Главная / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Глава 181 - Глава 190

Все главы Ternoda sebelum Malam Pertama : Глава 181 - Глава 190

268

Karena Namanya Ada Di Lauhul Mahfuz

Ali akhirnya punya kesempatan dekat dan bicara pada Ghaza. Saudaranya itu pasti butuh seseorang untuk mendengarkan. Dan barangkali hanya ini yang bisa Ali lakukan. "Dua hal mengejutkan sekaligus. Antum menikah, dan kita saudara. Yah, walaupun saudara yang bertemu karena orang tuanya menikah." Ali memulai obrolan."Saudara tiri," sahut Ghaza dengan senyum miris. Seolah menyesali takdirnya sendiri."Hem." Ali menyusul tersenyum masam."Apa ... kamu mencintai gadis itu?" tanya Ali kemudian. Diam-diam selama ini dia memerhatikan tatapan Ghaza pada Alhesa. Belum lagi kejadian yang masih viral, bahkan masih heboh sampai sekarang.Bukannya menjawab, Ghaza malah tersenyum masam. "Apa pernikahan harus dilandasi cinta. Bukankah intinya dia jodoh kita atau bukan? Mau menghindar sampe ke ujung bumi pun, jika Allah berkehendak, maka akad nikah akan mempersatukan kami.""Hah?" Ali yang duduk bersisian di teras masjid dan memandangi halaman luas yang menjadi pembatas dengan bangunan kantor asrama p
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Memaksa

"Jadi Alhesa baru tahu bahwa Mbak Lian adalah ibu kandngnya?" tanya Raudah dengan tatapan tak percaya, pada Liana lalu pada Alhesa.Liana tersenyum mendengar itu. Dia jadi ingat bagaimana Alhesa sempat menolak lalu memintanya untuk tidak menangis di pertemuan selanjutnya. Hari itu ia sungguh bahagia, meski di sisi Liana ada kesedihan melihat kondisi puterinya terbaring tak berdaya di ruang kesehatan."Abi bilang panggil beliau Umi Humairah," sahut Alhesa cepat, dengan malu-malu."O ... jadi ganti nama panggilan." Raudah manggut-manggut. "Sebenarnya kan umi juga mengganti nama, Al." Raudah menyambung ucapan sambil menunjuk pada diri sendiri.Alhesa tersenyum tipis. Tak begitu menanggapi ucapan ibu kandung dari Ghaza. Tadinya ia sempat mengharap sebuah keajaiban yang membatalkan hubungan darahnya dengan Ghaza. Namun, setelah mendengarnya menikah, Alhesa harus benar-benar menerima kenyataan."Oya, Fozee. Lihatlah kakakmu. Apa masih dengan bang Ghaza? Sudah malam ini." Liana meminta Fozee
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Simpan Urusan Ranjang

"Ghaza, selesaikan di kamar! Kenapa kalian keluar dalam kondisi seperti ini?!" Suara Habib meninggi. Dia merasa tak nyaman pada Ubed yang sempat syok dan kini malu melihat ke arah sepasang pengantin baru itu.Habib merasa gagal mendidik Ghaza."Ayo masuk!" Ghaza kehilangan kesabaran. Menarik paksa lengan Alhesa kembali ke kamar. Seperti sebelumnya Alhesa berontak, dia bahkan berteriak pada Ghaza ingin bicara pada semua orang, apa yang telah dilakukan pria itu di kamar tadi. "Sebentar, Om. Saya juga ingin bicara pada kalian." Suara Kalila memotong ucapan Habib.Semua orang kini fokus pada Kalila, termasuk Alhesa, Fozee, Liana dan Raudah yang ikut ke luar. Untunglah rumah Habib dan Raudah tidak berhadapan langsung dengan gerbang asrama, kantor atau pun fasum puteri. Sehingga kejadian dalam keluarga mereka sekarang tidak menarik perhatian banyak orang."Dia!" Telunjuk Kalila mengarah ke wajah pria di sampingnya. Ghaza tampak cemas, dan tentu saja ... malu. Sangat malu. Melihat bagaima
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Kamulah yang Pertama

