Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 371 - Chapter 380

528 Chapters

Tamu Tak Diundang

Aku benar-benar terdiam, tak dapat berkata apa-apa lagi. Apakah benar laranganku itu, blokiran itu yang membuat Salsa jadi begitu?Butet mendekatiku, lalu merangkul bahu ini."Gak usah merasa bersalah, Mak, mamak sudah tepat, Salsa itu bukan tanggung jawab kita, dia punya orang tua," kata Butet. Anakku ini memang yang paling paham apa yang kurasakan."Cok, mamak hanya memikirkan kau, memikirkan mentalmu, Salsa jadikan tidur bareng sebagai alat untuk mengikatmu, mamak hanya coba mencegah," kataku kemudian."Iya, Mak, iya, kayak anak kecil aja aku diikat segala dengan tidur bareng, ya, Allah, Mak, aku bukan anak kecil mamak lagi, aku sudah punya KTP sekarang," kata Ucok.Semenjak Ucok punya KTP, entah sudah berapa kali dia pamer tentang KTP -nya. Asal berdebat dengan Butet pun dia suka tunjukkan KTP. "Bang Ucok, Abang kan pernah bilang, jika yang Abang sukai hidupnya akan berantakan, ya, udah, gak usah sukai, gak usah pedulikan, biar hidupnya tenang," kata Butet.Kami mau berdebat lagi
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

Ketika Anak Mantan Datang

Risih juga melihat Amanda seperti itu, padahal dia keturunan Arab. Wajahnya cantik, bodinya juga Bagus. Kulihat Ucok yang sesekali melirik Ananda, sedangkan Bang Parlin berusaha buang muka. "Gak risih apa pakaiannya kek gitu?" tanya Butet."Hehehe, dah biasa, Tet, justru pakai baju longgar yang buat aku risih," kata Amanda."Padahal kalian keturunan Arab," sahutku kemudian."Abu jahal juga keturunan Arab, Mak," Ucok ikut bicara. Kali ini cukup membuat Amanda tersinggung."Gak usah rasis lah, gak usah singgung keturunan, itulah enaknya di Australia, mau kulit hitam, putih, merah, gak akan ada yang singgung ras," kata Amanda.Ucok ternyata risih juga di dekat Ananda yang celana super pendek, pangkal pahanya kelihatan. Ucok menjauh saat makan, dia ambil nasi dan sepotong ikan, dia pergi ke pondok.Bang Parlin juga ikut Ucok. "Permisi ya , ke sana dulu," kata Bang Parlin. Tinggal aku, Butet, Amanda dan Lindung di pinggir sungai tersebut."Aku tahu, Tante, mungkin Ucok cemburu," kata Li
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

Menguji Bang Parlin

Libur sekolah tiba, ada hari besar keagamaan, sehingga tanggal pun jadi merah. Ucok dan Butet masih di rumah. Pagi itu aku rebahan seperti biasa, entah kenapa kehamilan kali ini membuat aku malas-malasan bergerak di pagi hari. Orang yang berurusan dengan kepala desa pun kadang datangnya ke rumah."Cookkk!" aku berteriak memanggil Ucok. Anakku itu datang dengan tergopoh-gopoh. "Ada apa, Mak?" sahutnya."Tolong ambilkan hp mamak," kataku kemudian."Kan, itu, Mak," kata Ucok seraya menunjuk hp tersebut di atas meja rias."Ya, ampun, Mak, kan dekat gini," "Udah, ambil saja, Cok," kataku seraya tersenyum."Iya, Mak, iya," kata Ucok.Akan tetapi baru saja mau buka hp, ada tamu datang, ternyata Lindung dan Amanda datang lagi. Aku terpaksa keluar kamar juga."Mana Om Parlin," tanya Lindung."Lagi keluar, memang kenapa?" tanyaku."Begini, Tante, kami mau pulang, rencananya dari Medan kami akan ke Bandung, ziarah ke makam ibu," kata Lindung lagi."Oh, iya, baguslah, terus apa hubungannya deng
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

