Home / Horor / Rumah Kosong di Dusun Angker / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Rumah Kosong di Dusun Angker: Chapter 51 - Chapter 60

65 Chapters

51. Ningsih

"Kenapa malam-malam begini masih menggali, Nak!"Terdengar suara wanita yang menegurnya, yang asalnya dari balik pagar halaman rumah kosong ini.Jajang penasaran dengan sinar senter yang berasal dari balik pagar ini kemudian mendekati pagar.Betapa terkejutnya Jajang begitu melihat sosok di balik pagar ini."Hantuuuu!" teriak Jajang sambil berlari ke arah rumah kosong dengan wajah pucat pasi dan ketakutan yang besar.Ketakutannya terhadap hantu gaun merah tidak setakut saat melihat sosok di balik pagar ini.Tiba-tiba Jajang baru teringat kalau dia telah melakukan keslahan dan baru teringat kalau dia ada di masa lalu."Aku kan di masa lalu! Bodoh sekali diriku ini!" katanya sambil cepat berlari kembali ke arah pagar.Sososk yang menakutkan baginya ini masih tetap berada di balik pagar menatapnya."Maafkan aku Bu Ningsih!" kata Jajang.Ternyata yang menegur Jajang adalah Ningsih yang pada masa itu masih hidup dan tinggal di sebelah rumah kosong."Aku baru melihat wajahmu di dusun ini, N
Read more

52. Teror Hantu Gaun Merah - III

Jajang terus menggali tanah yang cukup keras ini untuk menemukan kerangka jasad Siti yang dibutuhkan untuk mengetahui tempat Clara disekap.Sambil menggali, Jajang terus melihat ke arah kiri dan kanan, khawatir munculnya makhluk halus lain yang akan menerornya."Sudah cukup diteror oleh hantu gaun merah ini! Jangan ada lagi yang menerorku sekarang! Bisa pingsan aku kalau ketakutan seperti ini terus!" harapnya dalam hati.Suasana sangat sunyi, tapi Jajang merasa lega melihat ada lampu yang menyala di rumah sebelah yang merupakan rumah Ningsih."Semoga Bu Ningsih cepat kembali membawa kabar baik mengenai jati diri Siti yang agak mencurigakan!" gumamnya.Hantu gaun merah yang tadi pergi, kini muncul kembali mengawasi Jajang yang sedang menggali tanah di depan pohon beringin.Hantu berambut panjang dan bergaun merah panjang yang berdiri saja di pojokan teras rumah kosong sudah sangat menakutkan bagi Jajang. "Aku harus tahu rahasia hantu gaaun merah ini, karena aku juga belum benar-benar
Read more

53. Rahasia Hantu Gaun Merah

“Jangan kamu berikan kerangka jasad Siti kepadanya!” seru Ningsih.“Kenapa tidak boleh, Bu Ningsih? Dia menahan temanku! Kalau tidak kuberikan jasadnya, maka dia tidak akan mengembalikan temanku!’ jelas Jajang.“Temanmu tidak akan dikembalikan olehnya! Dia membutuhkan temanmu sebagai jalan dirinya ke dunia manusia!”“Maksud Bu Ningsih?” tanya Jajang mulai kebingungan.“Siti akan menggunakan tubuh temanmu untuk dirinya sementara jiwa temanmu akan ditaruhnya di kerangka jasadnya!”“Kenapa Bu Ningsih bisa tahu masalah ini?” tanya Jajang.“Almarhum suamiku menuliskan peringatan untukku agar berhati-hati terhadap perempuan bernama Siti yang akan menggunakan segala cara untuk kembali ke dunia! Suamiku ini sudah lama melindungiku dari perempuan bernama Siti ini! Ternyata Siti dan hantu gaun merah adalah sosok yang sama. Aku baru tahu hari ini darimu!” jelas Ningsih.“Bohong!” teriak Siti. “Aku tidak pernah berbuat seperti yang kamu katakan, aku hanya ingin kembali ke alamku dengan membakar j
Read more

