Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 411 - Chapter 420

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 411 - Chapter 420

528 Chapters

Di Antara Dua Lelaki Tampan

"Buat minum dulu untuk tamunya," perintah mamak saat aku tiba di dapur."Oh, iya, Mak," jawabku seraya ambil minum air putih dua gelas.Saat kuantar ke depan, dua orang itu ternyata masih berdebat."Tumben bawa motor, gak kesasar lagi ya?" kata Bang Umar."Tentu tidak lagi, pengalaman guru paling berharga," jawab Bang Sandy."Minum dulu Abang-abang, " kataku seraya menghidangkan air putih dua gelas."Heh, Butet, aku mau ajak kau ini," kata Bang Sandy."Ke mana?" "Jalan-jalan ke tempat Om Firman," kata Bang Sandy lagi."Gak takut kesasar lagi?" kata Bang Umar."Jelas nggak dong, kan ada ini," kata Bang Sandy seraya menunjukkan hp-nya."Jangan mau, Tet, motornya belum ada plat nomor polisinya," kata Bang Umar."Gak apa-apa, namanya baru," Bang Sandy yang jawab."Kamu punya SIM?' tanya Bang Umar lagi."Lagi diurus,""Gak boleh bawa motor,""Kamu polisi lalu lintas sekarang?""Bukan, tapi aku punya teman polisi lalu lintas, begitu kamu jalan, stop, tilang," kata Bang Umar."Kok serius k
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Mencari Anak Hilang

Malam itu desa kami banyak dikunjungi orang, mulai dari polsek, Koramil sampai camat berkumpul di desa. Tujuannya adalah mencari anak umur dua tahun yang hilang tak berbekas.Banyak pendapat, semuanya justru ditampung mamak sebagai kepala desa yang bertanggung jawab di desa tersebut. Menurut Polisi dan tim SAR, anak tersebut terbangun, dia turun dari ayunan dan berjalan menuju sungai kecil. Turun ke sungai dan hanyut ke hilir. Sungai kecil itu bermuara ke sungai yang besar, sungai besar itu lah yang mereka sisir sampai ke muara. Belum ada hasil, tapi mereka mau lanjut malam itu juga.Sementara para pemuda desa diarahkan seorang nenek tua ke hutan lindung. Hutan tersebut konon banyak dihuni di orang bunian. Nenek tua itu bilang anak tersebut diculik orang bunian."Menurutmu siapa yang culik, Butet?" tanya Mamak. Saat itu kami sudah di rumah. Bang Umar pergi entah ke mana sedangkan Bang Sandy pulang dengan motor barunya."Gak tau, Mak," "Kamu percaya dengan perkataan nenek itu, dicul
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Ayah Pulang

Orang sudah cari sampai muara, dasarnya sungai diselam tim penyelam. Hutan lindung disisir, ternyata anak itu tidur dalam gerobak. Setelah bangun dikasih es krim sama pria tersebut. Anak itu enteng saja dalam gerobak, mungkin dia merasa seperti jalan-jalan. "Ini anakku, anakku," kata pria itu. Dia seperti orang tidak waras, akan tetapi bagaimana bisa orang tidak waras bawa gerobak yang ditarik pake motor. Gerobaknya juga banyak barang-barang bekas, pria ini sepertinya pemulung.Bang Umar melihatku, mungkin minta kepastian apa benar ini anak yang hilang tersebut. "Itu anak Bu Leni," kataku kemudian.Pria itu diringkus, tangannya diborgol Bang Umar, lalu membawanya ke dalam mobil. "Sandy, gerobaknya bawa ke kantor, itu barang bukti," perintah Bang Umar."Enak saja nyuruh orang, aku bukan bawahanmu," kata Bang Sandy."Jadi siapa yang bawa?""Panggil kawanmu, jika perlu satu pasukan," kata Bang Sandy lagi.Bang Umar pun berusaha memanggil temannya, ternyata tidak ada yang bisa, masing
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Mamak Manja

