Home / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 141 - Chapter 150

268 Chapters

Mencocokkan Masa Lalu

Belum lagi meraih tubuh Alhesa dan merengkuhnya, gadis itu menyodorkan benda yang sedari tadi dipegang, dan sontak saja menghentikan tujuan Liana untuk memeluk.Pandangan Liana yang berembun beralih ke tangan gadis yang juga menangis di hadapan. Bibirnya bergetar. Ia seperti akan menyatakan cinta pada kekasih. Ya, perasaan kepada seorang anak memang setulus itu, mencintai tanpa harus mempelajari seperti seseorang mencintai kekasihnya. Cinta yang tumbuh sendiri tanpa dicari-cari."Bagaimana kabarmu Alhesa?" Wanita yang tak lagi muda itu memberanikan diri bertanya. Alhesa tak menjawab. Tangannya saja yang kembali digerakkan, sementara tangan lain mengusap jejak air mata di pipi. Gerakan dari tangan itu adalah serupa penegasan, bahwa ia ingin Liana mengambil foto yang sudah lecek dalam genggaman. "Apa ini?" tanya Liana sembari meraih benda di tangan puterinya. Seketika wanita bercadar itu menutup mulut dengan mata melebar, saat tahu siapa yang berada dalam foto. Matanya kini beralih
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Ada Apa dengan Alhesa

Alhesa tak langsung masuk ke kamar. Ia bersembunyi di balik jendela dan memperhatikan ibunya yang masih membeku di teras rumah. Satu dua santriwati yang lalu lalang, membantu urusan dapur, melihat gadis itu. Namun, mereka tak berani menyapa. Apalagi gadis itu tampak asing, meski telah mendengar desas desus Ning mereka telah datang dari Malaysia.Dua mata Alhesa terus memandangi Liana. Itukah sosok bidadari yang selama ini terus dirindukannya, namun seolah tak tahu-tahu atas perasaan Alhesa. Tak berapa lama, pria yang tadi menjemputnya ke bandara menghampiri wanita bercadar itu.'Laki-laki? Yah, tentu saja Ali lebih dicintai daripada anak-anak perempuannya. Jika pun ingin anak perempuan bukankah sudah ada Fozee. Tak masalah membuangku.' Alhesa menggerutu dalam hati.Kini ibu dan anak itu sudah jauh di ujung halaman, tengah membuka bagasi mobil. Meski ia melihat reaksi Liana yang sepertinya tengah marah Ali, tetap saja ia merasa iri dan tak terima. Alhesa merasa hanya anak buangan yang
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Terbongkar dalam Sekejap

"Terimakasih, Ali. Kamu membantu mama saya." Fay mengucap tulus. Akhirnya ia menyadari keberadaan orang lain selain dirinya dan sang mama, sambil memegangi wanita tua itu dengan menuntun perlahan."Sama-sama, Pak. Saya sempat terkejut tadi. Jadi buri-buru mendekat ke nenek, takut beliau kenapa-napa.""Oya, saya baru tadi tahu kalau kamu anaknya Ubed, sepupu saya. Saya nggak ngerti, mungkin ibu kamu ikut madzhab tertentu yang membatasi diri untuk bertemu orang luar.""Hem, bukan, Pak. Bukannya dalam Islam, seorang wanita tempatnya di rumah." Ali berkilah. Dia tak ingin membawa pikirannya pada sesuatu yang pada akhirnya merusak hubungannya dengan sang ibu."Jadi itu alasannya. Hem, bisa dimaklumi." Fay manggut-manggut. "Tapi bagaimana dengan kalian, anak-anaknya? Apa juga sebaik-baik tempat di rumah? Bukannya menjalin silaturahmi adalah bagian dari ajaran syariat?" Sedikit banyak Fay penasaran pada keluarga Ubed. Arina tersenyum mendengar percakapan dua lelaki yang bersamanya. Dia mera
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Hati Seorang Ayah

