"Kenapa malam-malam begini masih menggali, Nak!"Terdengar suara wanita yang menegurnya, yang asalnya dari balik pagar halaman rumah kosong ini.Jajang penasaran dengan sinar senter yang berasal dari balik pagar ini kemudian mendekati pagar.Betapa terkejutnya Jajang begitu melihat sosok di balik pagar ini."Hantuuuu!" teriak Jajang sambil berlari ke arah rumah kosong dengan wajah pucat pasi dan ketakutan yang besar.Ketakutannya terhadap hantu gaun merah tidak setakut saat melihat sosok di balik pagar ini.Tiba-tiba Jajang baru teringat kalau dia telah melakukan keslahan dan baru teringat kalau dia ada di masa lalu."Aku kan di masa lalu! Bodoh sekali diriku ini!" katanya sambil cepat berlari kembali ke arah pagar.Sososk yang menakutkan baginya ini masih tetap berada di balik pagar menatapnya."Maafkan aku Bu Ningsih!" kata Jajang.Ternyata yang menegur Jajang adalah Ningsih yang pada masa itu masih hidup dan tinggal di sebelah rumah kosong."Aku baru melihat wajahmu di dusun ini, N
Jajang terus menggali tanah yang cukup keras ini untuk menemukan kerangka jasad Siti yang dibutuhkan untuk mengetahui tempat Clara disekap.Sambil menggali, Jajang terus melihat ke arah kiri dan kanan, khawatir munculnya makhluk halus lain yang akan menerornya."Sudah cukup diteror oleh hantu gaun merah ini! Jangan ada lagi yang menerorku sekarang! Bisa pingsan aku kalau ketakutan seperti ini terus!" harapnya dalam hati.Suasana sangat sunyi, tapi Jajang merasa lega melihat ada lampu yang menyala di rumah sebelah yang merupakan rumah Ningsih."Semoga Bu Ningsih cepat kembali membawa kabar baik mengenai jati diri Siti yang agak mencurigakan!" gumamnya.Hantu gaun merah yang tadi pergi, kini muncul kembali mengawasi Jajang yang sedang menggali tanah di depan pohon beringin.Hantu berambut panjang dan bergaun merah panjang yang berdiri saja di pojokan teras rumah kosong sudah sangat menakutkan bagi Jajang. "Aku harus tahu rahasia hantu gaaun merah ini, karena aku juga belum benar-benar
“Jangan kamu berikan kerangka jasad Siti kepadanya!” seru Ningsih.“Kenapa tidak boleh, Bu Ningsih? Dia menahan temanku! Kalau tidak kuberikan jasadnya, maka dia tidak akan mengembalikan temanku!’ jelas Jajang.“Temanmu tidak akan dikembalikan olehnya! Dia membutuhkan temanmu sebagai jalan dirinya ke dunia manusia!”“Maksud Bu Ningsih?” tanya Jajang mulai kebingungan.“Siti akan menggunakan tubuh temanmu untuk dirinya sementara jiwa temanmu akan ditaruhnya di kerangka jasadnya!”“Kenapa Bu Ningsih bisa tahu masalah ini?” tanya Jajang.“Almarhum suamiku menuliskan peringatan untukku agar berhati-hati terhadap perempuan bernama Siti yang akan menggunakan segala cara untuk kembali ke dunia! Suamiku ini sudah lama melindungiku dari perempuan bernama Siti ini! Ternyata Siti dan hantu gaun merah adalah sosok yang sama. Aku baru tahu hari ini darimu!” jelas Ningsih.“Bohong!” teriak Siti. “Aku tidak pernah berbuat seperti yang kamu katakan, aku hanya ingin kembali ke alamku dengan membakar j
Setelah berhasil lepas dari gangguan Hantu Gaun Merah dengan melenyapkannya atas bantuan Ningsih, Jajang menyusul Seto dan Tari kembali ke dalam rumah kosong.“Apa kalian sudah menemukan Clara?” tanya Jajang.“Kamu kenapa keluar dari rumah kosong ini! Pacaran sama hantu gaun merah ya!” ledek Tari yang membuat Jajang kesal.Mereka tidak tahu, dirinya hampir tewas terseret oleh hantu ini ke dimensi hantu yang membuat teriakannya tidak terdengar sama sekali oleh Seto maupun Tari yang berada di lantai bawah. Juga dia dipermainkan oleh hantu gaun merah untuk menggali jasad Siti. Beruntung dia mendapat bantuan dari Bu Ningsih yang ternyata banyak tahu mengenai kondisi rumah kosong ini.“Kalau bergurau jangan keterlaluan!” tegur Jajang tidak senang.“Begitu saja sewot sih kamu!” ujar Tari yang malahan tidak senang terhadap Jajang.“Aku menemukan pintu yang menuju jalan rahasia yang tertutup lukisan besar di dinding ruang keluarga Gunawan ini.”Seto segera menjawab pertanyaan Jajang untuk mer
