Home / Horor / Rumah Kosong di Dusun Angker / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Rumah Kosong di Dusun Angker: Chapter 41 - Chapter 50

65 Chapters

41. Masa Kelam

Jajang yang sedang kebingungan dan penuh rasa cemas akan keselamatan Clara ini duduk di pojokan rumah, tertunduk lesu sambil membenamkan kepalanya di antara kedua kakinya.“Maafin aku, Ra! Aku tidak tahu cara ke masa lalu!” gumam Jajang yang hendak menangis rasanya.Saat kepalanya diangkat, ada yang aneh dengan ruangan tempatnya berada.Rumah ini sudah tidak berdebu lagi dan tampak bersih.“Aku ada di mana?” tanya Jajang dalam hatinya.Tampak ruangan yang sama sekali tidak asing baginya.“Aku berada di rumah Clara? Tapi mana Clara?”Jajang tanpa sengaja kembali ke masa lalu lagi, tapi dia tidak menemukan Clara yang sebelumnya ada di rumah ini.“Apa aku ada di jaman yang berbeda ya? Kok Clara tidak kelihatan?” Jajang terus mencari ke seluruh pelosok rumah ini, tapi dia tetap tidak menemukan Clara.Rumah Tari ini tampak kosong.Walaupun kelihatan rapi tapi adasedikt debu pada perabotan yang menunjukkan sudah beberapa hari ini, rumah ini idak ditempati.“Ada kejadian apa yang membuat Ta
Read more

42. Jalan Rahasia

Rasa khawatir yang besar terhadap keselamatan Clara mengalahkan rasa takutnya melalui jalan rahasia ini.Jajang akhirnya membuka palka kayu yang mirip pintu kecil ini untuk melihat lubang sempit yang hanya bisa dilalui satu orang.“Aku harus memastikan apakah Clara benar-benar melewati jalan rahasia ini atau tidak. Terlepas keanehan yang terjadi di sini, waktuku juga terbatas. Jadi aku harus segera menemukan Clara, sebelum aku kembali lagi ke masa kini,” gumam Jajang.Jajang langsung memasuki lubang di lantai ini yang memiliki tangga kayu untuk turun ke bawah.Bau lembab dan debu tercium sangat menyengat hidung Jajang begitu dia turun ke jalan rahasia ini.“Mengarah kemana jalan ini? Aku harap jalan ini menuju ke dalam rumah kosong yang besar itu. Kemungkinan besar juga Clara berada di sana.”Belum lama dia berjalan, terdengar olehnya ada langkah kai di belakangnya yang sepertinya tergesa-gesa.Jajang cepat bersembunyi di dekat celah sempit yang berada di samping jalan rahasia ini unt
Read more

43, Rahasia Tari dan Jajang

Jajang makin dibuat bingung saat bertemu Tari dan Jajang.Ternyata yang selama ini melarikan diri dari Dusun Sentani dengan membawa Clara bukanlah Tari yang asli, melainkan siluman yang menyaru jadi Tari atas persetujuan Seto.Seto juga masih belum diketahui berpihak ke siapa, karena kadang tindak tanduk Seto sangat mencurigakan.Tari yang asli ternyata sangat jahat dan tidak peduli dengan anaknya sendiri.Bahkan saat tahu Clara berhasil lolos dan sudah dewasa, Tari tetap akan menyerahkan anknya ini kepada Nyai Ratu untuk diambil kekuatan supranaturalnya.Sekarang Jajang bersama dua manusia yang misterius ini menyusuri jalan rahasia yang diduga akan berakhir di dalam Erumah Kosong.“Aku masih tidak mengerti tentangmu, Tari!” ujar Jajang yang penasaran dengan semua kejadian ini.“Apa yang tidak akmu mengerti? Clara adalah anakmu, itu sudah jelas! Apalagi yang tidak =jelas bagimu?” ujar Tari seenaknya.“Kamu ternyata jahat banget ya! Apa kamu sudah sejahat ini saat kamu membuatku memasuk
Read more

