Home / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 211 - Chapter 220

268 Chapters

Amarah Raudah

"Jadi mereka tak ada di sana?" tanya Denny pada anak buahnya di ujung telepon."Ya, Bang," jawab seseorang yang bertanggung jawab mencari Ghaza dan Kalila di rumah duka, tempat di mana jenazah Hamdi tengah diurus.Mereka diutus oleh Denny, yang tak rela Bondan harus mengembus napas terakhir tanpa seseorang yang paling dicintai, Kalila. Tak peduli jika harus menyingkirkan Ghaza. Selama ini baginya, yang hidup sebatang kara, hanya Bondan yang peduli seperti keluarga. Jika sekarang pria itu tengah di ujung kematian, mana bisa dia berdiam diri? Setidaknya membawa Kalila dengan berbagai cara, adalah salah satu bentuk balas budinya. Kalau tidak, Denny akan dihantui rasa bersalah sepanjang sisa hidupnya."Kembali saja. Aku sudah menangkap buruan lebih besar." Denny menyeringai. Siapa sangka yang bersembunyi dan dicari-cari akan muncul dengan sendirinya."Baik, Bang!" jawab orang di ujung telepon.Denny tak sabar menunggu tangkapan anak buahnya kali ini. Setidaknya, mendapatkan Raudah seprti
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Melukai Demi Menjaga Kehormatan

KISAH wanita pertama yang dilecehkan dan mendapat pembelaan Nabi, bahwasanya ada seorang wanita Arab yang datang ke pasarnya orang Yahudi Bani Qainuqa.Dia duduk di dekat pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang di antara mereka hendak menyingkap kerudung yang menutupi wajahnya. Diam-diam tanpa diketahui Muslimah tersebut, pengrajin perhiasan ini mengikat ujung jilbabnya, dan ketika ia bangkit, auratnya seketika itu juga tersingkapMuslimah ini spontan berteriak dan seorang laki-laki Muslim yang berada di dekatnya melompat ke pengrajin perhiasan itu dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi kemudian membalas dengan mengikat laki-laki Muslim tersebut lalu membunuhnya.Rasulullaah Shallahu’alaihi Wassallam yang berang, bersama pasukan kaum Muslim berangkat menuju tempat Bani Qainuqa dan mengepung mereka dengan ketat.Begitulah, ketika ketika kehormatan seorang muslimah dilecehkan, Islam akan membenya.❤❤❤"Kita harus berpencar dan bergerak cepat! Kamu dan kamu ke sana!" Pria yang membaw
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Nyawa yang Menjadi Hak Allah

"Kamu mau membunuhku? Bunuh saja aku!" seru Denny meringis menahan sakit tak terperi di kedua kakinya.Lelaki itu menatap nyalang pada Raudah yang sedari tadi menatap penuh amarah ke arahnya. Tampak matanya telah basah dan memoloskan cairan hingga membuat cadarnya kuyu.Denny bukan sekadara menantang. Akan tetapi, dia memang merasa tak berguna hidup jika kedua kakinya telah cacat. Apa gunanya dia hidup? Meski keinginan berkumpul dengan anaknya yang lahir dari rahim seorang pelacur pernah menjadi keinginannya. Namun, keinginan itu tak sekuat keinginan Bondan yang begitu mencintai Kalila. Atau bahkan darah dagingnya itu akan senang mendengar kabar kematian bapak biologisnya. Mana ada seorang anak yang lahir dari benih seorang penjahat? Pemerkosa dan pembunuh. Lengkap sudah kejatahan yang Denny perbuat.Lelaki itu tak menyangka jika wanita bercadar tersebut akan nekad mengambil pistol anak buahnya dan melepaskan tembakan padanya."Heh." Raudah kini menampakkan senyum sinis. Hal yang bel
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Mereka juga Berdarah Dingin

