Home / Urban / Suamiku Jadul / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Suamiku Jadul: Chapter 351 - Chapter 360

528 Chapters

Butet 3

Terdengar suara letusan senjata api, aku sangat terkejut. Kubuka mata yang sedari tadi kututup, aku memang pemberani, tapi jika ada pistol dan pisau takut juga.Japar masih berdiri sambil mengacungkan pisau, ternyata tembakan tadi tembakan peringatan ke udara. "Buang pisaumu," kata Polisi itu lagi.Akan tetapi Pajar sepertinya tidak takut, sementara ibunya sudah menjerit-jerit. Aku juga mundur empat langkah. Polisi muda itu tampak tenang, dia terus mengawasi Japar sambil menodongkan senjata."Jangan paksa saya menembak kakimu," kata polisi tersebut. Akan tetapi Japar malah pergi dengan pisau di tangan."Tembak saja, lebih baik mati dari pada di penjara," kata Japar.Polisi muda itu terus mengikuti Japar yang terus menjauh. DorrSekali lagi terdengar suara tembakan peringatan. Warga desa mulai ramai. Tapi Japar tidak menyerah juga. Dia terus berjalan sambil berteriak-teriak.Tiba-tiba dari balik batang pohon sawit, muncul Bang Ucok, Bang Ucok menyergap Japar yang memegang pisau. Seju
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Butet 4

Umar Hadi nama polisi muda tersebut, pangkatnya brigadir dua. Biasa dipanggil Bripda Umar. Polisi yang baru bertugas di polsek daerah kami. Setelah dia memberikan nomor teleponnya. Kami jadi sering komunikasi lewat WA, akan tetapi yang kami bahas selalu masalah hukum dan masalah berat lainnya. Dengan pria ini aku merasa cocok berteman. Tidak seperti pemuda sebayaku yang lebih banyak membahas hal tak berguna.Siang itu kami kedatangan tamu, kebetulan kami semua lagi di rumah, Bang Ucok sudah pulang sekolah. Mamak tidak ngantor karena lagi kambuh penyakit malasnya, sedangkan ayah baru datang mengambil rumput."Assalamualaikum," "Waalakum salam," aku yang membukakan pintu, yang datang ternyata teman mamak, ayahnya korban begal tersebut."Oh, si Tamet," kata Mamak seraya menyalami tamu tersebut.Mamak yang sedari pagi rebahan tiba-tiba sudah segar saja, aku pun ke dapur mengambil minum, Ayah datang bergabung."Saya datang mau mengucapkan terima kasih," kata Om Tamet ini."Anak saya sud
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Butet 5

Sebelum pergi ke Polsek, kami jemput Bang Ucok dulu, dia pulang lebih cepat karena masih ujian. Dengan masih memakai seragam sekolah kami pergi ke polsek setempat. "Buah memang jatuhnya tidak jauh dari pohonnya, ayahnya bapak teladan, anaknya sahabat polisi teladan," kata Ayah saat kami dalam perjalanan. Keluarga kami ada kebiasaan, yaitu dalam perjalanan selalu diskusikan apa saja. "Mamaknya mamak teladan," kata Bang Ucok. "Tapi gak ada piagamnya," Ayah seperti mengejek mamak. "Gak perlu penghargaan gak butuh piagam," jawab Mamak. Sampai di polsek, ternyata penghargaan itu diberikan pakai upacara segala. Dan ada pula gladi resiknya. Upacara itu sendiri berlangsung hikmat. Kapolsek menyerahkan langsung penghargaan tersebut. Ternyata bukan cuma piagam, ada juga uang, aku dan Bang Ucok masing-masing dapat satu juta. "Itu Bang Umar gak nampak ya, Mak," tanyaku pada mamak. Aku heran mulai dari gladi resik sampai selesai upacara, pria itu tidak nampak juga. "Urusan apa sama dia kau
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Butet 6

