Home / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 191 - Chapter 200

268 Chapters

Berani Nakal

Tubuh-tubuh itu tumbang bersimbah darah di lantai. Anak buah Bondan yang lain, segera membersihkannya dan membuang mayat-mayat itu ke kolam yang berisi predator peliharaan bos mereka."Tangkap satu orang lagi dan seret ke mari," ucap Bondan dengan santai pada anak buahnya.Kekejaman Bondan tak diragukan lagi, apalagi jika kaitannya dengan dendam. Yah, dendamlah yang membuatnya menjadi manusia sekarang. Ia tak rela jika orang yang telah membuatnya terluka mendapat kebahagiaan. "Cari tahu siapa yang melakukan panggilan dengan Shinta, geledah kamarnya," perintah Bondan pada pria yang mengikutinya."Baik, Tuan." Pria itu menjawab singkat. Namun, jawaban itu mengandung tanggung jawab besar. Bahkan mempertaruhkan nyawa hanya dengan mengiyakan kemauan sang bos mafia."Hem. Bagus." Kini Bondan beralih pada seorang perempuan berpakaian seksi yang berdiri menyambutnya."Atur pertemuanku dengan Shinta!" titahnya lagi. Bondan sangat curiga pada istrinya itu. Apa selama ini dia mengatur alibi,
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Hujan

"Iya, aku memang nakal!" tegas Kalila. Ghaza hanya tersenyum. Sebentar lagi akan ada adegan yang membuat keduanya kembali panas dingin berada di kamar tersebut."Lakukan! Aku suka gadis nakal!" tantang Ghaza. Menyeringai. Baru saja Kalila meletakkan sisir, berniat memberi perlawanan pada Ghaza dengan menumpu kedua kakinya, terdengar ketukan dari pintu diikuti suara salam seorang perempuan, membuatnya seketika berhenti."Ish." Ghaza mencebik. "Kalau aku bilang jangan buka pintu itu, apa kamu akan tetap membukanya?" tanya Ghaza basa-basi.Karena dia yakin, Kalila pasti akan tetap pergi meski ia tak mengizinkan. Mau bagaimana lagi? "Tunggu sebentar. Itu pasti Mama!" Kalila tersenyum geli melihat ekspresi sang suami. Meski ada sedikit kecewa, wajahnya tak menunjukkan raut kesal. Sebab sedari tadi ia memang sedang menunggu sang ibu."Mama? Apa kalian belum bertemu?" tanya Ghaza."Huft." Ghaza meniup berat, menatap Kalila yang tergesa mengenakan khimarnya. Setelah ini PR terbesarnya adala
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Orang-orang dengan Postur Tinggi Tegap

Seorang pria yang baru datang langsung berbisik tanpa permisi pada lelaki yang memakai setelan jas warna mocca. Seorang pria dengan garis wajah tegas, jambang tipis yang sebagian telah memutih. Namun, meski begitu kulit putih pucat akibat sakit yang belakangan diderita, tak menampakkan usia yang sebenarnya. Mr. X tetap tampan, menawan, walau usianya telah memasuki angka 40 tahun.Pria keturunan Kanada itu menarik tubuh, melebarkan mata pada anak buahnya yang membawa info. Terhenyak. Pada akhirnya pria bernama Bondan itu semakin gila, dan tega pada keluarga dan darah dagingnya sendiri."Siapkan mobil, aku akan ke suatu tempat!" titah lelaki yang menyembunyikan identitas aslinya pada siap pun termasuk anak buahnya."Baik, Tuan," sahut pria jangkung di depannya dengan cepat. Tak lama ia pun pergi meninggalkan sang bos, melakukan apa yang diperintahkan padanya.Sementara di tempat lain. Seseorang yang berada di atas gedung masih mengarahkan teropong jarak jauh ke rumah seseorang. Lalu me
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Peristiwa di Belakang Hamdi

