Selamat kami di kafe itu, Mbak Helen tidak berani' lagi mendekat, padahal aku sudah minta maaf. Mungkin dia takut karena sempat kubentak tadi. Aku kah yang terlalu sensitif, atau keadaan memang membuat aku mudah marah.Aku coba runut kembali kejadian hari ini, dua kali aku salah sangka, dua kali aku mintak maaf. Akan tetapi jiwa wanita tak pernah salahku muncul. Ini semua salah Bang Parlin."Bang, coba kemarin-kemarin Abang jujur, kan aku gak curiga," kataku setelah kami selesai makan."Ini tentang apa, Dek?" tanya Bang Parlin."Tentang Abang punya anak angkat perempuan, tentang ada gadis cadel," kataku."Iya, Dek, iya, Abang minta maaf," kata Bang Parlin."Lo, tumben cepat kali minta maaf, Bang?" tanyaku kemudian."Waduh, jadi harus bagaimana, Dek,""Biasanya Abang jago ngeles," "Ya, Ampun," Saat kami sudah hendak pulang, ada mobil parkir di depan kafe tersebut. Aku kenal mobil itu, itu mobil Tugirin. "Eh, Bang Parlin, Tumben bawa poltob ini?" kata Tugirin."Razia, Bang Haji," jaw
Last Updated : 2023-02-17 Read more