54. Jalan Rahasia

Setelah berhasil lepas dari gangguan Hantu Gaun Merah dengan melenyapkannya atas bantuan Ningsih, Jajang menyusul Seto dan Tari kembali ke dalam rumah kosong.“Apa kalian sudah menemukan Clara?” tanya Jajang.“Kamu kenapa keluar dari rumah kosong ini! Pacaran sama hantu gaun merah ya!” ledek Tari yang membuat Jajang kesal.Mereka tidak tahu, dirinya hampir tewas terseret oleh hantu ini ke dimensi hantu yang membuat teriakannya tidak terdengar sama sekali oleh Seto maupun Tari yang berada di lantai bawah. Juga dia dipermainkan oleh hantu gaun merah untuk menggali jasad Siti. Beruntung dia mendapat bantuan dari Bu Ningsih yang ternyata banyak tahu mengenai kondisi rumah kosong ini.“Kalau bergurau jangan keterlaluan!” tegur Jajang tidak senang.“Begitu saja sewot sih kamu!” ujar Tari yang malahan tidak senang terhadap Jajang.“Aku menemukan pintu yang menuju jalan rahasia yang tertutup lukisan besar di dinding ruang keluarga Gunawan ini.”Seto segera menjawab pertanyaan Jajang untuk mer
Read more

55. Hutan Suram

Ternyata keadaan di luar aman-aman saja buat mereka.Tidak ada kejutan yang menunggu mereka di balik pintu.“Wah! Kita berada di luar Hutan Ritual! Ternyata ada jalan rahasia ini, tapi kenapa Keluarga Gunawan sering memasuki Hutan Ritual dari luar rumah mereka ya? Aneh juga!” ujar Jajang.“Benar juga katamu, Jang! Kenapa mereka mesti keluar dari rumah dahulu menuju Hutan Ritual, kalau mereka bisa pergi melalui jalan rahasia ini. Kenapa mereka berempat tewas di jalan rahasia ini?” tanya Tari.“Seperti katamu, kita tidak perlu lagi terlalu menyelidiki kemisteriusan rumah kosong angker dan Dusun Sentani ini. Lebih baik kita segera mencari Clara!” ujar Jajang.“Benar apa kata Jajang, Tari! Lebih baik kita segera mencari Clara agar Jajang bisa pulang ke jamannya, dan akan bisa menolongmu dari kematian!” sahut Seto.“Tapi kita harus mencari kemana?” tanya Tari.“Ada kuburan rahasia di dalam Hutan Ritual ini. Aku khawatir sekarang nyai ratu yang menjaga Clara!” ujar Jajang.“Kamu tahu darima
Read more

56. Menuju Kuburan Rahasia

Kabut semakin tebal saja menyelimuti mereka bertiga.“Kenapa bisa ada kabut dingin bengini di dalam hutan?” tanya Tari.“Sepertinya nyai ratu mengetahui kedatangan kita, Jang!” ujar Seto.“Tidak mungkin dia mengetahuinya! Kita datang dari belakang hutan yang tidak diperhatikannya!” seru Jajang.“Kenyataannya sekarang ada kabut dingin begini, dan kita juga tidak tahu apakah ada makhluk tidak kasat mata lainnya selain nyai ratu di hutan ini!” sahut Seto.“Mungkin saja kabut ini berasal dari kuburan rahasia yang kamu katakan, Jang!” ujar Tari yang bersembunyi di belakang punggung Jajang.“Apa-apaan sih kamu! Kenapa ketakutan seperti itu! Bukannya kamu sering ke Hutan Ritual?” tanya Jajang."Aku tidak pernah masuk sampai ke dalam sekali dari hutan ini!" ujar Tari."Apa yang kamu takutkan, kan nyai ratu pasti melindungimu dari makhluk-makhluk lain di hutan ini kalau ada," ujar Jajang."Nyai ratu marah saat Clara berhasil melarikan diri dari Dusun Sentani, jadi sekarang aku tidak dilindungi
Read more

57. Misteri Kuburan Tua

Jajang, Tari, dan Seto akhirnya berhasil menemukan kuburan rahasia yang disebut oleh Ningsih sebagai tempat disekapnya Clara.Kuburan tua di tengah hutan ritual ini tidak terbaca lagi tulisan di batu nisannya.Sepertinya kuburan ini dahulunya adalah kuburan orang kaya di dusun atau mungkin bukan kuburan penduduk asli dusun.Kuburan tua ini sangat luas. Bahkan ada beberapa kuburan khusus yang mempunyai ruangan di dalamnya.Tidak kelihatan adanya Clara di kuburan tua ini,Suasana masih berkabut yang menambah seramnya kuburan tua ini.“Tidak ada apa-apa di sini, Jang!” seru Seto.“Kamu yakin kalau kuburan tua ini yang disebut oleh Bu Ningsih?” tanya Tari.Jajang termenung dan tidak habis pikir, kenapa Clara tidak berada di kuburan tua ini.“Jang!” panggil Tari lagi.Jajang baru tersadar setelah dipanggil lagi oleh Tari.“Aku juga tidak tahu, Tari! Coba kita telusuri saja kuburan tua ini!” seru Jajang.“Mungkin saja Clara ada di balik beberapa kuburan besar di ujung tempat pemakaman ini!”
Read more

