Home / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 231 - Chapter 240

268 Chapters

Karena Cinta

"Ustaz Faqih juga menghubungi?" gumam Ghaza."Ya?" Ubed seketika menoleh. Penasaran apa yang Ghaza ingin katakan padanya di saat segenting sekarang."Ahm. Nggak. Bi. Maaf." Ghaza menarik kata-katanya. Ia tak bermaksud menambah pikiran abinya untuk sekarang.Cukup ia tahu sendiri, bahwa sebenarnya Faqih sedang dalam bahaya. Pria itu tinggal di markas ketika menguntitnya kala menjemput Gus Bed.Keduanya berjalan cepat, memasuki mobil. Dan melajukan mobil tersebut melebihi kecepatan sebelumnya.Sebanyak apa pun penyesalan yang Ubed miliki, semua itu tak ada artinya. Walau bagaimana, ia harus ikhlas melepas kepergian abahnya tanpa kehadirannya di sisi pria tua itu. Yang lebih menyakitkan, kenyataan bahwa yang diharapkan oleh pria bertubuh ringkih itu adalah dirinya.Sekitar satu jam, mobil akhirnya berbelok ke area Pesantren. Tanpa diberi tahu siapa pun, Ubed langsung tahu, bahwa abinya akan dikubur di makam pesantren.Bukan halaman depan, melainkan halaman belakang pesantren. Benar saja,
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Bebas dari Mafia

" ... Kiai meninggal karena terkejut puteranya, Gus Bed ditahan oleh mafia." Ucapan Faqih terkesan menyalahkan pria yang menjadi lawan bicaranya."Wahhh. Baru ini ada orang yang berani menyalahkanku." Dewa mengucap seolah takjub. Ia seperti tengah menahan kesal pada Faqih."Dia bukan menyalahkan, Tuan. Hanya saja berusaha berterus terang tentang apa yang menimpa saudaranya." Indra berusaha mengontrol emosi Dewa dengan pendapatnya."Oya." Dewa menaikkan kedua alisnya menatap Indra dan Faqih secara bergantian."Kalau begitu ...." Ketua mafia itu tampak berpikir. "Kalau kamu berada di sini, apakah nanti kedua orang tuamu tidak mengalami nasib yang sama dengan Kiai Abdullah? Mereka pasti juga akan mencarimu." Pria itu akhirnya menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya."Ouh, justru itu hehe. Saya akan bernegosiasi dengan Anda." Faqih mulai melancarkan niatnya."Tidak ada orang cerdas yang jatuh ke lubang sama untuk kedua kalinya," ucapnya pelan."Ya, ya. Aku tahu slogan itu." Dewa menya
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Mengambil Hati Seseorang

"Ustaz Faqih, Om Indra?" Ghaza melebarkan mata. Heran sekaligus senang. Bagaimana dua orang itu bisa berdiri di hadapannya sekarang? Ini seperti sebuah kemustahilan. Apa mungkin jangan-jangan keduanya kabur dari Mr. X dan menjadi kejaran komplotan mafia itu? Tanpa berpikir panjang, Ghaza melangkahkan kaki mendekat pada dua orang yang menguras perhatiannya itu."Gus Ghaza!" panggil Faqih dari kejauhan, kala matanya menangkap sosok putera mahkota Almujahid.Ghaza melambai, tersenyum tipis. Bukan senyum bahagia, lantaran yang mereka hadapi sekarang adalah suasana duka, meninggalnya Kiai Abdullah Faqih. Seorang sepuh dan tokoh yang dicintai banyak orang."Apa yang terjadi? Bagaimana kalian ada di sini?" tanya Ghaza begitu dekat.Ia penasaran bagaimana ceritanya Faqih ditangkap oleh anak buah mafia, dan sekarang justru ada di pemakaman.Faqih menatap pada Indra sebentar sebelum bicara pada Ghaza. Karena sesungguhnya, ia memiliki keraguan untuk menceritakan semuanya. Namun, tanpa ragu, In
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Syarat dari Dewa