"Bukan begitu, Mak, cuma aku merasa lebih berguna jadi orang," kataku lagi."Butet, dari dulu kau tetap berguna, kamu tetap kesayangan ayah dan mamak, dari dulu kamu juga sudah sering pecahkan kasus, masih ingat gak, Salsa, ibunya salsa, ibu tirinya Salsa, Wak Haji dan banyak lagi, kamu dari kecil memang sudah berbakat, kebetulan saja saat ayahmu naik haji, tiga kasus datang," kata Mamak lagi."Iya, Mak,""Jangan pernah berpikir begitu ya, Butet, mamak tahu yang kamu pikirkan, kamu bisa tanpa ayah dan Abang Ucok," kata mamak lagi."Gak sampai begitu, sih, Mak, cuma aku merasa lebih bisa berbuat, gitu, Mak,"Tiba hari kedatangan ayah, kami sudah siap menyambutnya di pesantren. Santri pesantren itu baru lima puluh orang, yang mengelola pesantren adalah abang angkatku. Yang dulu disekolahkan ayah di pesantren. Ada juga beberapa guru dari luar. Ternyata Bang Torkis ikut mengantar, Ayah turun dari mobil diikuti Bang Ucok. Mereka pakai peci putih khas haji. Yang pertama didekati ayah adal
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Ganti Formasi

PoV NiaAda yang berubah dari Bang Parlin setelah jadi haji, yaitu, dia seperti lebih menghargaiku, tak membiarkanku kerja berat. Seharian dia hanya menemaniku."Bang, itu sapi gak diurus lagi rupanya?" tanyaku di suatu hari, aku heran, semenjak pulang dari tanah suci, Bang Parlin belum pernah ke kebun melihat sapinya, padahal biasanya jika pulang dari luar daerah, yang pertama dia lihatl adalah sapi dan sawitnya. Ini sudah tiga hari setelah jadi haji, dia tak pergi juga."Biarlah itu diurus orang, Dek, fokus Abang sekarang adalah mengurusmu dan Cantik Jelita ," begitu kata Bang Parlin.Saat malam tiba Bang Parlin mengerjakan sesuatu yang selama ini tak pernah dia kerjakan, yaitu ikat kelambu. Selama ini Bang Parlin punya prinsip urusan tidur itu urusan perempuan. Dia tak pernah mau rapihkan tempat tidur, atau ikat kelambu. Kali ini dia kerjakan. Ranjang bayi pun dia buat kelambunya."Dek, gak ingin naik haji kah?" kata Bang Parlin setelah anak bayi kami tidur."Masih ada bayi, Bang,"
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Bu Kades Naik Haji

Bang Parlin ikut bergabung dengan kami. Suamiku itu lalu di duduk di kursi plastik."Ada apa ini?" tanya Bang Parlin. Dia melihat orang satu persatu. Rumah kami memang jadi ramai, ada Umar dan temannya, ada Sandy dengan laptopnya. "Begini, Yah, kan ada sapi hilang dari desa ini, lima ekor, jadi menurut Abang polisi ini ahli sapi yang bisa melacaknya," kata Butet."Siapa lagi ahli sapi di desa ini, pasti ayah," sambung Ucok."Ayah tahu jika sapi sakit, jika sapi ngamuk, bukan jika sapi hilang?" kata Bang Parlin.Semua terdiam. "Udahlah, kalian lanjutkan lah, kalian yang muda-muda harapan desa," kata Bang Parlin lagi seraya berdiri dan kembali' masuk kamar. Aku mengikuti Bang Parlin masuk kamar."Abang kok gak kayak biasanya?" kataku seraya duduk di pinggir ranjang."Gak kayak biasa macam mana, Dek?""Biasanya jika ada yang butuh bantuan, Abang paling gercep, ini orang kehilangan sapi lima ekor lo, Bang, kasihan sekali," kataku kemudian."Biarlah itu urusan anak muda, Dek," jawab Bang
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

Hukum Dan Perasaan

PoV ButetEntah apa yang terjadi dengan ayahku, semenjak jadi haji justru jadi malas. Dulu ayah orang yang tidak bisa diam, masih subuh sudah mulai aktivitas. Mulai dari ambil rumput, ngurus sapi, ngurus pesantren. Kini setelah jadi haji justru di rumah terus. Sudah tiga hati ayah berkurung di rumah terus. Malam itu aku penasaran, ada apa dengan ayah? Akhirnya aku nguping lagi, duduk di depan pintu kamar orang tuaku. Ini tindakan paling konyol yang sering kulakukan."Dek, gak ingin naik haji, kah?" kudengar Ayah bicara'."Tapi, bayi kita, Bang?" jawab mamak.Aku segera pergi, sudah tahu apa masalahnya, ayah merasa tidak enak hati karena pergi naik haji tanpa mamak. Aku berjanji dalam hati, jika lima sapiku sudah besar, akan jual, uangnya bawah mamak ke Mekkah.Ayah benar-benar jadi pemalas, saat ada kasus yang butuh keahlian ayah, beliau tetap tidak mau ikut terlibat. Katanya biarlah itu urusan anak muda. Akan tetapi aku yakin ayah bisa membantu. Dia sudah beternak sapi puluhan tahun
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more