58. Di Mana Clara?

Jajang mengikuti Siti yang membawanya keluar dari Hutan Ritual, kembali menuju jalan rahasia di rumah kosong.“Clara sudah tidak ada di alammu! Dia dibawa Ningsih ke masa depan, tempatmu berasal untuk menukar jasadnya di masa depan dengan tubuh Clara!” jelas Siti.“Kamu bisa membawaku ke masa depan?” tanya Jajang.“Menurutmu, apa aku akan mengajakmu mencari jalan ke masa depan apabila aku tidak tahu cara Ningsih membawa Clara ke masa depan?” tanya Siti dengan kesal.“Tapi ... kenapa kamu membantuku, Siti? Aku sudah jahat terhadapmu!” kata Jajang meminta penjelasan.“Aku bukan membantumu! Aku harus mencegah Ningsih bangkit kembali dari kematian di masa depan! Ningsih sangat berbahaya apabila berhasil mengambil alih tubuh Clara, jadi kamu harus segera pergi sebelum terlambat!” ujar Siti.“Kamu tidak ikut?” tanya Jajang.“Aku tidak bisa pergi, karena aku hanya berupa roh! Tubuhku akan hancur apabila melewati ruang waktu!” jelas Siti.Siti membawa Jajang melalui lorong rahasia dari rumah
Read more

59. Kelicikan Siluman Ular

Sebenarnya apa yang terjadi pada Clara?Kenapa gadis ini bisa tiba-tiba menghilang saat mengejar siluman ular yang menyerupai Rendy?Untuk itu kita perlu kembali ke saat kejadian Rendy palsu ini menemui Clara di rumah Jajang.*****"Kemana kamu, siluman ular! Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" teriak Clara dengan penuh kemarahan dan emosi yang tinggi.Panggilan Jajang juga tidak didengarnya lagi sama sekali.Setelah beberapa lama menerobos rumput ilalang yang tinggi, barulah Clara sadar kalau dia tersesat akibat penuh emosi mengejar siluman ular.Clara tanpa sadar masuk ke dalam jebakan siluman ular yang sengaja memancingnya menjauh dari Jajang, agar lebih mudah menangkapnya."Kemana kamu, siluman teng*k!" teriak Clara yang kesal karena terpancing oleh siluman ular yang licik ini."Hihihi! Aku sangka kamu perempuan yang cerdas ... ternyata kamu hanyalah perempuan bodoh yang mudah terpancing emosi! Tidak salah kalau aku menyamar jadi Rendy! Hihihi!""Keluar kamu siluman ular! Ha
Read more

60. Muslihat Ningsih

Clara masih saja tersesat di dalam padang ilalang setelah siluman ular meninggalkan dirinya. "Jang ... kamu ada di mana?" gumam Clara lirih. Tidak terasa air matanya menetes membasahi wajahnya. Clara sudah benar-benar putus asa tersesat selama-lamanya di padang ilalang ini tanpa ada yang bisa menolongnya. Jajang tidak kelihatan sama sekali olehnya. "Neng! Kenapa menangis?" Hati Clara langsung merasa lega begitu mendengar suara wanita yang menegurnya. "Ibu ini siapa?' tanya Clara terhadap wanita yag berada di hadapannya. "Kamu ini mirip sekali dengan Clara kecil! Apa tari punya anak lain selain Clara ya?" ujar wanita ini lagi membuat Clara kebingungan. "Aku ini Clara, Bu! memangnya ibu ini siapa?" tanya Clara penasaran. "Aku Ningsih, yang tinggal samping rumah kosong angker!" jawab wanita ini. "Bu Ningsih! Benarkah ini Bu Ningsih? Maafkan aku yang tidak mengenali wajah ibu!" teriak Clara sambil memeluk Ningsih. "Kamu siapa?' tanya Ningsih yang berpura-pura. "Aku Clara, Bu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status