Ternyata keadaan di luar aman-aman saja buat mereka.Tidak ada kejutan yang menunggu mereka di balik pintu.“Wah! Kita berada di luar Hutan Ritual! Ternyata ada jalan rahasia ini, tapi kenapa Keluarga Gunawan sering memasuki Hutan Ritual dari luar rumah mereka ya? Aneh juga!” ujar Jajang.“Benar juga katamu, Jang! Kenapa mereka mesti keluar dari rumah dahulu menuju Hutan Ritual, kalau mereka bisa pergi melalui jalan rahasia ini. Kenapa mereka berempat tewas di jalan rahasia ini?” tanya Tari.“Seperti katamu, kita tidak perlu lagi terlalu menyelidiki kemisteriusan rumah kosong angker dan Dusun Sentani ini. Lebih baik kita segera mencari Clara!” ujar Jajang.“Benar apa kata Jajang, Tari! Lebih baik kita segera mencari Clara agar Jajang bisa pulang ke jamannya, dan akan bisa menolongmu dari kematian!” sahut Seto.“Tapi kita harus mencari kemana?” tanya Tari.“Ada kuburan rahasia di dalam Hutan Ritual ini. Aku khawatir sekarang nyai ratu yang menjaga Clara!” ujar Jajang.“Kamu tahu darima
Kabut semakin tebal saja menyelimuti mereka bertiga.“Kenapa bisa ada kabut dingin bengini di dalam hutan?” tanya Tari.“Sepertinya nyai ratu mengetahui kedatangan kita, Jang!” ujar Seto.“Tidak mungkin dia mengetahuinya! Kita datang dari belakang hutan yang tidak diperhatikannya!” seru Jajang.“Kenyataannya sekarang ada kabut dingin begini, dan kita juga tidak tahu apakah ada makhluk tidak kasat mata lainnya selain nyai ratu di hutan ini!” sahut Seto.“Mungkin saja kabut ini berasal dari kuburan rahasia yang kamu katakan, Jang!” ujar Tari yang bersembunyi di belakang punggung Jajang.“Apa-apaan sih kamu! Kenapa ketakutan seperti itu! Bukannya kamu sering ke Hutan Ritual?” tanya Jajang."Aku tidak pernah masuk sampai ke dalam sekali dari hutan ini!" ujar Tari."Apa yang kamu takutkan, kan nyai ratu pasti melindungimu dari makhluk-makhluk lain di hutan ini kalau ada," ujar Jajang."Nyai ratu marah saat Clara berhasil melarikan diri dari Dusun Sentani, jadi sekarang aku tidak dilindungi
Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”
Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah
Kampus ternama di Jakarta tampak mulai sepi saat seorang gadis cantik melintasi kampus hendak pulang dari kuliah malamnya.Gadis ini berjalan dengan wajah ceria.Tidak tampak kalau sebelumnya gadis ini mengalami kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya ini.Gadis ini baru mulai melanjutkan kuliahnya yang tertunda setelah berhasil keluar dari dusun kelahirannya dengan susah payah.Gadis cantik ini bernama Clara.Sudah setahun sejak kejadian di Dusun Sentani.Clara tetap tidak mampu memaafkan Jajang yang telah berdusta kepadanya, walaupun pemuda dusun inilah yang telah menolongnya mati-matian agar terlepas dari pengaruh nyai ratu siluman harimau putih yang menguasai Hutan Ritual di ujung Dusun Sentani.Rendy telah keluar dari rumah sakit jiwa berkat rekomendasi Clara beserta ayah sambungnya, yang menjamin kalau Rendy sebenarnya tidak gila.Hubungan Clara dan Rendy juga sudah berakhir, karena Clara juga tidak bisa memaafkan Rendy yang telah berselingkuh dengan siluman ular saat
DUUAAAR ... DUUAAAR ... DUUAAAR ...!!!Energi supranatural Clara yang meningkat sampai maksimum menghancurkan tubuh nyai ratu siluman harimau putih ini tanpa ampun, saat pukulan dari nyai ratu ini mendekati Clara."TIIDAAAK ...!!!"Teriakan terakhir nyai ratu yang tidak menerima kekalahannya dari seorang gadis bernama Clara, sebelum tubuh nyai ratu ini meledak akibat energi besar yang tidak bisa dibendungnya.Ningsih yang ternyata masih hidup, berusaha melarikan diri, ditarik nyai ratu ikut bersamanya."Tolong aku, Jang!" teeriak Ningsih yang masih mengharapkan bantuan Jajang.Tapi pemuda dusun ini tidak bergeming, dan hanya menyaksikan tubuh Ningsih ikut hancur bersama nyai ratu."Dia pantas menerimanya akibat perbuatannya padamu, Clara!" seru Jajang.Clara hanya terdiam melihat kehancuran nyai ratu yang telah berrkuasa lama di Dusun Sentani, yang membuat semua penduduk dusun takut terhadapnya."Usai sudah! Sekarang penduduk Dusun Sentani dapat hidup normal tanpa takut terhadap nyai