"Siapa maksudmu yang masih hidup? Umi Alesha?""Ya, uminya Alhesa." Ubed mengucap pelan."Apa?" Fay semakin terkejut. Dipangkasnya jarak anatara dirinya dengan Ubed, hingga keduanya saling hadap dengan jarak sekitar setengah meter.Arina yang melihat respon Fay, berusaha menanjamkan pendengaran. Samar ia mendengar nama Alhesa disebut. Namun, tidak memahami apa yang menjadi inti pembicaraan anak dan ponakannya."Ikutlah denganku sebentar, Kang." Ubed menarik lengan Fay untuk membawanya ke ruang kerja abahnya. Setidaknya dengan begitu ia hanya memberi tahu kebenarannya pada Fay.Setelah pintu terkunci rapat dan hanya mereka berdua di ruangan itu, Fay memulai kembali pertanyaannya dengan tak sabar."Jadi Liana masih hidup?""Ya?" "Lalu, di mana dia?""Apa hakmu, Kang?" Ubed menyilang tangan di dada. Ia berusaha tenang menghadapi sepupunya tersebut."Apa maksudmu?" "Kalian sudah bercerai." Ubed merasa Fay harusnya tak mencari Liana lagi, dan mengganggu kehidupannya."Ya, tapi setidaknya
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Tidak Tinggal Diam

"Ghaza," panggil Habib ketika putera sambungnya itu hendak keluar dari kantor."Ya, Bi?""Sudah bicara dengan umi?""Ya. Tapi soal apa? Karena Ghaza dan umi ngobrol ke sana ke mari tadi.""Tentang Alhesa, puteri Gus Ubaidillah dari Darul Falah." Habib menjawab tanpa basa-basi."Tentang Ning Alhesa?" Mata Ghaza melebar. Apa ini soal perjodohan. Lagi, hatinya berdesir mendengar nama itu.Tadinya uminya memang akan bicara serius dengan Ghaza. Namun, baru akan memulai, seorang santriwati datang membawa kabar mengejutkan. Seorang santri diketahui kabur dari asrama, setelah ketahuan mencuri uang temannya.Mereka merasa hal itu lebih urgent untuk diurus ketimbang masalah pribadi mereka, hingga Raudah memutuskan pergi."Apa yang kamu pikirkan?" Habib menyipitkan mata ke arah Ghaza, yang raut wajahnya tampak berbinar senang. Entah, itu ekspresi senang karena tahu dia adalah anak kandung Gus Bed, atau karena belum tahu hingga merasa boleh mencintai gadis bernama Alhesa.________Ali pun berger
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Benci Tapi Mengagumi

Alhesa tak mengerti bagaimana hatinya sekarang. Ia merasa senang karena tahu Liana masih hidup tapi juga merasa sedih, lantaran merasa terbuang selama ini. Ia menyesal melepas pelukan dari ibu kandungnya, namun juga tak kuasa berlama-lama merasakan kehangatan sekaligus ingatan yang menyakitkan tentang wanita itu.Kehadiran umi Liana seperti sedang mengoyak banyaknya kesunyian yang ia lalui. Luka yang sebenarnya tak pernah sembuh, meski waktu telah mengajak jauh melanglang buana."Assalamualaikum, Al," panggil Aishwa diiringi ketukan pintu pelan.Alhesa terhenyak. Gadis itu segera mengelap airmata kasar, mendengar suara dari arah pintu."Waalaikumsalam. Nggih Bude." Serak, Alhesa ia menjawab panggilan dari budenya.Gadis yang wajahnya tampak membengkak itu bangkit dan mendekat ke arah asal suara. "Boleh, bude bicara?" tanya wanita yang selama ini merawat Alhesa seperti puteri kandungnya sendiri.Alhesa menatap sendu, lalu memberikan anggukan kecil tanda setuju. Serta merta Aishwa mela
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Siasat

"Ali," panggil Liana pada puteranya yang tengah menyetir."Ya, Mi." Pemuda itu menoleh sekilas pada sang ibu pertanda ia tengah memperhatikan. Lalu kembali memandang jalanan di depan."Apa kamu percaya pada umi dan abi?" Suara itu meluncur, seiring hati Liana yang terus saja dilanda cemas. Ia takut Ali akan membencinya begitu tahu siapa ayah kandungnya, yang selama ini begitu dekat dengan mereka. Lelaki yang ternyata sangat baik, meski sempat emosi dan menceraikannya dulu. Namun, Liana yakin Fay adalah pria baik, dia pasti punya alasan memilih bercerai, selain demi harga diri, yang mengatakan Liana tak punya pijakan dalam mengambil keputusan.Hanya saja keadaan waktu itu memaksanya untuk pergi, dan tak kembali pada Fay yang katanya dulu Liana sangat membencinya. Ah, entahlah, sejak Tuhan menghapus ingatannya, yang dia tahu, ia hanya mencintai Fay dan tak pernah membenci."Ya, Mi. Tentu saja. Mana mungkin Ali tak percaya pada kalian." Pemuda yang kini berstatus mahasiswa itu menjawab
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Tamu di Pagi Hari

