti aja bahas soal itu. Yang penting B

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • Istri Nakal Mas Petani   140. Hambar

    Perkataan Sully bagai sambaran petir bagi Wira. Ia terdiam sejenak menatap wajah Sully yang memerah karena amarah di depannya. Sedetik, ia sempat mengerling pintu kamar. Menajamkan telinganya mendengar langkah kaki di luar kamar. Pertengkaran itu sepertinya tak mungkin dihindari, tapi setidaknya ia mengamankannya dari pendengaran Pak Gagah.Wira mencengkeram lengan Sully dan membawanya ke tepi ranjang. “Dengar Mas dulu, Lis … jangan teriak-teriak.”“Enggak usah pegang-pegang. Aku bisa sendiri.” Sully menepis tangan Wira, tapi duduk di tepi ranjang seperti permintaan pria itu padanya. “Mau ngomong apa lagi? Kalau Mas mau ngomong soal cemburu lagi, mending enggak usah ngomong Mas. Itu sama aja dengan Mas enggak ngerti apa yang aku maksud.”“Lis ….” Wira kembali meraih tangan Sully. “Mas minta maaf kalau selama ini enggak pernah ngomong masalah proyek di ujung desa itu. Mas enggak ada maksud apa-apa.”“Enggak ada maksud apa-apa, tapi Mas bikin aku enggak ngerti apa-apa soal Mas. Orang di

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Istri Nakal Mas Petani   141. Tidak Ada Apa-apa

    Sebenarnya Sully juga tak tahu harus menjemput Oky ke mana. Pagi itu ia buru-buru ke rumah Pretty hanya untuk menyampaikan kabar kalau Oky akan tiba. Bagaimana pun, awalnya Pretty lebih dekat dengan Oky ketimbang dirinya. Hingga saat mendengar kembalinya Oky ke desa itu, tak heran kalau Pretty sangat antusias.“Mbak Oky minta dijemput?” Pretty bertanya untuk kesekian kalinya. Padahal Sully sudah mengatakan kalau mereka bisa duduk dan menunggu saja. Namun, Pretty bergegas mandi dan memanaskan mesin sepeda motornya.“Kita bisa tunggu di sini aja. Keluar desa, kan, terlalu jauh. Enggak mungkin kita cuma naik motor. Oky juga enggak minta dijemput.” Sully duduk di teras Pretty dengan kaki terjulur ke bawah. “Oky naik mobil sewaan,” tambah Sully.“Kita udah lama enggak jalan-jalan, Mbak. Sekalian aja keliling sebentar, terus ke pintu masuk desa. Ayo, naik. Motorku udah diperbaiki Bapak. Enggak akan mogok lagi.” Pretty sangat bersemangat. Gadis itu sudah duduk di motor dan menepuk boncengan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Istri Nakal Mas Petani   142. Menuju Perang Dingin

    Hari yang melelahkan dan ia baru saja berbaikan dengan Sully. Ketika sorot matanya bertemu dengan wanita itu di ambang pintu, saat itu juga ia menyadari bahwa perseteruan di antara mereka kembali memanas. Ditambah dengan kehadiran Oky di dekat Sully. Wira merasa kekuatan wanita itu untuk bertengkar dengannya pasti meningkat dua kali lipat.Masalah kemarin malam belum selesai juga, pikir Wira. Oky yang dari ekspresinya terlihat belum mengerti duduk persoalan pun jelas tak membantu. Alih-alih mengajak Oky bicara, kelelahan membuat Wira merasa harus menahan ucapannya.“Mas mandi dulu,” ucap Wira dengan tatapan masih tertuju pada Sully. Berharap kalau wanita itu mau mengikutinya ke kamar tanpa ia perlu mengatakan hal lain di depan Oky.“Silakan mandi,” jawab Sully tanpa menoleh.Terpikir untuk menggandeng Sully dan membawanya ke kamar untuk bicara, tapi mempertimbangkan reaksi Sully yang bisa saja histeris atau menyentak tangannya, Wira kemudian hanya mengangguk samar. Ia berlalu dari dap

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02

Bab terbaru

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status