Karena sesungguhnya cinta itu bukan hanya bagaimana saling berkorban, tapi juga tentang memahami posisi pasangannya.___________"Ya, dia bilang ingin melakukan ini untuk mengambil hati Gus Bed, karena dia menyukai Alhesa." Indra tiba-tiba menimpali pertanyaan Ghaza yang ditujukan pada Faqih."Apa?!" Ghaza melebarkan mata karena terkejut. Dia baru tahu kalau ustaz muda itu menyukai kaka perempuannya.Pertanyaan Ghaza yang ingin memperjelas semuanya, membuat Faqih jadi salah tingkah sendiri. Ustaz muda berkulit bersih itu, belum pernah mengakui pada siapa pun bahwa ia telah menyukai seorang gadis.Bahkan ketika tahu ada gadis-gadis yang menyukainya.Keinginannya memang ia tak pernah memiliki keinginan sekuat sekarang, untuk mendapatkan gadis itu. Entah, karena terlalu sering bertemu, atau terbawa suasana pernikahan Gus Ghaza. Yang jelas, semakin ke sini, Faqih semakin sulit mengendalikan perasaannya"E ... itu benar, Gus." Faqih berusaha menyembunyikan ekspresinya. "Tapi ... kalau Gus
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Demi Bisa Mengkhitbah Alhesa

Takut jika ternyata abi dari gadis yang dicintainya itu, tak suka pada tindakannya. Dianggap sok pahlawan, dan menghalangi misi putera Kiai itu yang sebenarnya."Ap, apa ini maksudnya?" Ubed terkejut. "Tenanglah, Gus. Kami punya maksud baik tolong, jangan menolaknya." Indra menenangkan sebelum pria itu bereaksi yang mungkin saja tak sesuai harapan."Maafkan saya, jika lancang, Gus." Faqih menyahut. Pria itu bahkan tak berani menatap wajah Gus yang tengah menatap bingung padanya dan Indra secara bergantian."Ya. Ya. Ustaz. Santai saja." Ubed menepuk pundak ustaz muda di depannya.Ia hanya merasa heran. Selama ini belum merasa akrab dengan pemuda itu, dan bahkan mereka tak punya hubungan kekerabatan."Tapi ... apa ini tidak berlebihan? Maksud saya ... kenapa njenengan rela melepaskan diri ke lubang mafia?" tanya Ubed masih tao mengerti. Ia yakin jika Faqih memiliki motif tak biasa.Namun, sebagai orang beriman ia menepis semua prasangka buruk terkait hal tersebut."Em ...." Indra menya
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Sulit Mengendalikan Diri

Saat di ruang tamu dan akan menyapa Indra, tiba-tiba Alhesa urung melakukannya, karena pria paruh baya itu mengatakan sesuatu yang mengejutkan."Ya, kami harus kembali malam ini. Dan Faqih melakukan itu katanya demi bisa mengkhitbah Alhesa." Suara Indra seperti sebuah genderang, yang membuat dada Alhesa bukan hanya berdebar tapi juga ditabuh dengan kencang.Tak sengaja, tatapan Liana mengarah pada Alhesa yang berdiri beberapa meter dari mereka."Alhesa," gumam Liana menatap puterinya.Ia sedikit terkejut. Takut jika Alhesa tertekan dengan pernyataan Om-nya. Apalagi belum lama taaruf dengan ikhwan lain diputuskan. Itu pun mereka harus merasa tak nyaman, dan mencari-cari alasan.Mendengar nama Alhesa, Indra sontak menoleh ke belakang. Gadis itu tersenyum canggung, mendekat membawa nampannya."Permisi, Om." Dilewatinya dua orang itu untuk menyimpan rasa tak nyamannya. Juga tak ingin membuat kedua orang tersebut merasa bersalah.Rasa malunya tiba-tiba muncul, karena sejak awal pun Alhesa
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Tak Ingin Terluka Lagi

"Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah seburuk-buruk perkataan."_Alhadits_❤Namun, Indra tak mau hal ini diperpanjang tanpa kejelasan. Takut jika Faqih kecewa di belakang."Bagaimana menurut Gus, kalau Ustaz muda ini melamar Alhesa?"Faqih kembali dikejutkan untuk ke sekian kalinya oleh perbuatan Om-nya Alhesa itu. Seketika ia menjadi gugup. Takut jika Gus Bed salah paham, dan menganggap meminta Alhesa untuknya sebagai balasan pengorbanannya menggantikannya di markas Mr. X.Padahal, ini adalah bagian dari upaya mencari simpati abi Alhesa, agar bisa melihat seperti apa pria yang menyukai anaknya itu."Ehm. Itu ...." Ucapan Faqih menggantung. Pria itu bahkan tak berani menatap lelaki paruh baya di depannya.Pemuda berdarah Jawa itu juga tak mengerti harus mengucap apa. Namun, rasanya ada yang aneh juga jika tak memberikan klarifikasi atas pernyataan Om Indra. "Apa? Jadi ... maksudnya?" Ubed menyela. Ia sedikit terkejut. "Maaf, dari pada saya berprasangka. Apa ini ada kaita
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Gegabah