Malam semakin larut. Keluarga Ubed memutuskan pulang. Mereka kembali berpamitan pada Habib dan Raudah.Liana akan naik mobil berdua dengan Ubed menuju apartemen. Sementara Ali mengantar Alhesa dan Fozee ke pesantren Darul Falah. Fozee diminta menemani Alhesa, dan dengan senangnya gadis itu menuruti kemauan kedua orang tuanya."Ali kamu akan pulang?" tanya Liana yang berdiri di samping mobil, pada Ali yang sudah siap menyalakan mesin mobil.Ali mengangguk. "Iya, Mi. Hati-hati di jalan," jawabnya sembari memperingatkan sang ibu, seolah tak memberi kesempatan wanita itu bertanya lebih detail.Pemuda itu tahu, ke mana arah pertanyaan uminya. Dia pasti menginginkan Ali pulang ke apartmen bukan ke rumah Fay, papanya."Ehm. Ya. Kalian juga."Seperti harapan. Liana benar-benar tak enak ingin bertanya lagi, rumahnya atau rumah Fay?"Jalan dulu, Mi. Assalamualaikum." Ali berpamitan dengan sebuah senyuman yang dipaksakan."Ya. Waalaikumsalam." Begitu mobil Ali bergerak menjauh, Liana berjalan k
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Kenapa Baru Sekarang

"Jadi kita pernah main sama Mbak Kalila? Kok aku ga ingat sama sekali." Fozee mengerutkan kening, berusaha keras mengingat masa lalu mereka."Tapi aku ingat semuanya," sahut Alhesa lemah. Tanpa menatap pada adik bungsunya.Ali sontak melirik dua saudara perempuannya, dari spion secara bergantian."Hem? Mbak Al juga ikut main?" timpal Fozee.Alhesa mengangguk. "Dua belas tahun itu bukan waktu yang lama," sambungnya lagi dengan nada dingin."Ya, kan abi dulu selalu bawa aku ketemu kalian. Cuma aku gak tau kalo umi kalian juga umiku." "Yah. Dan dia sangat beruntung nikah sama Bang Ghaza. Coba aja kalau dia bukan anak abi, pasti aku ada kesempatan minta dijodohin dengannya," ceplos Fozee polos, menghela napas panjang dengan menyandar kepala ke kursi.Ali tertawa geli mendengar ucapan konyol adik perempuannya. Dari mana dia bisa punya pikiran seperti itu. Namun, rasanya memang wajar kalau gadis-gadis langsung jatuh cinta begitu melihat Ghaza, Alhesa pun bahkan juga pasti merasakan itu. Me
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Tak Ada Dosa Turunan

Hari masih gelap. Belum lagi ada semburat jingga dari langit timur, yang manandakan matahari akan terbita. Usai sholat subuh, Kalila langsung pergi ke dapur. Ketika berjalan menyusuri lorong tengah, terdengar suara wirid yang dirapalkan dari kamar umi anissa, ibu mertuanya.Sampai di ruangan yang lumayan luas, untuk memasak tak ada sesiapa di sana. "Apa yang akan kulakukan sendirian di sini? Kudengar mantu yang baik, ketika subuh sudah sibuk di dapur." Perempuan itu mendesah. Namun, tak lama perhatiannya teralihkan ketika mendengar obrolan dari depan pintu dapur yang sedikit terbuka. Kalila pun bergegas memeriksa.Begitu membuka pintu dapur dan datang ke asal suara, ia melihat tiga orang santri tengah berbintang dengan membawa buku dan pulpen di tangan salah satu mereka."Apalagi?" Lamat-lamat suara seorang gadis terdengar."Bawang bombai habis, kita perlu itu buat masak tongseng. Katanya daging kambingnya diantar jam sepuluhan." Suara lain menimpali."Berarti buat makan siang donk,
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Rencana Bondan

"Liana?!" Shinta terperanjat mendengar pertanyaan Kalila. Liana siapa maksud puterinya itu. Apa mungkin Liana sahabatnya, yang sengaja tak ia hubungi lama."Iya, uminya Alhesa, Ali dan Fozee." Kalila menjelaskan lebih detail."Kok kamu bisa ketemu dia?" Dua alis Shinta terangkat. Bagaimana bisa Kalila tahu Liana?"Liana?" tanya Bondan yang keluar dari ruang kerja bersama seorang pria bertubuh tambun, mengenakan pakaian dinas pemerintahan. Mereka baru saja bicara proyek yang akan dilakukan.Ketua mafia itu turut terkejut, saat tak sengaja nama Liana disebut. Apa mungkin Liana yang dimaksud adalah puteri Hamdi? Shinta terperanjat melihat Bondan datang. "Kenapa ekspresimu begitu? Apa kamu tahu sesuatu?" Dua mata Bondan memicing ke arah sang istri karena curiga."Seperti apa? Tentu saja aku kaget, tiba-tiba kamu muncul dan mengejutkan," kilah Shinta agar Bondan tidak semakin curiga. Heran juga, kenapa Kalila bisa bertemu Liana. Dan bagaimana bisa sahabatnya itu mengenali anaknya? Ini su
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Apa Kamu Mencintaiku?