Ayahku ini memang selalu seperti ini, susah sekali untuk minta maaf, aku sering dengar pembicaraan ayah dan mamak, ayah selalu cari cara untuk tidak meminta maaf, entahlah, ini salah satu kelemahan ayahku. Hal lainnya, ayahku super hero bagiku.Mamak datang, begitu datang langsung minta maaf."Maafkan Mamak ya, Tet," kata mamak seraya memelukku.Mamak ini kebalikannya, mudah sekali meminta maaf, kadang aku yang salah pun mamak akan minta maaf. Akhirnya kami duduk-duduk di sofa malam itu."Tapi, Inang, biarpun mamak sudah minta maaf, kamu tetap bersalah, ayah tidak izinkan kamu pacaran," kata Ayah.Inang adalah panggilan sayang Ayah padaku, seringnya dipendekkan jadi "Nang" saja. "Kenapa panggil Inang, Yah?" aku justru mengalihkan pembicaraan. Bertanya sesuatu hal yang sudah kutahu jawabannya."Itu panggilan sayang, Tet," jawab Ayah."Kenapa ayah jarang panggil Inang, berarti ayah jarang sayang padaku," kataku lagi."Oale baya boru Regaron," Ayah justru mengutip sepenggal nyanyian un
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Butet 7

Akhirnya kami jemput Bang Ucok lebih dulu, ini sebenarnya aneh rasanya. Masa polisi bertugas sendiri, biasanya polisi itu bertugas minimal dua orang, ini sendiri, atau dia memang sengaja datang sendiri."Tampan sekali Abang polisi ini ya, Tet?" kata Salsa saat kami dalam perjalanan."Iya, Salsa,""Pacarmu ini?" tanya Salsa lagi seraya berbisik."Nggaklah, Salsa, masih sekolah kita," kataku kemudian."Memang kalau sekolah tidak boleh pacaran, apa kabar si Revi yang pacaran masih SMP," kata Salsa lagi."Itu prinsip, Salsa, dalam keluargaku tidak boleh pacaran, Bang Ucok pun sama, tidak boleh pacaran," kataku."Wiii, putuslah harapanku," kata Salsabila."Hehehe," aku hanya tersenyum.Saat kami sampai di sekolah Bang Ucok, dia belum pulang, kami menunggu di depan sekolah. Bang Umar berdiri di samping mobil patroli, Sedangkan aku dan Salsabila duduk di depan tukang bakso.Brukkkk!Tiba-tiba terdengar suara seperti benturan keras, ternyata ada kecelakaan, motor menabrak mobil. Aku tak semp
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Butet 8

Bang Umar tetap membawa orang tua tersebut ke kantor polisi. Tega sekali Bang Umar, lebih tega lagi yang mengadukannya. Orang tua sendiri dipolisikan?Saat kami sudah hendak berangkat, datang mobil pic up, lalu berhenti di depan rumah tersebut sementara orang tua itu sudah di dalam mobil. Bang Umar sedang mempersiapkan surat penangkapan untuk ditandatangani kepala desa setempat."Bagaimana rasanya, Ayah?" kata seorang pria yang baru turun dari mobil pic up. Orang tua itu hanya diam."Ini orang tua bapak?" tanyaku kemudian."Iya, benar,""Bapak mempolisikan orang tua sendiri?" tanyaku lagi."Iya, dia pantas dipolisikan, itu belum seberapa," katanya lagi.Emosiku meluap, ingin rasanya kupukul pria ini, enteng saja dia bilang begitu. Ya, Allah, ada orang seperti ini."Dasar sampuraga, Malin Kundang, si Mardan," aku menyebut semua tokoh cerita durhaka yang aku tahu "Jangan bicara begitu kalau tidak tahu ujung pangkalnya. Lebih baik diam." kata Pria tersebut."Memang bagaimana ceritanya?
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Ucok Vs Salsa

PoV NiaTernyata punya anak beranjak dewasa itu lebih mengawatirkan dari pada punya anak bayi. Itu yang kurasakan saat ini. Putriku mulai dekat dengan pemuda, yang ditaksir anakku justru ada di rumahku sendiri. Membuat aku jadi sering deg-degan. Saat Salsabila di rumah kami, aku jadi sering khawatir iblis menang. Apalagi Salsabila sepertinya tanpa pertahanan iman yang kuat. Rasanya ingin tahunya sangat besar.Malam itu hari sudah jam sebelas lewat tiga puluh menit, seperti biasa aku masih mengobrol dengan suami. Ini memang waktu terbaik bagi kami untuk membicarakan apa saja."Sekiranya Abang mau, punya mantu polisi?" tanyaku pada Bang Parlin."Gak, Dek, tapi jika sudah jodoh, kita mau bilang apa," jawab Bang Parlin."Aku selalu khawatir dengan Butet, Bang," kataku lagi."Percayalah, Dek, kita sudah mendidik mereka dengan baik," "Bang, nanti anak kita kita kasih nama apa?" tanyaku lagi."Entahlah, Dek," "Jika perempuan jangan kasih nama Rara ya, Bang?""Ya, Allah, pembicaraan ditutup
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more