"Ap, apa yang akan Bude lakukan?" Mata Alhesa melebar. Menduga bahwa budenya akan meminta ustaz muda itu untuk membawa mereka. "Stt, tenanglah. Lagian rumah sakit dan pesantren Almujahid searah." Aishwa merasa kali ini adalah cara terbaik dan tercepat mencapai rumah sakit. "Tapi tujuan beliau ke sini ....""Ah, ya. Aku lupa kita tak bisa rapat sekarang. Abah sedang menghadiri agenda lain. Dan tujuan Ustaz Faqih adalah musyawarah secara langsung dengan Abah atau Ubed. Mungkin akan lebih mudah kalau ketemu di rumah sakit nanti."Alhesa mendesah. Tak bisa berbuat apa pun sekarang. Yang bisa ia lakukan hanya mencoba menekan rasa malunya."Apa tidak sebaiknya kita panggil taksi online saja Bude. Alhesa takut merepotkan." Gadis itu berusaha berkompromi dengan budenya "Ini sudah mendesak, Al. Justru akan lebih aman jika Ustaz Faqih yang mengantar. Ini juga tidak merepotkan karena tujuannya ada di rumah sakit."Alhesa mendesah. Tak mampu lagi berkata apa-apa. Yang dikatakan Aishwa sangat l
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Ruang Rahasia

Kalila tampak begitu kesal karena tak dapat masuk ke rumahnya sendiri. Hingga ia harus duduk menunggu di mobil bersama suaminya, dan sopir keluarga pesantren.Perempuan yang tengah menyilang tangan di dada itu dengan pandangan lurus ke luar jendela. Dari matanya yang menajam, ia tampak begitu keras berpikir bagaimana bisa masuk ke dalam rumah megah yang dijaga ketat?Begitu juga Ghaza, tak hentinya memutar otak. Hingga mobil terasa sunyi tanpa suara, lantaran keduanya sibuk dalam pikiran masing-masing. Sementara sang sopir tak berani berbuat apa pun, ia bahkan tak berani memberi saran. Takut jika sarannya justru akan menjerumuskan sepasang pengantin baru itu dalam kesulitan.Semua terasa lebih sulit, kala nomor Bondan aktif. Tapi lelaki tua itu enggan menjawab. Entah, sengaja atau sedang sangat sibuk. Sebab selama ini, Bondan bukan tipe seorang ayah yang mengabaikan panggilan dari puterinya."Oyah!" Ghaza berseru dan membuat Kalila tersentak seketika."Kamu punya ide?" tanya wanita ya
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Melepaskan

"Bagaimana? Sudah ketemu wanita itu?" tanya Bondan yang berjalan tergesa menuruni tangga kamar di mana Shinta disekap. Ia ingib rahi sejaih mana keberadaan Liana sekarang.Langkahnya terus berjalan, menyusuri lantai marmer yang berderet rapi di lantai ruang tengah yang luas. Berlanjut ke ruang tamu, hingga ke luar rumah dan masuk ke dalam mobil."Iya, Tuan. Dia bersama suaminya. Anak buah kita sudah siaga untuk menangkapnya," sahut pria tinggi besar yang mengiringi langkah hingga ke mobil."Heh." Bondan tersenyum misterius.Membayangkan betapa Hamdi ini merasakan sakit di sekujur tubuh, membuatnya sangat puas. Menikmati sebuah dendam itu sungguh menyenangkan baginya.Setelah pintu tertutup, Bondan mengatakan pada sopirnya agar bergerak lebih cepat."Kita ke gudang, ya!" perintah Bondan."Baik!" jawab sang sopir cepat."Kalian tetap siaga!" seru Bondan sebelum menutup kaca mobil, dan roda-roda kuda besi itu bergerak meninggalkan rumah megah dengan halaman yang sangat luas.Lelaki itu m
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Gadis yang Hilang

"Dan salah satu pelakunya adalah papanya Kalila." Shinta menarik napas berat. Sangat berat. Dia harus bicara. Lambat laun mereka akan tahu, dan semakin lama ditunda akan menimbulkan masalah yang lebih banyak.Mata Ghaza semakin melebar tak percaya. Kalila pun tampak syok. Lelaki itu bahkan melepaskan tangan Kalila dari genggamannya. Hal yang membuat Kalila menatap Ghaza dengan hati yang teremas sakit. Apakah ini artinya Ghaza akan melepaskannya? Itu yang sangat ia takutkan selama ini."Ghaza," lirih Kalila. Berharap yang dipikirkan tentang suami adalah salah. Walau bagaimana Kalila tak ada kaitan dengan Bondan. Dia sendiri, bahkan mnegutuk perbuatan keji papanya.Selama ini, Kalila tahu bagaimana papanya, bergonta-ganti pasangan tanpa ikatan pernikahan. Namun, sekalipun ia tak pernah berpikir bahwa orang yang memiliki kekayaan dan uang yang banyak seperti Bondan, bisa memaksa seorang wanita. Padahal dengan uangnya, lelaki itu bisa mendapatkan wanita cantik kapan saja dan di mana saja
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Kejahatan Peripurna