Gosok dan Gesek

PoV NiaInikah yang namanya bulan madu kedua? Entahlah, padahal Cantik Jelita belum tiga bulan, akan tetapi perasaan seperti baru menikah saja. Baru tadi malam aku naik haji Parlin, sudah pengen lagi. Suasana rumah juga mendukung, bayiku masih tertidur lelap. Aku masih digendong belakang sama Bang Parlin. Dari kamar mandi Bang Parlin jalan ke depan, aku masih nempel di punggungnya."Ini baru the real naik haji," kataku sambil tertawa. Lalu pintu dikuncinya dari dalam, Bang Parlin lalu membawaku ke kamar mandi lagi. Kami lalu mandi bersama."Mandi bersama itu berpahala lo, Dek," kata Bang Parlin seraya menggosok punggungku."Iya , Bang, tapi jarang-jarang bisa mandi gini ya," jawabku."Ada satu keajaiban dunia, Dek," kata Bang Parlin lagi."Apa itu, Bang," "Seorang wanita ditimpa seratus kilo gram tidak mati, malah asyik," "Apa pula itu, Bang?""Keajaiban dunia," "Iya, di mana itu?""Itu yang suaminya seratus kilo lebih, malam-malam dia dia timpa istrinya." kata Bang Parllin."Aku
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Saingan Bu Kades

Butet memang kritis, dia lihat perubahan pada ayahnya, dan dia mempertanyakan. "Begini, Butet, ini bukan pertama kali ayah begini, saat Bang Ucokmu dan kamu lahir, ayah juga gak kerja. Fokus pada keluarga. Bukan karena malas, tapi mengalihkan fokus saja. Kebetulan kita diberikan Allah rezeki yang lumayan. Sehingga tidak kerja pun tetap ada rezekinya. Kemudian karena kesalahan ayah kita bangkrut, rumah dan mobil terpaksa dijual. Dari situ awal mula ayah rajin lagi, sekarang sudah ada sawit, sapi, pesantren. Ayah mau istirahat lagi, fokus keluarga," Bang Parlin tampak coba menjelaskan."Ayah yang selalu bilang, pengalaman guru paling berharga, ayah sudah pernah bangkrut karena gak kerja, mau ayah ulangi lagi," kata Butet lagi."Kita bangkrut bukan karena tak kerja tapi ayah tergiur dengan pekerjaan lain, tergiur dengan untung banyak," kata Bang Parlin.Diskusi itu berakhir dengan sikap Butet yang masih belum bisa menerima perubahan pada ayahnya. Saat pagi tiba, Bang Parlin sudah sibuk
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more

Butet: Ayahku Idolaku

Kami kembali bergabung dengan pasangan suami isteri tersebut. Aku lalu mempersilakan Bang Parlin yang bicara."Begini, Pak, Bu, karena pemilik sapi itu anak kami, jadi kita tunggu saja dulu dia pulang, semua nanti tergantung Butet," kata Bang Parlin."Baik, Pak, kami tunggu di sini saja," kata ibu tersebut."Maaf, bukan mau ngusir, ya, tapi Butet pulangnya jam dua," kata Bang Parlin lagi."Tidak apa-apa, Pak, kami tunggu saja," kata pria itu.Bang Parlin lalu pergi keluar, lalu datang lagi dengan minuman botol dua. Dia hidangkan ke orang tersebut. Pria itu minum, sekali teguk habis satu botol."Sudah sarapan, Pak?" kataku kemudian."Mmm, belum, Bu," "Bang, beli dulu sarapan di sana," kataku kemudian, yang dijawab Bang Parlin dengan gerakan menghormat lagi."Siap, Bu Kades," "Sebetulnya, saya malu bilangnya, Bu, kami belum makan dari kemarin," kata ibu itu lagi."Wah, kok bisa gitu, kan baru jual sapi?""Penjualan sapi hanya lima puluh juta, Bu, bayar semua hutang tinggal sepuluhan j
last updateLast Updated : 2023-03-25
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
53
DMCA.com Protection Status