"Assalamualaikum," sapa Jaya pada Faqih yang tengah ikut mengatur acara, dengan mempersilakan tamu-tamu untuk duduk di tempat yang tuan rumah sediakan."Waalaikumsalam," jawab ustaz muda itu sembari menoleh, melihat siapa yang baru datang dan mengucap salam padanya.Faqih tercenung menatap wajah brewokan di depannya. Tampak tak asing. Namun, banyaknya wajah yang ia temui setiap hari menyulitkan mengingat, sebab lama tak bertemu."Masih ingat saya?" tanya Jaya sambil melempar senyum tipis. "Saya sepupu Habib yang dulu sering nongkrong di Pesantren."Setelah mengingat-ingat, akhirnya Faqih tahu siapa gerangan yang berdiri di depannya dengan menyapa akrab itu."MaasyaAllah, maafkan saya." Faqih meraih tangan pria tua itu dan menyalaminya. Dia baru ingat, meski tak datang setiap waktu. Dalam beberapa bulan sekali, lelaki tua itu datang berkunjung ke Pesantren Almujahid. Dan Faqihlah yang melayani, mengingat dia aktif sebagai abdi dalem keluarga Ustaz Habib.Namun, tiga tahun belakangan s
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Seorang Atheis

"Denny, Denny, Denny ... Pria yang sabar dan telaten menjaja obat perangsang." Mr. X tertawa puas melihat pria yang memihak Bondan tersebut terbujur di lantai tanpa bisa berbuat apapun."Bangs*t!" Denny meludah ke samping. Tindakan yang dibuat untuk meremehkan musuhnya. "Siapa lo?"Mr. X tersenyum masam. Diletakan satu kaki dengan berjongkok mendekat pada Denny. Lalu membuka kacamatanya perlahan."Masih ingat?" Pria itu tersenyum."Kamu?!" Mata Denny menyipit kala melihat wajah di depannya, lalu mata itu melebar ketika ingat sesuatu. Kelebatan masa lalu yang dilalui dengan pria itu, kesalahan yang dibuatnya dengan Bondan yang mereka pikir sudah merenggut nyawanya."Kamu pikir aku akan membiarkanmu dan Bondan mati begitu saja?" Mr. X tertawa. Apa yang dilakukannya selama ini seperti tengah mendayung hingga dua tiga pulau terlampaui. Membantu orang-orang baik, dan memberi hukuman sekaligus pada orang yang berlaku jahat padanya.__________Ucapan Jaya terhenti yang tengah meyakinkan Lian
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Semudah itu Jatuh Cinta

"Keadaan di luar mengerikan. Bang Deny sudah tertangkap oleh Mr. X," ucap salah seorang pria yang kini menjaga Bondan bersama dua rekannya yang lain. Pria-pria itu berdiri di depan kamar rumah sakit pasien yang kini bos mereka dirawat."Apa yang terjadi?" tanya satu rekannya yang lain."Mr.X sangat licik. Hari itu memang Bos meminta untuk membunuh Hamdi. Tapi apa kamu tahu, tim yang menanganinya gagal karena penjagaan ketat dari anak buah Mr. X.""Jadi ....""Ini politik cari muka!""Cari muka?""Ya, Mr. X sengaja mempercepat tujuan Bos Bondan membunuh Hamdi, demi menyudutkan Bos di mata keluarga Hamdi.""Sebentar? Maksudmu?""Ya, Mr. X-lah yang membunuh Hamdi. Dengan begitu empat tujuannya tercapai sekaligus. Menyudutkan Bos, cari simpati dan kepercayaan keluarga pesantren dan mengurangi beban mereka menjaga Hamdi. Satu lagi, dia bisa menghabisi Bang Denny.""Apa?!""Tak percaya? Heh." Pria itu tersenyum sinis. "Kamu memang tak mengerti, dunia mafia memang kejam. Seringkali tak bisa
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

SEASON 6 : Beban Perjodohan

"Kenapa senyum-senyum sendiri, Al?" tanya Aishwa yang membawakan segelas susu untuknya."Hah?" Alhesa sontak menoleh dan mendapati budenya sudah berdiri di sisi ranjang. Sejak kapan perempuan itu berada di kamarnya? Alhesa menoleh, dan benar saja pintunya dibuka, bahkan sebelum masuk kamar pun pasti sudah kelihatan ekspresi wajahnya, yang tengah membaca pesan balasan dari Ustaz Faqih."Oh, Bude." Gadis yang terkejut itu segera membalik ponsel den meletakkan di nakas.Dahi Aishwa berkerut. Diraih ponsel Alhesa, yang membuat mata gadis itu melebar sempurna. Apa Budenya akan lancang membuka ponselnya? Bukankah dia sudah dewasa dan punya privasi untuk hal itu."Jangan meletakkan ponsel dalam posisi terbalik, sayang layarnya nanti tergesek," ucap Aishwa sambil meletakkan ponsel gadis itu kembali dalam posisi menghadap ke atas.Alhesa menghela napas lega. Saking takut kepergok alasannya senyum-senyum sendiri, dia sampai suudzon kepada wanita yang mengerti agama jauh lebih matang dari padan
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Tantangan yang Diterima