"Assalamualaikum, Ma." Fay menyapa ibunya yang berada di ujung telepon."Waalaikumsalam." Arina menjawabnya. "Ya, Fay?""Apa Liana, em maksudku istri Ubed dan Ali sudah kembali ke pesantren?" tanya Fay yang membuat mamanya terdiam beberapa saat."Jadi kamu sudah mengetahuinya, Fay?" Benar dugaannya, bahwa Liana telah Ubed nikahi. Jadi, inilah alasan ponakannya itu bertahan dengan sandiwara kematian Liana.Yang Arina tak habis pikir, kenapa ada video viral saat Liana terjun ke sungai? Ini aneh. Apa sebesar itu niatnya berdusta pada dunia, sampai nyawa benar-benar dipertaruhkan. Ubed, Liana dan semua orang yang mengetahui drama mereka, dalam sekejab menjadi buruk di mata Arina."Ya, Ma." Fay mengucap lemah. Selemah hatinya sekarang. Dia yang inscure terhadap pandangan Liana padanya, memaksakan diri ingin merengkuh putera kandungnya. "Tadi aku memeriksa data pribadi milik anak Ubed. Dan ...." Suara Fay terjeda."Dan?""Dan ternyata benar. Nama bapak kandung Ali adalah namaku. Itu mereka
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Sifat Ayah dan Anak

"Assalamualaikum Ali." Fay mengucap sambil tersenyum pada orang yang tampak syok di depannya."Waalaikumsalam. Pak Fay, dari mana tahu rumah saya?" Ali meraih tangan pria tersebut. Namun, Fay malah memeluknya erat tanpa menjawab. Mata Ali melebar kaget.Dia memilih diam. Namun, pelukan itu terasa lama. Hingga ia memanggil pria tersebut."Pak.""Ah, ya. Maaf." Fay menjauhkan tubuhnya. Ia lupa diri karena emosi. "Kamu pasti bingung. Ini karena saya ingat anak saya, melihat dan dekat dengan anak sepupu saya, tiba-tiba saja membuat saya ingat bahwa harusnya anak saya seumuran kamu."Ali mengangguk kecil, memberitahu bahwa hal itu tak masalah baginya. Ia terus saja menepis pikiran tidak-tidak mengenai masa lalu Fay dan kedua orang tuanya. 'Tidak, kronologi mereka berbeda.'"Saya lihat di data mahasiswa." Fay menjawab tanpa ragu. Tak terlihat sedikit pun beban di wajahnya. Melainkan kebahagiaan berhadapan dengan Ali, kali pertama setelah tahu pemuda tersebut adalah puteranya."Bi, kenapa ga
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Kebat Kebit

Ghaza yang terus menatap Alhesa, teralihkan fokus ketika melihat Ali berlarian ke arah gadis yang sedari tadi diperhatikannya diam-diam. Dia sengaja menjaga jarak agar tak membuat Alhesa merasa tidak nyaman.Gadis itu berbalik ketika mendengar seseorang yang datang mendekat. Takut jika pria yang tadi nekad mengikutinya. Saat menoleh Ali sudah berdiri dari jarak dekat. Dan ... dia melihat sosok lain. Pria yang tadi membantunya. Siapa dia? Kenapa mengikutinya sejauh ini? Mungkinkah ada something? Alhesa menggeleng, menepis pikiran-pikiran anehnya. Dia tahu ini pasti efek belum terbiasa bertemu pria."Mbak, apa perlu sesuatu?" tanya Ali yang napasnya masih terengah akibat berlari."Em, nggak. Li. Cuma lupa aja tadi gak siapin KK. Jadi mau pulang aja, deh. Kalau sudah selesai semua, baru aku ikut kelas.""Loh, kenapa gak minta tolong sama orang rumah? Biar fotoin KK-nya? Apa aku perlu menelepon Fozee. Dia tadi mau ke pesantren sama umi.""Oh, gak usah, Li!" Alhesa menyergah. "Sku mau pula
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
27
DMCA.com Protection Status