Alhesa sangat terkejut begitu tahu bahwa Fozee sudah meninggalkan sekolah dengan seseorang."Siapa? Abinya?" tanyanya berusaha tenang."Bukan, dua pria yang mengaku paman dan kakaknya." Wanita yang mengenakan pakaian seragam guru itu menjelaskan."Apa kakaknya, Ali?" tanya Alhesa lagi. Rasanya tidak mungkin, karena sejak awal, Ali pun tak bisa dihubungi. Kenapa tiba-tiba dia menjemput Fozee?"Seorang bapak-bapak berusia paruh baya." Guru itu menceritakan ciri pria yang menjemput muridnya."Ah, siapa?" Alhesa kehabisan akal memikirkan siapa penjemput tersebut. Sedang wanita di depannya hanya menggedikkan bahu tak mengerti."Ada masalah, Ning?" tanya Faqih yang curiga. Sepertinya sesuatu yang tak beres tengah terjadi."Em. Ya, Ustaz. Sudah ada yang menjemput adik saya." Alhesa menjawab dengan nada lemas."Apa ... Ibu tau siapa yang menjemputnya?" tanya Faqih yang sontak menatap pada wali kelas Fozee.Wanita itu menggeleng. "Maaf, kenapa ini tiba-tiba jadi masalah?" Guru itu merasa tersu
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Satu Kematian Lagi

"Ada yang membantunya?!" Bondan menyipitkan mata pada anak buah yang membawa info untuknya."Selain Non Kalila dan suaminya, ada sekelompok pria berpakaian rapi dan tampak terlatih dengan senjata mereka." Panjang lebar lelaki itu bercerita, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dengan begitu sang bos tidak menyalahkannya sepenuhnya. Ada campur tangan dari luar yang membuat mereka tak berkutik."Sial! Apa Mr. X ikut campur lagi?" dengkusnya yang tiba-tiba ingat sesuatu terjadi di depannya terlampau paripurna. Tak mungkin jika kejadian ini alami tanpa turut campur orang yang memang punya kuasa besar.Bondan akhirnya memiliki kecurigaan tentang itu. Tidak mungkin jika Shinta bisa pergi dari pengamanan rumah yang kelewat ketat oleh para penjaga. Bahkan Liana juga lolos. Dan keduanya lolos dalam waktu yang sama."Kejadian ini terlalu ganjil," gumamnya lagi dengan nada kesal."Kurang ajar!" makinya lagi sambil memegangi kepalanya yang berdenyut sakit secara tiba-tiba."Anda tidak apa-apa
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more

Orang Beriman dan Kematian

"Biarkan saja anak-anak itu." Bondan mengucap lemah tapi juga tegas. Sadar bahwa hal keterlaluan, menyakiti mereka yang sama sekali tak tahu duduk perkara orang tua mereka. Cukup dendamnya terlampiaskan pada Liana, hingga perkawinannya dulu hancur dan dia bersembunyi karena pura-pura mati. Bondan geleng-geleng. Bagaimana dia bisa kecolongan sampai puluhan tahun. Dan itu semua tak lepas dari turut campur Mr. X.Lagipula tak akan mudah terus berurusan dengan Mr. X yang notabene punya jaringan luas. Kekuasaannya tak bisa diremehkan. Dan sekarang komplotannya pasti mengawasi semua orang yang berkaitan, termasuk anak-anak Liana juga. Bisa membunuh Hamdi saja, sudah bagian dari keberhasilan luar biasa jika terjadi."Siap, Tuan!" sahut anak buahnya mantap."Hem. Pergilah!" perintah Bondan.Namun, baru beberapa langkah pria tersebut bergerak, Bondan kembali memanggilnya."Tunggu!""Ya, Tuan?" tanyanya begitu berbalik."Bagaimana dengan Kalila?" tanya pria paruh baya itu. Se-memberontak apap
last updateLast Updated : 2022-08-11
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
27
DMCA.com Protection Status