Detik kemudian, suara ponsel di kantong Ali terdengar. Pemuda itu pun menjauhkan tubuhnya dari sang nenek, lalu merogoh benda pipih di kantongnya."Hallo, assalamualaikum. Om, di mana?" tanya Ali yang heran, Omnya mendadak hilang setelah perginya Umi dan Abinya."Waalaikumsalam. Li, bisa bantu Om?""Bantu?""Ya?""Ap-apa itu?" tanyanya ragu."Datanglah ke mari, Om akan menjelaskannya nanti."Dada Ali seketika berdebar. Apa yang terjadi dengan Omnya? Pikirannya tiba-tiba melayang pada kejadian di makam, saat Omnya tampak begitu emosi dan ingin membalas perlakuan para penjahat itu. Apa Omnya ingin mengajak Ali bergabung untuk itu?Di saat itulah Fozee masuk, berniat menggantikan Ali di sisi nenek mereka. Sementara wanita tua itu tampak aneh dengan obrolan cucunya dengan orang di ujung telepon yang sempat dia tahu adalah Indra. Ekspresi pemuda itu seperti tengah panik. Ada kabar apakah gerangan?"Ini soal apa, Om? Em, Ali gak bisa tinggalin Fozee dan nenek sendiri," kilah Ali yang merasa
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Kedatangan Putera Mahkota

Ke-tujuh orang itu digiring ke mobil untuk diantar pulang. Namun, Ubed dicegah oleh seseorang. Mereka yang tadinya diliputi ketenangan sekaligus kelegaan dalam hati lantaran akan pulang, kembali bertanya-tanya dalam hati. Hati mereka memiliki firasat buruk tentang Ubed."Maaf silakan kalian semua pergi, kecuali Gus Ubaidillah," ucap pria berbadan tegap tersebut. "Apa?!" Semua orang tak terima terutama Liana. "Kenapa harus Gus Ubed?" Habib bergerak memberikan diri sebagai tameng. Ia merasa pria di belakangnya akan dijadikan tumbal untuk yang lain. Benarlah, seharusya dari awal ia tak mudah percaya begitu saja."Tapi kata Tuan, ini atas permintaan Gus sendiri," jelas pria yang mendapat perintah dari Mr. X.Raudah yang khawatir pada suaminya, menarik pria tersebut, agar tak terlibat. Sudah cukup luka yang didapat Ghaza, ia tak mau suaminya pun bernasib sama.Semua orang kini melihat pada Ubed. Apa benar yang anak buah Mr. X katakan? Setelah berpikir sejenak, akhirnya Ubed sendiri i
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Pemuda yang Nekad

'"Oya, begini maksud kedatangan kami. Em, ingin menanyakan Ning Alesha lagi untuk adik kami." Sang putera sulung menjelaskan hati-hati.'Hem. Kalau saja mereka tahu apa yang sedang menimpa keluarga ini. Kami sedang berduka, Gus Bed tak ada di pesantren. Entah. Sampai kapan.' Aishwa mengucap dalam hati.Ia menyesal tak menyempatkan waktu bicara pada abahnya juga. Seandainya permasalahan yang berkaitan dengan lamaran Aishwa lebih dulu dirunding sebelum kedatangan keluarga Pesantren Safinatun Najah. Mungkin dia tak akan sefrustasi sekarang untuk menjawab. Ditambah masalah yang menimpa Ubed.Aishwa menatap pada wajah tua sang abah. Pria itu masih memperlihatkan aura tenang. Tatapannya teduh seperti biasa, meski ia tahu hatinya tengah bergemuruh seperti ombak di lautan. Masalah Ubed pasti menguras pikirannya."Pripun, Bah." Aishwa memberanikan diri memecah kesunyian antara keluarganya dan para tamu dengan menatap sang abah."Hem. Maafkan saya, bukan karena kami tak tepat janji. Namun, abin
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status