Clara berhasil dibebaskan oleh Jajang dengan kemampuannya memanipulasi waktu.Ningsih tertipu dengan ketidak berdayaan Jajang saat dia melakukan ritual pemindahan kepada Clara."Tunggu! Jangan lari kamu, Jang!" kejar Ningsih dari masa lalu ini.BLAASST!Sebuah tembakan sinar hampir saja mengenai tubuh Jajang yang sedang menarik Clara berlari sekencang mungkin untuk keluar dari Hutan Ritual."Jangan harap bisa keluar hidup-hidup dari hutan ini!" seru nyai ratu yang tadi melepaskan tembakan sinar."Biarkan kami pergi, nyai ratu! kami tidak akan menganggu kalian lagi!" sahut Jajang."Tidak semudah itu! Clara harus tetap di sini! Ritual pemindahan Ningsih harus terlaksana! Aku akan membebaskanmu Jajang, atas permintaan Ningsih!" seru nyai ratu yang semakin mendekati Jajang."Jangan mendekat!" teriak Clara yang bersiap mengeluarkan kekuatan supranaturalnya.Nyai Ratu tidak mengubris peringatan Clara dan terus bergerak mendekati Clara.Kekuatan supranatural Clara masih sulit dikendalikan ol
Nasib Clara tidak berjalan dengan baik.Harapan adanya pertolongan makin sirna saat Ningsih mulai mempersiapkan dirinya untuk ritual pemindahan.Jajang yang diharapkannya menjadi dewa penolong baginya tidak kunjung muncul."Tamatlah riwayatku kali ini! Tidak ada bala bantuan sama sekali!" ujar Clara pasrah dalam hatinya."Jangan khawatir gadis cantik! Ritual pemindahan ini akan berlangsung cepat sehingga kamu tidak akan menyadari sudah berpindah ke tubuhku ini. Sayangnya tubuhku akan hancur setelah ritual selesai, sehingga kamu tidak akan lama berada di dalam tubuh utuhku ini!" kata Ningsih yang makin membuat Clara panik."Bagaimana cara melepaskan diri dari segel kekuatan nyai ratu ya?" pikir Clara yang memang harus berpikir cepat menyelamatkan dirinya tanpa bantuan orang lain.Harapan tinggal harapan.Kesempatan Clara untuk lolos semakin kecil saat Ningsih sudah siap memulai ritual pemindahan.Clara hanya pasrah dengan nasibnya, karena tidak ada jalan keluar sama sekali baginya.***
Clara masih terkurung di dalam rumah kosong Ningsih di masa depan.Setelah sadar dan melihat kondisi kamar berdebu tempatnya berada, Clara menyadari kalau dia sudah berada di masa depan."Bagaimana Jajang bisa menolongku sekarang?" pikir Clara mulai putus asa.Tangan dan kakinya terikat, sedangkan mulutnya tersumpal kain membuat Clara tidak bisa berbuat apa-apa.Bahkan kekuatannya disegel oleh Ningsih atas bantuan nyai ratu yang membuat dirinya sama sekali tidak berdaya.Harapan satu-satunya adalah Jajang bisa kembali ke masa depan menolongnya, tapi Clara menyadari kalau harapannya sangat kecil, bahkan mustahil."Kamu sudah bangun, gadis cantik?" tegur Ningsih sambil tersenyum.Clara berteriak dan menggerakkan tubuhnya, tapi tidak ada hasil karena suaranya tersumpal kain yang menutupi mulutnya."Jangan berontak! Sebentar lagi kamu akan menjadi Clara yang baru dengan aku yang berada di dalam tubuhmu, hahaha!"Clara sedikit bergidik membayangkan wanita yang semula dikiranya sangat baik
Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu
Sebenarnya apa yang terjadi pada Clara?Kenapa gadis ini bisa tiba-tiba menghilang saat mengejar siluman ular yang menyerupai Rendy?Untuk itu kita perlu kembali ke saat kejadian Rendy palsu ini menemui Clara di rumah Jajang.*****"Kemana kamu, siluman ular! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Clara dengan penuh kemarahan dan emosi yang tinggi.Panggilan Jajang juga tidak didengarnya lagi sama sekali.Setelah beberapa lama menerobos rumput ilalang yang tinggi, barulah Clara sadar kalau dia tersesat akibat penuh emosi mengejar siluman ular.Clara tanpa sadar masuk ke dalam jebakan siluman ular yang sengaja memancingnya menjauh dari Jajang, agar lebih mudah menangkapnya."Kemana kamu, siluman teng*k!" teriak Clara yang kesal karena terpancing oleh siluman ular yang licik ini."Hihihi! Aku sangka kamu perempuan yang cerdas ... ternyata kamu hanyalah perempuan bodoh yang mudah terpancing emosi! Tidak salah kalau aku menyamar jadi Rendy! Hihihi!""Keluar kamu siluman ular! Ha
Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah
Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”