PoV Randy.Zayn terus mendekapku erat ketika aku dan Dewi kembali berjalan beriringan ke ruangan dr. Novia. Sesekali bocah kecil itu mengintip dan melirik Dewi. Aku tak tau apa yang sedang dipikirkannya, mungkin ia merasa aneh melihat ayahnya bersama orang lain, bukan bundanya. Sayangnya Dewi pun tak begitu menggubris Zayn, ia hanya berjalan tanpa ekspresi. Ingin sekali aku menegurnya agar ia bersikap lebih ramah pada putraku, namun kuurungkan sebab kupikir ia sedang mengalami morning sickness. Padahal sebelumnya ia pernah menawarkan padaku agar Zayn tinggal di rumah kami.Dokter Novia menyambut kami dengan sangat ramah.“Wah, ini anak kedua ya?” tanya dr. Novia.“Iya, Dok,” jawabku.“Anak pertama, Dok,” jawab Dewi bersamaan.Dokter Novia terlihat bingung, kemudian melirik Zayn dalam pangkuanku.“Maaf, Dok. Ini anak ketiga bagi saya, tapi anak pertama bagi istri saya.” Aku berusaha menjelaskan, dr. Novia pun hanya tersenyum dan mengangguk. Kurasa ia juga tak ingin tau lebih banyak.“I
Read more