Gagal Haji Karena Bayi

"Saat aku menyelam di sungai nangkap ikan, untuk makan keluarga, bukan pahlawan, tapi saat aku menolak pergi ke Bandung, baru pahlawan," kata Bang Parlin. "dunia ini makin aneh," sambung Bang Parlin lagi."Abang yang bilang, wanita itu makhluk paling misterius di dunia ini," jawabku."Suka-sukamu lah, Dek," jawab Bang Parlin. Memang aneh, tapi bagiku ini perubahan besar dari dua lelakiku, Ucok bisa menolak Amanda, gadis yang disukainya sejak dulu, Bang Parlin bisa menolak bantu orang, berhubungan dengan Rara lagi. Ini satu kemajuan, receh memang, tapi, entahlah, aku bahagia sekali."Abang lagi bingung ini, Dek," kata Bang Parlin di suatu malam, saat itu hari sudah jam sebelas malam."Kenapa bingung, Bang? Udah, Lindung itu anak orang," kataku kemudian."Itulah kamu, Dek, cepat sekali nangkap, tapi salah," kata Bang Parlin."Jadi?""Tadi Abang ditelepon biro haji, kita akan berangkat tahun ini, mulai bulan depan akan manasik haji," kata Bang Parlin."Wah, tapi aku hamil, Bang,""Itula
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

Cemburu Ala Bang Parlin

Akhirnya disepakati, Bang Parlindungan dan Ucok yang akan berangkat naik haji. Pergantian ini cukup menyita waktu juga, karena tempat pendaftarannya di Medan, Torkis yang urus semua waktu itu. "Torkis, aku gak bisa berangkat ini, bisa bantu urus dulu, biar Ucok yang gantikan?" tanyaku pada Torkis lewat telepon."Lo, kenapa, Bu?" tanya Torkis.Aku lupa, dia belum tahu tentang kehamilan ini."Kurang sehat aku, Torkis," malu juga aku bilangnya lagi hamil."Kurang sehat bagaimana, Bu, kok gak kasih kabar?" Torkis kedengaran khawatir."Aku hamil, Torkis, bulan haji ini perkiraan melahirkan," kataku."Astaghfirullah, eh, Alhamdulillah," "Jadi kami sudah sepakat, Bang Parlindungan dan Ucok saja yang berangkat naik haji," kataku kemudian."Waduh, Ibu hebat, ada lagi adikku," kata Torkis."Bisa, bantu gak?""Bisa, Bu, bisa,""Kirimkan semua berkasnya, KTP, KK, surat kuasa dan semuanya, biar aku yang urus di sini, beres itu, Bu," kata Torkis."Alhamdulillah,"Aku sedikit lega, mungkin kami ta
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

Butet Mengamuk

PoV ButetAku kini sudah berseragam SMA, biarpun umurku lebih muda dari teman-teman sekelas, akan tetapi aku yang lebih besar. Masih seperti saat SMP, pelajaran sekolah masih bisa kuikuti. Aku yang jarang punya teman saat SMP, saat SMA pun sama juga. Entah kenapa kawan sebaya bukan teman yang cocok untukku.Hari itu saat aku pulang, aku tidak melihat Bang Ucok, biasanya kami selalu pulang bersama. Kulihat ke parkiran motor, motornya sudah tidak ada. Bang Ucok mungkin sudah meninggalkaku di sini.Aku akan menunggu angkutan saja, ketika aku berdiri di pinggir jalan, tiba-tiba ada motor berhenti di dekatku. Ketika pemotor itu membuka helm, spontan aku berseru."Bang Umar!""Ayo kuantar," ajak polisi tampan tersebut.Karena memang angkutan sudah tak ada, aku mau saja. Akan tetapi baru saja kami jalan, Bang Ucok sudah datang, dia memeepet motor polisi tersebut."Tet, ayo pulang," kata Bang Ucok."Udah, aku pulang sama Bang Umar saja," kataku."Tidak boleh!" kata Ucok."Abang tadinya entah
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

Butet Viral

Ayah lalu memegangiku, lalu menyuruhku duduk. Aku lalu duduk dir kursi."Untung juga kau adikku, Tet," kata Bang Ucok seraya memegangi rahangnya."Tarik nafas dulu, Tet, istighfar," kata Ayah. Aku menuruti perintah ayah, setelah tarik nafas panjang dan istighfar, aku baru merasa tenang."Sekarang ceritakan ada apa?" kata Ayah lagi."Kan aku pulang sekolah, Bang Ucok gak ada, entah dia ke mana," kataku memulai cerita."Aku pergi jajan, Tet," Bang Ucok langsung bicara."Terus?""Datang si Agnez sama dua temannya, dibilangnya aku muka boros, dibilangnya aku chat pacarnya, aku gak peduli, eh dia tarik rambutku, tendang perutku, aku marahlah, aku pukul dua kali, mampus situ," kataku kemudian."Bagus, Tet, itu baru anak ayah, jangan mau ditindas," kata Ayah."Ayah bagaimananya, itu si Polisi itu antar jemput Agnes, Yah, Butet cemburu," kata Bang Ucok."Awas kau, Bang ya," kataku seraya menunjukkan kepalan tangan."Gak usah mengelak kau, Tet, terlambat aku sikit sudah naik motor polisi itu
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