44. Hantu Rumah Kosong

Jajang yang mencari Clara di masa lalu, akhirnya bertemu juga dengan Tari dan Seto. Rahasia masa lalu yang melibatkan dirinya dan Clara akhirnya terkuak juga berkat penjelkasan Tari yang sebenarnya sudah meninggal di masa depan.Tari yang Clara kenal sebagai mamanya sekarang adalah siluman yang diutus Seto untuk membawa keluar Clara dari Dusun Sentani agar tidak dimanfaatkan oleh Nyai Ratu."Kita sudah sampai!" kata Seto begitu mereka tiba di ujung jalan rahasia yang buntu, yang menyediakan tangga panjat besi menuju ke permukaan.Seto kemudian memanjat tangga besi ini terlebih dahulu utuk memeriksa keadaan, sementara Jajang dan Tari menunggu di bawahnya."Jalan rahasia ini berakhir di atas lantai sebuah rumah kosong!" ujar Seto yang membuka penutup lantai ini."Apakah aman, Seto?" tanya Tari."Aman! Kalian cepat naik, aku akan masuk ke rumah kosong ini!" seru Seto.Tari langsung memanjat tangga besi ini menyusul Seto diikuti oleh Jajang di belakangnya."Aku percaya padamu! Aku tidak a
Read more

45. Hantu Gaun Merah

Jajang yang sedari kecil takut dengan hantu gaun merah, kali ini bertemu dengan sosok gadis yang wajahnya pucat pasi dan memakai gaun merah."Siapa kamu?" tanya JajangGadis ini diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Jajang."Kamu hantu atau bukan?" tanya Jajang memberanikan diri.Korek api yang menyala padam lagi, meninggalkan Jajang dalam kegelapan bersama sosok bergaun merah ini."Aduh! Kenapa pakai mati lagi ini korek api!" ujar Jajang.Hihihi ....!Jajang yang gemetaran berusaha menyalakan korek apinya tapi korek apinya malahan terjatuh."Aduh! Kenapa jatuh lagi! Suara tertawa apa tadi!" ujar Jajang yang gemetaran.Susah payah akhirnya Jajang berhasil menyalakan korek apinya.Masih tampak olehnya sosok gadis bergaun merah yang duduk di atas tempat tidur, tapi kali ini wajahnya tertutup rambut seluruhnya."Apa aku panggil Tari dan Seto saja ya ke sini? serem banget gadis gaun merah ini. Nanti aku dicekik lagi kalau memaksa mendekatinya," gumam Jajang.Bulu kuduk Jajang merinding,
Read more

46. Kisah Hantu Gaun Merah - I

Jajang yang mengira telah lepas dari Hantu Gaun Merah, ternyata tidak semudah itu.“Aku dan Tari akan mencari di lantai bawah, sedangkan kamu cari lagi di lantai atas ini ya, Jang!” ujar Seto meminta bantuan Jajang memeriksa seluruh kamar sekali lagi. Mungkin saja ada yang luput dari perhatian Seto dan Tari yang bisa menunjukkan jalan rahasia menuju tempat Clara.“Kenapa kamu tidak sendirian saja ke bawah, sedangkan aku dan Tari menelusuri lagi lantai atas!” tegur Jajang yang merasa pembagian tugas dari seto ini tidak adil.Lagian, dia tidak ingin sendirian lagi mengingat gangguan dari hantu gaun merah.“Karena apa? Karena aku tidak mau sendirian ... hahaha!” tawa Seto sambil pergi ke lantai bawah bersama Tari.“Kenapa Seto muda ini sangat menyebalkan?” ujar Jajang dalam hati.Korek apinya hanya tinggal beberapa batang, sedangkan senter dipegang Seto yang tidak mau bertukar dengannya,“Padahal mereka berdua, dan aku sendiri!” gerutu Jajang. “Sungguh tidak adil!”Jajang mulai memeriksa
Read more

47. Kisah Hantu Gaun Merah - II

Seorang gadis muda yang cantik jelita dilihat oleh Jajang sedang berjalan di perkebunan karet yang luas ini. Gadis ini tampak bersenandung dengan riang karena kekasih pujaannya akan menemuinya tepat di bawah pohon beringin satu-satunya yang ada di perkebunan karet ini.Pohon beringin ini dianggap sebagai pohon keramat yang memberikan rejeki dan keberuntungan yang besar bagi pemilik perkebunan karet ini.Gadis ini bernama Siti. Tampak tangannya membawa beberapa makanan yang khusus dibuatnya untuk kekasihnya Usman yang bekerja sebagai mandor perkebunan karet ini.“Kamu lihat kan betapa cantiknya aku dahulu? Itu diriku dahulu di masa muda! Aku selalu menghilang dari jaman ini sebelum kekasihku Usman muncul sehingga aku tidak tahu pasti kejadian yang sebenarnya!” ujar Siti.“Apa yang membuatmu yakin kalau membawa diriku ke jaman ini akan membawa perubahan yang berarti?” tanya Jajang.“Karena kuperhatikan, kamu ini bisa melintasi waktu! Kalau kamu ada di sini, maka kisah hidupku ini akan b
Read more