Gadis Cantik Yang Tak Diinginkan

Sepanjang perjalanan, Salsa terus diinterogasi oleh Butet. Pengakuan Salsabila tetap seperti itu."Aku tidak tahu lagi tidur di kamar Ucok, setahuku aku tidur di samping Butet. Kan pintu kamarnya sama," jawab Salsa."Mana mungkin, gak masuk logika, kenapa pintunya terbuka sedikit?" kata Butet lagi."Ya, gak tau juga," kata Salsa."Biar bisa kami lihat kan? Apa tujuanmu sebenarnya" tanya Butet lagi."Gak ada tujuan apa apa-apa," kata Salsa."Lalu kenapa harus ngaku yang nggak-nggak?" aku ikut bertanya."Aku hanya ingin jadi bagian keluarga kalian, Tante," kata Salsa."Astaghfirullah,""Aku takut dirajam, Tante," kata Salsa lagi."Ah, sudah gak benar kau, Salsa, dalam satu menit sudah berubah pengakuanmu, tadi katanya ingin jadi bagian keluarga kami, eh, sudah berubah jadi takut dirajam, kau pikir ayahku sekejam itu?" kata Butet."Maksudnya gabungan keduanya, Butet, pengen jadi bagian keluarga kalian, sekaligus takut dirajam," kata Salsa."Sudah, sudah, kita serahkan ke orang tuanya, se
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

Salsa dan Tai Ayam

Mobil kami tentu tidak bisa mengebut lagi. Hanya mobil Xenia tahun rendah. Setelah bangkrut dulu, mobil Mitsubishi Strada kami memang dijual Bang Parlin. Setelah naik lagi, dia beli mobil bekas yang murah. Tapi mesinnya masih terawat, bisa ke Medan entah sudah berapa kali bolak-balik. Di kebun ada tiga truk, satu sudah dimodifikasi khusus bawa sapi. Satu lagi truk pelangsir sawit. Satu lagu truk l 300 serbaguna, aku bilang serba guna karena trik itu seringkali kami pakai jalan-jalan. Sering juga dipakai Bang Parlin bawa rumput.Menjelang sampai di ibukota kabupaten, ada persimpangan. Bang Parlin mengehentikan mobil."Kita ke arah mana?" tanya Bang Parlin."Entahlah, Bang," jawabku."Aku ada ide, Yah, kita ikuti remehan roti," kata Butet."Oala, Butet, kau pikir film Hollywood ini?" kata Bang Parlin."Aku mau bilang ikuti tai ayam, tapi terlalu kasar, karena truknya truk ayam," kata Butet."Iya, ya, kok bisa pintar kau, Tet," kata Bang Parlin seraya turun dari mobil. Bang Parlin bena
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

Nasibmu Salsa

PoV SalsabilaUang memang bisa membeli ranjang, tapi tidak bisa membeli tidur. Ungkapan itu sangatlah tepat untukku. Uangku banyak, tapi batinku tersiksa. Masih belum cukup umur, aku sudah punya uang dua ratus juta, seratus jutanya beli pedet. Semua kebutuhanku dipenuhi Papa. mobil beserta sopirnya siap sedia mengantarkanku ke mana kumau. Semenjak papa mengundurkan diri, semenjak Mama bunuh diri, hidupku berubah drastis. Tak ada lagi tempat bermanja-manja. Papa seperti orang lain saja. Paman dan bibi tak peduli lagi. Dua abangku justru larut dengan dunianya masing-masing. Setelah ibu tiriku ditangkap polisi. Kupikir papa akan berubah, akan tetapi ternyata tidak. Aku sangat sakit hati ketika papa membawa perempuan ke rumah. Kata papa itu mama baru. Makin sakit hati ketika papa bilang mau pergi bulan madu ke bali. Entah kapan mereka nikahnya. Aku disuruh ke rumah lama kami.Aku dapat ide pergi ke rumah Butet, keluarga mereka adalah keluarga terbaik yang pernah kutemui. Aku pergi tanp
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status