"Abi, tolong putuskan khitbah dari Gus dan menerima Ustaz Faqih." Alhesa mengucap lugas.Diksampingkan rasa malunya. Bukankah ini sesuatu hal yang membawa pada dosa. Dosa itu ketika, Alhesa diam-diam menjalin hubungan dengan Faqih di belakang Abinya, karena rasa malu pada keluarga tapi mengenyampingkan malunya pada Rabb yang Esa."Ap, apa?" Ubed tak menyangka jika puterinya memiliki perasaan pada Faqih. Apa itu artinya sebenarnya mereka selama ini sudah dekat?“Apa yang terjadi, Nduk? Tapi kita tak bisa membatalkan khitbah sepihak. Apalagi orang tua Gus adalah sahabat Abah Yai, kakek kamu.” Ubed mengutarakan keberatan atas permintaan puterinya itu.“Tapi, Bi. Bude bilang sudah membahas ini sama almarhum Kakek. Bahkan ....” Suara Alhesa menggantung ketika abinya menyebut namanya agar tak meneruskan ucapannya. “Hentikan itu. Harusnya kamu lebih peka di saat seperti sekarang, Al. Kita masih berduka. Kuburan Kakek bahkan belum sepi dari peziarah sekarang ini. Lihatlah! Masih ada orang y
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Jangan Khawatir

"Mbak!" Fozee mengetuk pintu. Tak ada jawaban di ketukan pertama, ia pun kembali mengetuknya sedikit lebih keras."Mbak, halo. Mbak di dalam kan?" tanya gadis remaja yang sudah menahan kebelet ingin pipis sejak tadi. "Ada apa dengannya?" tanya Fooze dengan menggumam. 'Apa Mbak Alhesa ketiduran di dalam kamar mandi? Atau malah pingsan?'"Duh, aku sudah kebelet ini. Mbak! Harus mikir yang nggak-nggak juga." Kini Fozee mengetuk pintu tersebut lebih keras dari sebelumnya."Duh, bagaikan ini?!" Fozee merapatkan kedua kakinya karena sudah sangat kebelet. Akhirnya ia pun berniat ke luar kamar dan numpang di toilet kamar lain. Juga melaporkan kekhawatirannya karena Kaka perempuannya itu tak juga membuka pintu.Namun, baru akan membuka pintu kamar dan akan keluar, terdengar suara derit pintu dari kamar mandi. Fozee pun lekas menoleh karenanya."Mbak!" Mata Fozee berbinar ditambah senyum semringah. Namun, senyum itu menghilang kala melihat wajah Alhesa yang sembab dan kentara baru menangis, w
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more

Lampu Merah

“Apa kita perlu menikahkan Alhesa dengan Ustaz Faqih dalam waktu dekat?” tanya Ubed pada sang istri yang baru saja bersiap akan tidur.“Apa maksud Abi.” Seketika Liana yang tak mengerti sekaligus terkejut menegakkan tubuhnya dari posisi berbaring. Semua ini membuatnya bingung. Lalu menatap serius ke wajah sang suami. Jelas sekali raut bimbang di wajah yang segar meski sudah ada beberapa keriputan kecil di beberapa bagian tersebut.Bagaimana tidak bingung, baru saja Gus Bed meminta maaf karena harus menolak pria bernama Faqih. Bukan tanpa alasan, karena Ubed merasa saatnya tak tepat. Dan pada akhirnya dia tahu, bahwa rasa yang tumbuh di antara mereka adalah bukan sebuah kesalahan.“Ya, karena Abi salah paham melihat kasus ini,” sahut Ubed pelan. Ada sesal yang tak bisa ia naraaika dengan kata-kata telah menentang dengan angat keras keinginan Faqih atau pun Alhesa.Namun, meski suara pria yang kini sepenuhnya memegang wewenang menggantika Abah Yai itu, cukup membuat Liana bepikir keras.
last updateLast Updated : 2022-08-12
Read more
PREV
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status