48. Kisah Hantu Gaun Merah - III

Kembali lagi ke kisah ratusan tahun yang lalu ....Siti tetap berusaha berjalan cepat, karena kondisi kakinya yang mulai kesakitan yang membuatnya tidak bisa berlari.Lampu perkampungan mulai terlihat oleh Siti. Gadis ini merasakan hati yang lega karena akhirnya berhasil juga tiba di perkampungan dan selamat dari rencana jahat orang-orang yang mengejarnya ini.Namun kegembiraan Siti ini terlalu cepat. Tiba-tiba dia merasa ada yang menariknya dari belakang yang membuatnya terjatuh kembali.“Hei ... perempuan jal*ng! Bisa-bisanya kamu merayu bos untuk menidurimu! Sekarang kamu tuntut bos untuk menikahimu! Dasar perempuan tidak tahu diri!” kata salah satu penyerangnya yang menendang bagian perutnya.Rasa sakit melanda seluruh tubuh Siti saat perutnya ditendang dengan keras.“Tolooong ... jangan sakiti diriku! Kalian ini siapa?” tanya Siti yang masih memegangi perutnya yang sakit ditendang penyerangnya tadi.“Tidak perlu tahu kami ini siapa! Kami peringatkan kamu untuk tidak menemui bos k
Read more

49. Teror Hantu Gaun Merah - I

“Jadi begitu cara mereka membunuhku?” ujar Siti dengan wajah sedih.“Kejam sekali mereka!” geram Jajang.“Bagaimana sekarang, setelah kamu mengetahui kejadian yang sebenarnya?” tanya Jajang.“Setidaknya aku tahu dimana mereka mengubur jasadku! Aku hendak inta tolong kepadamu untuk mengeluarkan jasadku dari dalam tanah di bawah pohon beringin itu!” ujar hantu gaun merah ini.“Tadi kamu bilang hanya ingin mengetahui kejadian masa lalumu, kemudian akan memberitahukan dimana temanku Clara berada. Tapi kenapa sekarang kamu ingin aku mengeluarkan jasada atau kerangka tubuhmu dari dalam tanah?” ujar Jajang yang agak keberatan pergi ke arah pohon beringin yang angker ini.“Itu sebelum aku mengetahui kalau mereka menguburkanku di bawah pohon beringin tua! Aku menyangka jasadku dibuang ke sungai atau dibuang keluar yang jauh!” kata hantu gaun merah yang tetap teguh dengan pendiriannya.“Jadi kamu tidak akan memberitahukan dimana temanku kalau aku tidak mau membantumu?” tanya Jajang yang mulai
Read more

50. Teror Hantu Gaun Merah - II

KRIIIK ... KRIIIK ...Suara jangkrik malam kembali terdengar, membuat keberanian Jajang muncul kembali.“Lebih baik mendengar suara jangkrik daripada sunyi senyap seperti tadi!’ gumamnya.Pohon beringin tua terlihat jelas dari tempat Jajang berada, tapi untuk melangkah ke sana kakinya terasa berat sekali.“Beranikan dirimu, Jang!’ serunya terhadap dirinya sendiri.“Nasibmu dan Clara ditentukan oleh keberanianmu!”Suasana halaman rumah kosong ini yang gelap gulita makin membuat Jajang ragu untuk melangkah, apalagi harus menggali kerangka jasad hantu gaun merah yang telah menipunya ini.“Dasar hantu penipu! Janjinya akan memberitahukan tempat Clara disekap, malahan sekarang mau membunuhku kalau tidak mau menuruti keinginannya!” Jajang benar-benar geram dengan hantu gaun merah yang telah menipunya habis-habisan ini.“Aku harus menggali menggunakan apa?” pikirnya.Tidak ada alat yang bisa digunakannya untuk menggali tanah yang sudah mengeras, apalagi kejadian dikuburkannya jasad Siti ini
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status