Tentang CCTV Yang Rusak

Akhirnya Bang Ucok mendukungku kali ini, dia berusaha menenangkan mamak yang sudah mulai panik. Yah, memang dipikir-pikir, ibu mama yang tidak panik, anaknya viral di media sosial, memukuli anak Kapolsek lagi."Butet gak salah, Mak, karena perempuannya anak Kapolsek itu, kalau gak bisa kupukul juga itu," kata Bang Ucok."Aduh, bukan perkara salah gak salah, gak bisa kah kalian adem dulu, jangan banyak tingkah dulu, jangan cari masalah dulu," kata Mamak."Iyar Mak, maafkan Butet, Mak," kataku kemudian.Ada mobil parkir di depan rumah, aku melihat Bang Umar turun dari mobil, lalu membuka pintu tengah mobil tersebut. Terus pria berpakaian polisi turun dari mobil. Di pundak pria itu ada tiga balok warna emas. "Silahkan masuk, Pak," kata Mamak."Tidak, di sini saja, saya masih menghargai anak kalian yang dapat penghargaan sahabat polisi, jadi saya tunggu di kantor, tidak perlulah saya tangkap lagi," kata Pria tersebut. Aku kenal pria ini, dia yang berikan penghargaan untukku tempo hari
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

Hukum Sebab Akibat

"Butet, jika memang sudah tidak ada bukti, udah minta maaf saja," kata Ayah saat kami dalam perjalanan."Tidak, Yah, aku tidak mau minta maaf, aku sudah di-bully, masa aku yang minta maaf," kataku. Aku tahu yang dikawatirkan ayah. Beliau tentu tidak rela anaknya ditahan polisi. Aku coba buka Facebook-ku, melihat kembali video tersebut. Yang memposting video itu pertama kali adalah Vina, teman satu geng Agnes. Aku coba kirim pesan inbox untuknya."Aku dan kamu tahu apa yang terjadi, apakah kamu tidak merasa berdosa memosting video yang sudah dipotong?" pesanku padanya.Dia langsung membalas ..."Tak ada kupotong ya," "Lalu mana video sebelumnya?" "Memang videonya hanya itu,""Kamu sengaja memvideokan saat aku memukuli saja," pesanku lagi."Suka-suka aku lah, kapan aku mulai video,""Oh, gitu ya, mungkin mulutmu itu sasaranku selanjutnya," pesanku lagi."Jangan!""Lihat sajalah, jika aku sampai ditahan polisi, kau yang pertama kucari setelah bebas," pesanku lagi."Sumpah, aku hanya
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Butet Dilawan?

Bisa minta tolong, Pak?" kataku Pada Kapolsek tersebut."Minta tolong apa?"Aku segera mengambil tangkapan layar pada video kedua, di mana ada mobil berhenti di depan gerbang sekolah, aku pilih yang terlihat nomo plat polisinya."Ini, Pak, bisa minta tolong cari tahu ini mobil siapa?" kataku kemudian.Kuperhatikan wajah Kapolsek tersebut, belia tampak terkejut. Dia lalu berdiri terus ambil hp."Tak perlu menyuruh orang itu buang mobilnya, Pak, sayang dibuang," kataku lagi. Ayah melihatku, mamak juga seperti terkejut. "Ada yang kau sembunyikan, Tet" tanya Ayah."Gak ada, Yah, justru baru dapat bukti," jawabku.Sementara Kapolsek itu sepertinya sudah gelisah, dia mondar-mandir sambil bicara melalui HT. "Bagaimana, Pak? Apakah saya ditahan?" Aku mendesaknya."Apanya kau, Tet" tanya mamak.Lalu kutunjukkan video itu pada Mamak, mamak dan ayah sama-sama menontonnya. Lalu video kedua itu juga kutunjukkan. Ayah jadi marah. "Pak!" ayah memanggil Kapolsek tersebut."Sebentar, Pak, sebent
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
53
DMCA.com Protection Status