Sebelum masuk ke dalam ruangan, Bondan mendapat sebuah panggilan."Ya?""Bos, Ibu Shinta ada di Kafe Mawar." Suara seseorang di ujung telepon melaporkan.Begitu menangkap gelagat Shinta yang mencurigakan saat berada di rumah tadi, Bondan langsung meminta anak buahnya mengintai istrinya itu."Ou, ou. Jadi dia tidak berangkat ke kliniknya. Kamu tahu dia bertemu dengan siapa?""Sendirian, Bos. Tapi ada yang aneh.""Aneh?" Dahi Bondan mengerut. "Apa itu?""Bu Shinta mengeluarkan ponsel jadul, dengan sangat hati-hati. Dia celingukan seperti takut ada yang melihatnya.""Hem, terus awasi!" seru Bondan. "Kamu tahu kan apa yang mesti kamu lakukan?""Ya, Bos.""Hem, bagus. Aku akan menutupnya," pamit Bondan, yang merasa kehilangan waktu lama."Tunggu!""Ya?" Bondan urung mematikan ponsel."Bos, ada wanita yang datang.""Wanita?""Ya! Wanita bercadar?""Apa? Selidiki, dan jangan sampai kehilangan jejaknya!" seru Bondan geram sekaligus penasaran. Siapa wanita itu dan apa yabmng Shinta rencanakan
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Maafkan Aku, Kalila!

"Aku yakin wanita itu adalah Liana." Bondan berucap. "Liana?""Ah, sudahlah. Tangkap wanita itu dan kirim fotonya ke mari.""Baik, Tuan."Lelaki itu pun mematikan ponsel, lalu bergerak sesuai perintah Bondan. Mengikuti wanita bercadar ketika berpisah dengan nyonya mereka dan pergi meninggalkan Kafe.______________"Saya ... Em, Ghaza minta maaf, Bi." Ghaza masih merasa tak enak atas sikapnya selama ini pada Ubed. Dan dia sadar, bahwa Ubed pun sebenarnya merasakan hal itu, hanya saja pria tersebut selalu berusaha terlihat baik-baik saja.Namun, kini ... setelah tahu dari Habib meski belum gamblang, sudah seharusnya Ghaza memperbaiki kesalahan."Abi juga minta maaf." Ubed mengucap lirih. Anaknya itu pasti merasa bersalah. Namun, dia pun punya andil besar, tak bisa memperjuangkan puteranya di masa lalu.Ghaza tersenyum tipis. Dia tahu lelaki yang bersamanya hanya berbasa-basi. Namun, setidaknya kata maaf cukup membuatnya lega karena satu beban di pundaknya telah menghilang."Jadi ... Ab
last updateПоследнее обновление : 2022-08-10
Читайте больше

Menikahlah Agar Bahagia

Kalila tak menyangka dalam sekejap Ghaza berubah pikiran dan meminta maaf padanya. Sungguh mirip psikopat. Namun, cinta membuat nya berusaha memahami keadaan sekitar terutama Ghaza.Meski sangat senang, Kalila segera menarik tangannya. Merasa risih, ia takut genggaman tangan Ghaza akan berlanjut pada hal lain sementara dia belum mandi."Ada apa? Kamu tak mau memaafkanku?" Ghaza tampak kecewa. Dia pikir Kalila masih marah dan tak mau memaafkannya."Kamu tidak mencium bau badanku?" Kalila melebarkan mata, sebelum akhirnya pergi menjauh dari Ghaza. Pria itu tersenyum karena ucapan itu."Jadi itu sebabnya. Kalau begitu, aku juga sedang bau badan. Biarkan aku membersihkan diri bersamamu." Ghaza bangkit dan mengikuti wanitanya.Suara gemericik air di kamar mandi terdengar bersamaan suara tawa Kalila yang cekikikan. Neraka yang sempat dia dan keluarganya bayangkan sama sekali tak terjadi di pesantren. Tempat di mana banyak orang tersakiti oleh papanya, Bondan.Ghaza sadar, Kalila tak ada kai
last updateПоследнее обновление : 2022-08-11
Читайте больше
Предыдущий
1
...
1718192021
...
27
DMCA.com Protection Status